Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP tetap mengutamakan kader di tengah pengusungan pasangan calon Anies Baswedan-Mohamad Sohibul Iman dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta.
Ia menegaskan, PDIP merupakan partai yang digelorakan oleh semangat untuk mendorong kader partai melalui proses pelembagaan partai maupun sekolah partai.
"Skala prioritas utama kami adalah kader partai yang kami dorong, baru kemudian dibuka suatu ruang," ucap Hasto saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu.
Apalagi, kata dia, secara historis DKI Jakarta memiliki peran yang sangat penting secara strategis di dalam dinamika politik nasional, perekonomian nasional, sehingga PDIP akan berhati-hati mempertimbangkan dengan saksama.
Menurutnya dalam Pilkada Jakarta, yang tercepat mengusung calon belum tentu terpilih, melainkan yang melakukan kalkulasi matang, berbagai langkah konsolidasi, hingga turun ke bawah yang cenderung dipercaya rakyat.
Dengan demikian, sambung Hasto, PDIP masih akan bergerak untuk menyerap aspirasi rakyat karena partai berlambang kepala banteng tersebut tak pernah kehilangan stok pemimpin, seiring dengan adanya kaderisasi yang dilakukan.
Ia pun mencontohkan, terdapat beberapa kader PDIP yang menunggu dalam bursa Pilkada Jakarta, seperti Pramono Anung, Hendrar Prihadi (Hendi), Jenderal TNI Purnawirawan Andika Perkasa, Eriko Sotarduga, hingga Charles Honoris.
"Dulu memang ada poros tengah untuk menjegal kepemimpinan Bu Mega, tetapi kami poros rakyat saja," tuturnya.
Sebelumnya, Dewan Pimpinan Tingkat Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memutuskan mengusung pasangan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon gubernur dan Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
"Bapak Anies Rasyid Baswedan sukses menjadi Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 dengan berbagai torehan prestasi di sektor pembangunan, berhasil memajukan kota dan membahagiakan warganya. Sementara, Bapak Sohibul Iman seorang teknokrat juga cendekiawan," kata Presiden PKS Ahmad Syaikhu saat pembukaan Sekolah Kepemimpinan Partai DPP PKS, Jakarta, Selasa (25/6).
Baca juga: Anies banyak disuarakan akar rumput untuk maju Pilkada Jakarta
Baca juga: Ridwan Kamil tidak punya kompetitor di Pilkada Jabar
Dia menjelaskan keputusan DPP PKS mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman diambil dengan mempertimbangkan usulan dari struktur DPW PKS DKI Jakarta, serta mendengarkan berbagai masukan para tokoh, ulama, tokoh lintas agama, para cendekiawan, hingga masyarakat terkait Pilkada Jakarta.
Meski demikian, kata dia, PKS menyadari tidak bisa sendirian mengusung calon di pilkada karena jumlah kursi yang dimiliki belum memenuhi syarat untuk dapat mencalonkan sehingga pihaknya terus menjalin komunikasi politik dengan partai-partai lain, misalnya, Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ia menegaskan, PDIP merupakan partai yang digelorakan oleh semangat untuk mendorong kader partai melalui proses pelembagaan partai maupun sekolah partai.
"Skala prioritas utama kami adalah kader partai yang kami dorong, baru kemudian dibuka suatu ruang," ucap Hasto saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu.
Apalagi, kata dia, secara historis DKI Jakarta memiliki peran yang sangat penting secara strategis di dalam dinamika politik nasional, perekonomian nasional, sehingga PDIP akan berhati-hati mempertimbangkan dengan saksama.
Menurutnya dalam Pilkada Jakarta, yang tercepat mengusung calon belum tentu terpilih, melainkan yang melakukan kalkulasi matang, berbagai langkah konsolidasi, hingga turun ke bawah yang cenderung dipercaya rakyat.
Dengan demikian, sambung Hasto, PDIP masih akan bergerak untuk menyerap aspirasi rakyat karena partai berlambang kepala banteng tersebut tak pernah kehilangan stok pemimpin, seiring dengan adanya kaderisasi yang dilakukan.
Ia pun mencontohkan, terdapat beberapa kader PDIP yang menunggu dalam bursa Pilkada Jakarta, seperti Pramono Anung, Hendrar Prihadi (Hendi), Jenderal TNI Purnawirawan Andika Perkasa, Eriko Sotarduga, hingga Charles Honoris.
"Dulu memang ada poros tengah untuk menjegal kepemimpinan Bu Mega, tetapi kami poros rakyat saja," tuturnya.
Sebelumnya, Dewan Pimpinan Tingkat Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memutuskan mengusung pasangan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon gubernur dan Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
"Bapak Anies Rasyid Baswedan sukses menjadi Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 dengan berbagai torehan prestasi di sektor pembangunan, berhasil memajukan kota dan membahagiakan warganya. Sementara, Bapak Sohibul Iman seorang teknokrat juga cendekiawan," kata Presiden PKS Ahmad Syaikhu saat pembukaan Sekolah Kepemimpinan Partai DPP PKS, Jakarta, Selasa (25/6).
Baca juga: Anies banyak disuarakan akar rumput untuk maju Pilkada Jakarta
Baca juga: Ridwan Kamil tidak punya kompetitor di Pilkada Jabar
Dia menjelaskan keputusan DPP PKS mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman diambil dengan mempertimbangkan usulan dari struktur DPW PKS DKI Jakarta, serta mendengarkan berbagai masukan para tokoh, ulama, tokoh lintas agama, para cendekiawan, hingga masyarakat terkait Pilkada Jakarta.
Meski demikian, kata dia, PKS menyadari tidak bisa sendirian mengusung calon di pilkada karena jumlah kursi yang dimiliki belum memenuhi syarat untuk dapat mencalonkan sehingga pihaknya terus menjalin komunikasi politik dengan partai-partai lain, misalnya, Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).