Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera menyiapkan konsep penataan Makam Bintaro agar bisa menjadi objek wisata religi andalan yang lebih representatif.
"Untuk penataan, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) yang menangani masalah pemakaman," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Jumat.
Hal tersebut disampaikan menanggapi masukan dari Abah Salim, salah satu petugas pengelola di Makam Bintaro yang meminta pemerintah kota dapat melakukan penataan seperti halnya Makam Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela.
Makam Bintaro merupakan salah satu makam yang dikeramatkan warga sehingga makam tersebut tidak pernah sepi dari peziarah yang tidak hanya dari Kota Mataram tapi juga dari luar daerah bahkan luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Bahkan seringkali peziarah datang menggunakan bus-bus besar namun karena gapura pintu masuk terlalu pendek, bus pariwisata tidak bisa masuk sehingga bus parkir di badan jalan dan berdampak pada kemacetan arus lalu lintas.
Menyikapi hal itu, Cahya berkomitmen penataan Makam Bintaro akan menjadi prioritas ke depan baik untuk sarana prasarana seperti toilet, musala, air bersih, tempat parkir, akses masuk, dan lainnya.
"Apa yang menjadi masukan pengelola menjadi atensi kami untuk mengusulkan program penataan ke depan," katanya.
Selain itu, lanjut Cahya, salah satu hal yang paling penting dalam menata sebuah makam keramat adalah hikayat atau sejarah seorang ulama yang dimakamkan guna membangun semangat pengelola dan pengunjung.
Hikayat tentang sejarah ulama penyebar ajaran agama Islam yang dimakamkan di Makam Bintaro yakni Habib Husen bin Umar Al Mashur harus digali dari para tokoh agama dan ulama yang ada hingga beliau bisa dimakamkan di Bintaro.
"Itu akan kita himpun dan narasikan untuk kemudian ditempel dekat makam agar para peziarah bisa tahu dan dapat meneladani beliau," katanya.
Cahya mengatakan, penataan makam religi dalam APBD murni 2024 memang belum dialokasikan, tapi pihaknya akan coba mengusulkan anggaran pada APBD perubahan 2024.
"Besaran kebutuhan anggaran kami sesuaikan dengan kemampuan daerah, yang penting sekarang kami siapkan konsep desain penataan terlebih dahulu," katanya.
"Untuk penataan, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) yang menangani masalah pemakaman," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Jumat.
Hal tersebut disampaikan menanggapi masukan dari Abah Salim, salah satu petugas pengelola di Makam Bintaro yang meminta pemerintah kota dapat melakukan penataan seperti halnya Makam Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela.
Makam Bintaro merupakan salah satu makam yang dikeramatkan warga sehingga makam tersebut tidak pernah sepi dari peziarah yang tidak hanya dari Kota Mataram tapi juga dari luar daerah bahkan luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Bahkan seringkali peziarah datang menggunakan bus-bus besar namun karena gapura pintu masuk terlalu pendek, bus pariwisata tidak bisa masuk sehingga bus parkir di badan jalan dan berdampak pada kemacetan arus lalu lintas.
Menyikapi hal itu, Cahya berkomitmen penataan Makam Bintaro akan menjadi prioritas ke depan baik untuk sarana prasarana seperti toilet, musala, air bersih, tempat parkir, akses masuk, dan lainnya.
"Apa yang menjadi masukan pengelola menjadi atensi kami untuk mengusulkan program penataan ke depan," katanya.
Selain itu, lanjut Cahya, salah satu hal yang paling penting dalam menata sebuah makam keramat adalah hikayat atau sejarah seorang ulama yang dimakamkan guna membangun semangat pengelola dan pengunjung.
Hikayat tentang sejarah ulama penyebar ajaran agama Islam yang dimakamkan di Makam Bintaro yakni Habib Husen bin Umar Al Mashur harus digali dari para tokoh agama dan ulama yang ada hingga beliau bisa dimakamkan di Bintaro.
"Itu akan kita himpun dan narasikan untuk kemudian ditempel dekat makam agar para peziarah bisa tahu dan dapat meneladani beliau," katanya.
Cahya mengatakan, penataan makam religi dalam APBD murni 2024 memang belum dialokasikan, tapi pihaknya akan coba mengusulkan anggaran pada APBD perubahan 2024.
"Besaran kebutuhan anggaran kami sesuaikan dengan kemampuan daerah, yang penting sekarang kami siapkan konsep desain penataan terlebih dahulu," katanya.