Lombok Barat, NTB (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nurhidayah meluncurkan buku berjudul "Jalan Baru Pariwisata Lombok Barat".
Nurhidayah mengatakan ide awal diterbitkannya buku setebal 164 halaman itu, karena keprihatinannya selama ini pemerintah provinsi (pemprov) lebih banyak mempromosikan destinasi di Lombok Tengah. Akibatnya ikon pariwisata Provinsi NTB, yang sedari awal digaungkan yakni Pantai Senggigi, justru terkesan dilupakan
"Saya ini sempat jalan-jalan ke Jakarta, tapi sebagian besar warga di sana, mereka tahunya ada Mandalika, padahal Mandalika itu baru dikenalkan karena ada balap MotoGP. Inilah akibat dari promosi besar-besaran yang dilakukan. Di sini, jujur saya miris kok bisa, ada sedikit yang tahu soal Pantai Senggigi," ujarnya saat peluncuran buku itu di Lombok Barat, Senin.
Dari hasil penelusuran yang kawasan Pantai Senggigi banyak dilupakan wisatawan karena kurang terang alias gelap pada malam hari dan kotor. "Jadi, sisi gelap ini yang membuat saya tergugah karena potensi pariwisata Lombok Barat ini sangat tinggi dengan memiliki paket pariwisata yang lengkap," ucapnya.
Dari 119 desa di Lombok Barat, kata dia, umumnya potensi pariwisata Lombok Barat itu tersebar dari mulai kawasan Pantai Mangsit di Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, hingga Pantai Nambung di Sekotong.
Ratusan desa di Lombok Barat itu, lanjutnya, memiliki keunikan destinasi wisata yang menarik yakni agrowisata di Sesaot di Lingsar hingga Kebon Melon di Kebon Ayu, Kecamatan Gerung.
"Selama ini perhatian destinasi wisata oleh Pemda Lombok Barat tidak maksimal dan kurang perhatian saja. Maka saya mencoba menggagas untuk mengenalkan wisata Lombok Barat untuk mengulangi sejarah kebangkitan pariwisata Lombok Barat kedepannya melalui buku yang saya buat ini," katanya.
Lebih lanjut, kata dia, pariwisata Lombok Barat justru masih banyak yang belum dieksplorasi. Karena itu buku tersebut mengenalkan dan memotret 64 destinasi wisata unggulan di wilayah itu, seperti tujuh Gili yang lebih indah antara lain Gili Nanggu di Sekotong yang memiliki keunikan menyelam di bawah laut, kawasan Bangko-bangko sebagai kawasan terbaik untuk berselancar di dunia.
"Banyak destinasi indah di Lombok Barat yang belum dikenal dan ingin lebih lagi kita kenalkan ke wisatawan. Ini adalah upaya kita untuk membangkitkan kejayaan pariwisata Lombok Barat utamanya kawasan Senggigi," ucapnya.
Baca juga: Dispar Lombok Barat beri pelatihan pengurus BUMDes
Baca juga: Kemenparekraf dukung pemulihan pariwisata di Lombok Barat
Sementara itu Penjabat (Pj) Sekda Lombok Barat Fauzan Husnadi mengaku kaget bahwa Ketua DPRD Lombok Barat yang dikenal piawai memimpin rapat di gedung DPRD setempat justru bisa menyempatkan waktu untuk menulis sebuah buku di tengah kesibukannya.
Karena itu pihaknya mendukung pelaksanaan peluncuran buku tersebut. "Jadi Senggigi Reborn, untuk mengembalikan kejayaan Senggigi. Dan itu, kita mulai karena potensi kita luar biasa, karena ada komitmen besar untuk kita lakukan perbaikan pariwisata. Yakni dengan menggandeng semua pihak pariwisata," jelas Fauzan.
Nurhidayah mengatakan ide awal diterbitkannya buku setebal 164 halaman itu, karena keprihatinannya selama ini pemerintah provinsi (pemprov) lebih banyak mempromosikan destinasi di Lombok Tengah. Akibatnya ikon pariwisata Provinsi NTB, yang sedari awal digaungkan yakni Pantai Senggigi, justru terkesan dilupakan
"Saya ini sempat jalan-jalan ke Jakarta, tapi sebagian besar warga di sana, mereka tahunya ada Mandalika, padahal Mandalika itu baru dikenalkan karena ada balap MotoGP. Inilah akibat dari promosi besar-besaran yang dilakukan. Di sini, jujur saya miris kok bisa, ada sedikit yang tahu soal Pantai Senggigi," ujarnya saat peluncuran buku itu di Lombok Barat, Senin.
Dari hasil penelusuran yang kawasan Pantai Senggigi banyak dilupakan wisatawan karena kurang terang alias gelap pada malam hari dan kotor. "Jadi, sisi gelap ini yang membuat saya tergugah karena potensi pariwisata Lombok Barat ini sangat tinggi dengan memiliki paket pariwisata yang lengkap," ucapnya.
Dari 119 desa di Lombok Barat, kata dia, umumnya potensi pariwisata Lombok Barat itu tersebar dari mulai kawasan Pantai Mangsit di Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, hingga Pantai Nambung di Sekotong.
Ratusan desa di Lombok Barat itu, lanjutnya, memiliki keunikan destinasi wisata yang menarik yakni agrowisata di Sesaot di Lingsar hingga Kebon Melon di Kebon Ayu, Kecamatan Gerung.
"Selama ini perhatian destinasi wisata oleh Pemda Lombok Barat tidak maksimal dan kurang perhatian saja. Maka saya mencoba menggagas untuk mengenalkan wisata Lombok Barat untuk mengulangi sejarah kebangkitan pariwisata Lombok Barat kedepannya melalui buku yang saya buat ini," katanya.
Lebih lanjut, kata dia, pariwisata Lombok Barat justru masih banyak yang belum dieksplorasi. Karena itu buku tersebut mengenalkan dan memotret 64 destinasi wisata unggulan di wilayah itu, seperti tujuh Gili yang lebih indah antara lain Gili Nanggu di Sekotong yang memiliki keunikan menyelam di bawah laut, kawasan Bangko-bangko sebagai kawasan terbaik untuk berselancar di dunia.
"Banyak destinasi indah di Lombok Barat yang belum dikenal dan ingin lebih lagi kita kenalkan ke wisatawan. Ini adalah upaya kita untuk membangkitkan kejayaan pariwisata Lombok Barat utamanya kawasan Senggigi," ucapnya.
Baca juga: Dispar Lombok Barat beri pelatihan pengurus BUMDes
Baca juga: Kemenparekraf dukung pemulihan pariwisata di Lombok Barat
Sementara itu Penjabat (Pj) Sekda Lombok Barat Fauzan Husnadi mengaku kaget bahwa Ketua DPRD Lombok Barat yang dikenal piawai memimpin rapat di gedung DPRD setempat justru bisa menyempatkan waktu untuk menulis sebuah buku di tengah kesibukannya.
Karena itu pihaknya mendukung pelaksanaan peluncuran buku tersebut. "Jadi Senggigi Reborn, untuk mengembalikan kejayaan Senggigi. Dan itu, kita mulai karena potensi kita luar biasa, karena ada komitmen besar untuk kita lakukan perbaikan pariwisata. Yakni dengan menggandeng semua pihak pariwisata," jelas Fauzan.