Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana meminta agar para petugas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern Sandubaya menggunakan alat pelindung telinga agar pekerja terhindar dari gangguan pendengaran.
"Pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi modern ini seperti sebuah pabrik yang menimbulkan suara tinggi di areal TPST, jadi pekerja harus disediakan alat pelindung telinga," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa, usai kunjungan ke TPST Sandubaya untuk melihat proses uji coba pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi modern.
Dari kunjungannya itu, lanjutnya, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan evaluasi, salah satunya pemberian alat pelindung telinga bagi para pekerja.
"Kalau untuk di lingkungan sekitar, saya rasa aman sebab suaranya tidak terlalu terdengar hingga permukiman penduduk," katanya.
Baca juga: TPST modern Sandubaya Mataram diuji coba
Selain itu dari persiapan akhir pemanfaatan TPST Sandubaya, lanjutnya, sejauh ini sudah baik bahkan hampir sempurna. Baik dari penempatan sumber daya manusia, maupun infrastruktur dan fasilitas lainnya sudah tertata dengan baik dan rapi.
Sementara untuk pemeliharaan mesin-mesin, menurut dia, tidak terlalu rumit sebab mesin yang digunakan merupakan hasil pabrikan dalam negeri dan pemeliharaan bisa dilakukan semua sendiri. "Tidak ada yang menggunakan mesin digital," katanya.
Baca juga: TPST modern ditarget bisa produksi maggot satu ton sekali panen
Selain itu wali kota juga melihat proses pemilihan sampah secara otomatis sekitar 20 ton sampah masuk ke TPST itu, serta residu yang hasilnya langsung diolah menjadi pakan maggot dari sampah organik, dan batako dari limbah sampah plastik berupa kantong kresek yang sudah tidak memiliki nilai ekonomi.
"Hasilnya memang sudah hampir sempurna, ini hanya masalah waktu sebab kita juga baru mulai dan masih belajar. Jadi wajar kalau ada hal-hal yang harus kita sempurnakan agar pengelolaan maksimal," katanya.
Namun demikian, lanjut dia, dengan beroperasinya TPST Sandubaya dapat berdampak pada pengurangan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok Lombok Barat.
"Yang kita buang hanya residu yang sudah tidak bisa diolah menjadi pakan maggot, pupuk kompos, dan batako," katanya.
Baca juga: TPST Sandubaya Mataram efisiensi anggaran operasional hingga Rp2 miliar
"Pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi modern ini seperti sebuah pabrik yang menimbulkan suara tinggi di areal TPST, jadi pekerja harus disediakan alat pelindung telinga," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa, usai kunjungan ke TPST Sandubaya untuk melihat proses uji coba pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi modern.
Dari kunjungannya itu, lanjutnya, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan evaluasi, salah satunya pemberian alat pelindung telinga bagi para pekerja.
"Kalau untuk di lingkungan sekitar, saya rasa aman sebab suaranya tidak terlalu terdengar hingga permukiman penduduk," katanya.
Baca juga: TPST modern Sandubaya Mataram diuji coba
Selain itu dari persiapan akhir pemanfaatan TPST Sandubaya, lanjutnya, sejauh ini sudah baik bahkan hampir sempurna. Baik dari penempatan sumber daya manusia, maupun infrastruktur dan fasilitas lainnya sudah tertata dengan baik dan rapi.
Sementara untuk pemeliharaan mesin-mesin, menurut dia, tidak terlalu rumit sebab mesin yang digunakan merupakan hasil pabrikan dalam negeri dan pemeliharaan bisa dilakukan semua sendiri. "Tidak ada yang menggunakan mesin digital," katanya.
Baca juga: TPST modern ditarget bisa produksi maggot satu ton sekali panen
Selain itu wali kota juga melihat proses pemilihan sampah secara otomatis sekitar 20 ton sampah masuk ke TPST itu, serta residu yang hasilnya langsung diolah menjadi pakan maggot dari sampah organik, dan batako dari limbah sampah plastik berupa kantong kresek yang sudah tidak memiliki nilai ekonomi.
"Hasilnya memang sudah hampir sempurna, ini hanya masalah waktu sebab kita juga baru mulai dan masih belajar. Jadi wajar kalau ada hal-hal yang harus kita sempurnakan agar pengelolaan maksimal," katanya.
Namun demikian, lanjut dia, dengan beroperasinya TPST Sandubaya dapat berdampak pada pengurangan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok Lombok Barat.
"Yang kita buang hanya residu yang sudah tidak bisa diolah menjadi pakan maggot, pupuk kompos, dan batako," katanya.
Baca juga: TPST Sandubaya Mataram efisiensi anggaran operasional hingga Rp2 miliar