Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menilai kinerja perusahaan pembiayaan kembali menguat 11,21 persen secara tahunan (yoy) pada Mei 2024.
Perusahaan pembiayaan tercatat telah menyediakan piutang pembiayaan hingga Rp490,69 triliun.
“Dengan rasio non performing financing (NPF) gross 2,77 persen, di April 2024 (NPF gross) 2,82 persen, dan NPF Net (Mei 2024) sebesar 0,84 persen. Di April yang lalu 0,89 persen,” kata Agusman dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK di Jakarta, Senin.
Pertumbuhan tersebut didukung antara lain pembiayaan investasi, modal kerja, dan multiguna yang meningkat masing-masing sebesar 11,08 persen (yoy), 8,81 persen (yoy), dan 9,92 persen (yoy).
Kemudian, OJK mencatat gearing ratio perusahaan pembiayaan meningkat 2,37 kali pada Mei 2024. Pada April sebelumnya, gearing ratio tercatat 2,32 kali, masih jauh di bawah batas maksimal yakni sebesar 10 kali.
Sementara, pertumbuhan pembiayaan modal ventura di Mei 2024 terkontraksi sebesar 11,96 persen (yoy) dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp16,21 triliun.
Kemudian untuk industri fintech peer to peer (P2P) lending, Agusman merinci pertumbuhan outstanding pembiayaan di Mei 2024 terus melanjutkan peningkatan menjadi 25,44 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp64,56 triliun.
Baca juga: Edukasi pelajar dan mahasiswa, OJK gelar Olimpiade Keuangan Syariah 2024
Baca juga: OJK terus mendorong akses layanan keuangan penyandang disabilitas
Hal tersebut diikuti dengan tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) yang masih dalam kondisi terjaga di posisi 2,91 persen.
“Tingkat risiko kredit macet agregat atau TWP 90 MASIH dalam kondisi terjaga di posisi 2,91 persen. Pada April 2024, TWP 90 tercatat 2,79 persen,” ujarnya.
Perusahaan pembiayaan tercatat telah menyediakan piutang pembiayaan hingga Rp490,69 triliun.
“Dengan rasio non performing financing (NPF) gross 2,77 persen, di April 2024 (NPF gross) 2,82 persen, dan NPF Net (Mei 2024) sebesar 0,84 persen. Di April yang lalu 0,89 persen,” kata Agusman dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK di Jakarta, Senin.
Pertumbuhan tersebut didukung antara lain pembiayaan investasi, modal kerja, dan multiguna yang meningkat masing-masing sebesar 11,08 persen (yoy), 8,81 persen (yoy), dan 9,92 persen (yoy).
Kemudian, OJK mencatat gearing ratio perusahaan pembiayaan meningkat 2,37 kali pada Mei 2024. Pada April sebelumnya, gearing ratio tercatat 2,32 kali, masih jauh di bawah batas maksimal yakni sebesar 10 kali.
Sementara, pertumbuhan pembiayaan modal ventura di Mei 2024 terkontraksi sebesar 11,96 persen (yoy) dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp16,21 triliun.
Kemudian untuk industri fintech peer to peer (P2P) lending, Agusman merinci pertumbuhan outstanding pembiayaan di Mei 2024 terus melanjutkan peningkatan menjadi 25,44 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp64,56 triliun.
Baca juga: Edukasi pelajar dan mahasiswa, OJK gelar Olimpiade Keuangan Syariah 2024
Baca juga: OJK terus mendorong akses layanan keuangan penyandang disabilitas
Hal tersebut diikuti dengan tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) yang masih dalam kondisi terjaga di posisi 2,91 persen.
“Tingkat risiko kredit macet agregat atau TWP 90 MASIH dalam kondisi terjaga di posisi 2,91 persen. Pada April 2024, TWP 90 tercatat 2,79 persen,” ujarnya.