Mataram (ANTARA) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) berupaya melobi kolektor barang antik Australia untuk menghibahkan koleksi kain-kain tenun yang berasal dari Nusa Tenggara Barat.

Pada 1 Juli 2024, Museum NTB menerima naskah kuno Al Quran tulisan tangan abad ke-17 dari kolektor seni asal Australia bernama Michael Abbot.

"Kami sedang melobi supaya dia juga mau menghibahkan kain-kain yang berasal dari NTB," kata Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam di Mataram, Senin.

Baca juga: Kolektor Australia hibahkan manuskrip Al Quran abad 17 ke Museum Negeri NTB

Ia mengatakan dia termasuk kolektor besar di Australia. Dia banyak membeli benda-benda koleksi. "Kami ingin dia hibahkan kembali ke Museum NTB," imbuhnya.

Museum NTB yang berada di Kota Mataram, Pulau Lombok, ini memiliki arsitektur khas rumah adat Sasak di bagian atapnya. Luas kawasan museum mencapai 8.613 meter persegi.

Beberapa koleksi museum adalah pakaian adat pernikahan, koin kuno, hingga senjata tradisional. Koleksi tertua yang dimiliki oleh museum ini adalah kapak genggam peninggalan prasejarah yang dipakai untuk menggali singkong dari Lombok Tengah.

Museum NTB memiliki 7.719 koleksi benda bersejarah yang terbagi ke dalam 10 kategori, yakni geologi, biologi, sejarah, arkeologi, naskah kuno, keramik, pangkat, mata uang, seni, dan etnografi.

Baca juga: Mudahkan pengunjung, Museum NTB digitalisiasikan benda-benda koleksi

Setiap koleksi yang memiliki kode batang atau barcode terhubung langsung ke portal dan laman Youtube, sehingga pengunjung dapat mempelajari benda-benda bersejarah dengan lebih mudah.

Lebih lanjut, Nuralam mengatakan pihaknya juga mengupayakan agar benda-benda yang tersimpan di Museum Nasional melalui skema repatriasi aset dari Belanda juga bisa kembali ke Nusa Tenggara Barat.

Salah satu koleksi berharga yang tersimpan di Museum Nasional adalah kitab Negarakertagama yang memuat gambaran lengkap tentang Kerajaan Majapahit.

Menurut Nuralam, kitab itu dibawa oleh Belanda saat menaklukkan Kerajaan Karangasem di Cakranegara.

"Itu ditemukan di Lombok. Kami berharap benda-benda (repatriasi) jangan disimpan semuanya di Museum Nasional, sebagian bisa ditaruh di Museum NTB. Seharusnya benda-benda itu jangan dilepas dari masyarakat supaya masyarakat tahu (sejarah) bendanya," pungkas Nuralam.


Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024