Lombok Timur (ANTARA) - Seorang ayah berinisial Sr (40) warga Belanting Kecamatan Sambalia Lombok Timur tega menggauli anak kandungnya sejak sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga hamil dan melahirkan.

Saat pelaku ditemui media ini, ia tak menampik dan membantah kalau dirinya telah menodai darah dagingnya sendiri. Aksi bejatnya tersebut di lakukan sejak korban masih di bangku sekolah.

Aksi bejat tersebut dilakukan pelaku di rumahnya sendiri, ketika ibu dan adiknya sudah tidur di dalam kamar. Sementara korban selalu tidur di kamar tamu depan TV, dan aksi biadab ayah kandung inip un, dilakukan sepulang dari bekerja.

"Sejak Kelas III SMP menyetubuhi korban," kata pelaku saat ditemui di Polres Lotim, Jumat.

Baca juga: Hamili anak kandungnya, Seorang ayah di Lombok Timur diamuk warga

Tanpa berkomentar, hanya anggukan kepala kalau dirinya yang merenggut keperawanan anaknya. 

Terhadap ulah pelaku ini pun, siapa saja yang bertemu, mereka ingin menumbuk pelaku, yang dinilai telah tega menggauli anak kandungnya sendiri, tak hanya masyarakat. Aparat pun pasti akan merasa marah atas ulah pelaku tersebut, tetapi biarlah hukum yang memutuskan. 

Salah seorang anggota polisi bercerita, terkait kasus  ini, sejak kasusnya diketahui warga, pelaku mendatangi Polres Lotim, menggunakan sepeda motor mengamankan diri, sementara warga menduga kalau terduga pelaku telah diamankan polisi.

Tanpa dinyana, sebelum dihajar warga, terduga pelaku pulang ke rumahnya tanpa diketahui petugas piket dan kepulangan terduga ini dengan alasan ditelepon istrinya.

Apesnya, saat berada di rumahnya, ada warga yang melihat terduga pelaku dan mengundang warga lain datang ke rumahnya. Saat melihat pelaku, emosi warga memuncak dan beramai ramai menghajar pelaku. 

Di sela amukan massa tersebut, pelaku sempat mengaku kalau dirinya pulang menggunakan sepeda motor diantar dengan menyebut nama salah seorang anggota. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan sepeda motor yang digunakan tersebut agar tidak dirusak dan dibakar warga.

Karena usut punya usut sepeda motor tersebut ternyata milik pelaku sendiri yang dibuktikan dengan kepemilikan BPKB.

"Kasihan nama anggota yang disebut diperiksa Propam, sementara mereka tidak tahu apa apa " sebutnya, dengan nada emosi melihat terduga pelaku," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, saat pelaku di bawa anggota ke Polres, warga  meminta agar mereka sendiri yang membawa pelaku ke Polres, dan warga bersama Kepala Lingkungan dan Kades pun datang ke Polres Lotim, untuk meminta kejelasan kasus tersebut.

"Kedatangan warga bersama Kaling, Kades ke Polres, ingin mengetahui kejelasan status terduga pelaku," katanya.

Karena kesalahpahaman ini sempat membuat warga marah, namun, setelah di jelaskan, baru mereka paham, setelah itu warga pun membubarkan diri.

"Yang jelas kasus ini tetap di proses, tinggal menunggu pelapor saja, dan aparat desa dan kepala desa telah diminta untuk membantu agar korban mau datang untuk melapor," katanya.


 

Pewarta : ANTARA NTB
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024