Mataram, NTB (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sedang melakukan pendataan dan analisis terhadap kondisi konstruksi 3.300 titik penerangan jalan umum (PJU) sebagai langkah antisipasi kerusakan, tiang roboh, dan dampak lainnya.
"Dari hasil analisis kita ingin tahu sampai kapan kemampuan konstruksi PJU, agar tidak menimbulkan bahaya ke depan," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mataram Zulkarwin di Mataram, NTB, Selasa.
Kegiatan analisis itu dilakukan karena pihaknya tidak ingin kejadian robohnya tiang PJU di Jalan Udayana terulang lagi.
Baca juga: Dishub Mataram menerapkan sistem kerja respon cepat tangani PJU
Robohnya tiang PJU di Udayana itu kemungkinan dipicu karena konstruksi keropos akibat terus disiram air karena bagian bawah merupakan taman median jalan.
Dikatakan, analisis PJU juga dilakukan terhadap PJU gawang yang membentang di sejumlah ruas jalan seperti di Jalan Catur Warga, akan diganti dan mengikuti konstruksi sesuai aturan dari Kementerian Perhubungan.
"Kita akan gunakan konstruksi yang lebih kuat mengedepankan sinar tapi minim aksesori," katanya.
Selain itu, pendataan juga dilakukan pada beberapa ruas jalan yang masih gelap atau membutuhkan PJU seperti Jalan Nangka dan Tohpati disebabkan belum adanya jaringan induk ke kawasan tersebut.
Baca juga: Penggunaan PJU tenaga surya upaya mitigasi bencana di Mataram
Kegiatan analisis juga, tambahnya, sekaligus mencari titik baru untuk pemasangan PJU tenaga surya. Untuk PJU panel surya saat ini baru terpasang sebanyak 116 titik di Jalan Lingkar Selatan kawasan Taman Loang Baloq.
"PJU tenaga surya ini, memang harus dipasang pada tempat yang bebas dari pohon pelindung seperti di Jalan Lingkar Selatan dan Lingkar Utara," katanya.
Di sisi lain, katanya, untuk melakukan pengawasan terhadap kondisi PJU di Kota Mataram, Dishub menyiagakan tiga regu piket dibagi tiga sif aktif melakukan kontrol dan melihat titik-titik PJU yang bermasalah.
Apakah itu masalah pada jaringan kabel, bola lampu, maupun tiang PJU, dan masalah-masalah lainnya.
Baca juga: Pemasangan PJU tenaga surya di Mataram dianggarkan Rp10 miliar
Namun karena keterbatasan petugas Dishub, pihaknya juga membuka layanan pengaduan ketika ada masalah dengan PJU yang tidak bisa menyala atau masalah lain.
"Warga bisa lapor melali aparat terdekat dan petugas kami siap tindaklanjuti," katanya.
Lebih jauh Zulkarwin mengatakan, sebanyak 3.300 titik PJU yang tersebar di enam kecamatan se-Kota Mataram sudah menggunakan meterisasi dan dapat dikatakan 100 persen menyala.
Hanya saja, kadang ketika malam ada jaringan atau MCB terganggu sehingga berdampak pada PJU mati atau tegangan turun. "Itulah yang menjadi tugas, tim yang kami siagakan," katanya.
Zulkarwin menambahkan Dinas Perhubungan hanya bertanggung jawab pada 3.300 titik PJU, sedangkan untuk penerangan jalan umum lingkungan (PJUL) menjadi ranah Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) yang saat ini tercatat sekitar 13.000 titik di 325 lingkungan se-Kota Mataram.
Baca juga: Dishub Mataram mengusulkan bantuan penerang jalan umum tenaga surya
"Dari hasil analisis kita ingin tahu sampai kapan kemampuan konstruksi PJU, agar tidak menimbulkan bahaya ke depan," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mataram Zulkarwin di Mataram, NTB, Selasa.
Kegiatan analisis itu dilakukan karena pihaknya tidak ingin kejadian robohnya tiang PJU di Jalan Udayana terulang lagi.
Baca juga: Dishub Mataram menerapkan sistem kerja respon cepat tangani PJU
Robohnya tiang PJU di Udayana itu kemungkinan dipicu karena konstruksi keropos akibat terus disiram air karena bagian bawah merupakan taman median jalan.
Dikatakan, analisis PJU juga dilakukan terhadap PJU gawang yang membentang di sejumlah ruas jalan seperti di Jalan Catur Warga, akan diganti dan mengikuti konstruksi sesuai aturan dari Kementerian Perhubungan.
"Kita akan gunakan konstruksi yang lebih kuat mengedepankan sinar tapi minim aksesori," katanya.
Selain itu, pendataan juga dilakukan pada beberapa ruas jalan yang masih gelap atau membutuhkan PJU seperti Jalan Nangka dan Tohpati disebabkan belum adanya jaringan induk ke kawasan tersebut.
Baca juga: Penggunaan PJU tenaga surya upaya mitigasi bencana di Mataram
Kegiatan analisis juga, tambahnya, sekaligus mencari titik baru untuk pemasangan PJU tenaga surya. Untuk PJU panel surya saat ini baru terpasang sebanyak 116 titik di Jalan Lingkar Selatan kawasan Taman Loang Baloq.
"PJU tenaga surya ini, memang harus dipasang pada tempat yang bebas dari pohon pelindung seperti di Jalan Lingkar Selatan dan Lingkar Utara," katanya.
Di sisi lain, katanya, untuk melakukan pengawasan terhadap kondisi PJU di Kota Mataram, Dishub menyiagakan tiga regu piket dibagi tiga sif aktif melakukan kontrol dan melihat titik-titik PJU yang bermasalah.
Apakah itu masalah pada jaringan kabel, bola lampu, maupun tiang PJU, dan masalah-masalah lainnya.
Baca juga: Pemasangan PJU tenaga surya di Mataram dianggarkan Rp10 miliar
Namun karena keterbatasan petugas Dishub, pihaknya juga membuka layanan pengaduan ketika ada masalah dengan PJU yang tidak bisa menyala atau masalah lain.
"Warga bisa lapor melali aparat terdekat dan petugas kami siap tindaklanjuti," katanya.
Lebih jauh Zulkarwin mengatakan, sebanyak 3.300 titik PJU yang tersebar di enam kecamatan se-Kota Mataram sudah menggunakan meterisasi dan dapat dikatakan 100 persen menyala.
Hanya saja, kadang ketika malam ada jaringan atau MCB terganggu sehingga berdampak pada PJU mati atau tegangan turun. "Itulah yang menjadi tugas, tim yang kami siagakan," katanya.
Zulkarwin menambahkan Dinas Perhubungan hanya bertanggung jawab pada 3.300 titik PJU, sedangkan untuk penerangan jalan umum lingkungan (PJUL) menjadi ranah Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) yang saat ini tercatat sekitar 13.000 titik di 325 lingkungan se-Kota Mataram.
Baca juga: Dishub Mataram mengusulkan bantuan penerang jalan umum tenaga surya