Bali (ANTARA) - Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran (Unpad) Yudi Nurul Ihsan menilai, budi daya perikanan di laut mampu menjadi masa depan perikanan Indonesia, karenanya dibutuhkan dukungan berbagai pihak terkait upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan program itu.
 
"Ide Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saya kira perlu didukung tentang upaya untuk budi daya perikanan. Budi daya khususnya mariculture (budi daya di laut) bisa jadi masa depan perikanan," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Bali, Kamis.

Menurutnya, ke depan tidak bisa lagi menggantungkan dari pemanfaatan sumber daya di alam atau perikanan tangkap, sebab kalau terus dieksploitasi potensi dapat menurun, sementara potensi perikanan budi daya masih terbuka lebar.
 
Menurut data yang dimilikinya, Indonesia memiliki lahan untuk pengembangan budidaya perikanan di laut sekitar 24 juta hektare, dan yang baru dimanfaatkan rata-rata di bawah 5 persen.
 
Selain potensi lahan budidaya laut yang besar, komoditas yang bisa dikembangkan juga beragam, di antaranya lobster, abalone, kerapu, rumput laut, bahkan tuna sirip kuning yang memiliki nilai jual tinggi di pasar domestik maupun global.
 
KKP memiliki program untuk pengembangan budi daya perikanan di Indonesia lewat membangun modeling budi daya berkelanjutan untuk komoditas unggulan ekspor, yaitu udang, rumput laut, dan nila salin yang sudah beroperasi saat ini di Kebumen, Wakatobi, dan Karawang.

Baca juga: Startup Aruna mendorong pengembangan skill berbasis keberlanjutan
Baca juga: Jaga kelestarian, Kuota wisata di kawasan konservasi nasional kini diatur
 
"Khusus ikan tuna, kita punya potensi bahkan untuk menyiapkan indukan tuna sirip kuning. Laut Banda, selatan Bali, Jawa, barat Sumatera utamanya di sana besar sekali potensinya. Kita bisa kembangkan model budi daya dengan keramba jaring apung di laut. Gondol (Bali) saya rasa bisa dijadikan salah satu model untuk budi daya ikan tuna sirip kuning, mulai dari indukannya, pemijahannya," katanya.
 
Di samping itu, upaya Menteri Trenggono menggandeng negara yang lebih maju teknologi budidaya perikanannya seperti Vietnam dan Jepang dinilainya menjadi keputusan tepat untuk mendorong pengembangan budidaya berkelanjutan di Indonesia.
 
Langkah tersebut sudah dibuktikan oleh Vietnam pada tahun 1970an yang berani belajar ke negara yang lebih baik teknologi perikanan budi daya.



 
 

Pewarta : Sinta Ambarwati
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024