Mataram (ANTARA) - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nusa Tenggara Barat, Sahdan, mengapresiasi kolaborasi dan sinergisitas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) bersama SMKN 3 Mataram dalam menghadirkan bengkel konversi bersertifikat pertama di NTB.
Kehadiran bengkel konversi yang saat ini telah mengantongi sertifikat grade B dari Kementerian Perhubungan ini, kata Sahdan, merupakan langkah signifikan dalam melahirkan ekosistem kendaraan ramah lingkungan dan meningkatkan minat masyarakat terhadap electric vehicle.
"Program ini butuh perjuangan, butuh kerja keras, khususnya dari sisi mengubah mindset masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik. Karena untuk mengubah kebiasaan itu bukan hal yang mudah, baik dari sisi pemerintah melalui regulasi maupun masyarakat sebagai pelaku," kata Sahdan.
Untuk suksesnya program ini, Sahdan mengatakan, perlu sinergisitas dari seluruh stakeholder yang terlibat, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, sampai industri kendaraan listrik agar ekosistem kendaraan listrik dapat terus tumbuh dan pada akhirnya mencapai Net-Zero Emission (NZE) di tahun 2060.
"Kami selalu menyampaikan 'No Emisi Yes Konversi'. Ini adalah jargon yang kita terus suarakan. Apalagi pemerintah memberikan subsidi terhadap konversi. Artinya ada bantuan pemerintah supaya masyarakat mau mengkonversi," ujar Sahdan.
Kehadiran PT PLN (Persero) UIP Nusra juga, kata Sahdan, merupakan intervensi krusial dalam kelahiran ekosistem EV. PLN menempati peran vital dalam melahirkan SDM yang kompeten serta peralatan yang memadai dalam perakitan konversi.
"Sedikit demi sedikit kita akan menjamah ke (sekolah) yang lebih luas. Semoga program kerja sama PLN dengan SMK 3 Mataram ini bisa dilaksanakan dengan baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas," ujar Sahdan.
Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, mengatakan sertifikat grade B dari Kementerian Perhubungan untuk bengkel konversi SMKN 3 Mataram menjadi hadiah atas ketekunan para siswa, guru, dan seluruh stakeholder yang terlibat dalam program konversi.
Namun demikian, kata dia, hadirnya bengkel konversi bukanlah tujuan akhir, melainkan awal yang penting dalam membangun kebiasaan masyarakat terhadap kendaraan listrik.
"Bengkel konversi ini menjadi prasarana fundamental dalam menumbuhkan minat masyarakat, khususnya di NTB, terhadap transisi kendaraan BBM ke kendaraan listrik berbasis baterai," ucap Abdul.
Kehadiran bengkel konversi yang saat ini telah mengantongi sertifikat grade B dari Kementerian Perhubungan ini, kata Sahdan, merupakan langkah signifikan dalam melahirkan ekosistem kendaraan ramah lingkungan dan meningkatkan minat masyarakat terhadap electric vehicle.
"Program ini butuh perjuangan, butuh kerja keras, khususnya dari sisi mengubah mindset masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik. Karena untuk mengubah kebiasaan itu bukan hal yang mudah, baik dari sisi pemerintah melalui regulasi maupun masyarakat sebagai pelaku," kata Sahdan.
Untuk suksesnya program ini, Sahdan mengatakan, perlu sinergisitas dari seluruh stakeholder yang terlibat, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, sampai industri kendaraan listrik agar ekosistem kendaraan listrik dapat terus tumbuh dan pada akhirnya mencapai Net-Zero Emission (NZE) di tahun 2060.
"Kami selalu menyampaikan 'No Emisi Yes Konversi'. Ini adalah jargon yang kita terus suarakan. Apalagi pemerintah memberikan subsidi terhadap konversi. Artinya ada bantuan pemerintah supaya masyarakat mau mengkonversi," ujar Sahdan.
Kehadiran PT PLN (Persero) UIP Nusra juga, kata Sahdan, merupakan intervensi krusial dalam kelahiran ekosistem EV. PLN menempati peran vital dalam melahirkan SDM yang kompeten serta peralatan yang memadai dalam perakitan konversi.
"Sedikit demi sedikit kita akan menjamah ke (sekolah) yang lebih luas. Semoga program kerja sama PLN dengan SMK 3 Mataram ini bisa dilaksanakan dengan baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas," ujar Sahdan.
Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, mengatakan sertifikat grade B dari Kementerian Perhubungan untuk bengkel konversi SMKN 3 Mataram menjadi hadiah atas ketekunan para siswa, guru, dan seluruh stakeholder yang terlibat dalam program konversi.
Namun demikian, kata dia, hadirnya bengkel konversi bukanlah tujuan akhir, melainkan awal yang penting dalam membangun kebiasaan masyarakat terhadap kendaraan listrik.
"Bengkel konversi ini menjadi prasarana fundamental dalam menumbuhkan minat masyarakat, khususnya di NTB, terhadap transisi kendaraan BBM ke kendaraan listrik berbasis baterai," ucap Abdul.