Mataram, 7/1 (Antara) - Petugas Kepolisian Resor Mataram, NTB, menduga insiden kebakaran puluhan kendaraan roda dua, yang berada di bengkel dan rumah milik Gading Laksana, merupakan akibat hubungan pendek arus listrik (korsleting) dari salah satu kendaraan.

Kasubbag Humas Polres Mataram AKP I Wayan Arnawa di Mataram, Minggu, mengatakan dugaan itu muncul berdasarkan keterangan saksi Sri Wahyuni, tetangga korban yang tinggal di seberang tempat kejadian perkara (TKP).

"Dugaannya api berasal dari korsleting salah satu sepeda motor yang kemudian menjalar ke motor lain hingga api cepat membakar seluruh isi bengkel beserta rumahnya," kata Arnawa.

Insiden kebakaran yang terjadi pada Minggu dinihari, sekitar pukul 01.15 Wita itu dapat dipadamkan sekitar satu jam kemudian, setelah petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Mataram yang dibantu aparat kepolisian dengan kendaraan "water canon" datang ke TKP.

Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun api telah menghanguskan seluruh harta benda milik korban yang tinggal di wilayah Karang Jangkong, Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram.

Menurut hasil olah TKP kepolisian pada Minggu siang, Arnawa menjelaskan bahwa ada sekitar 22 kendaraan roda dua yang ludes dilalap si jago merah. Karena itu diprediksikan kerugian korban mencapai Rp350 juta.

Namun keterangan berbeda disampaikan korban, Gading Laksana. Kepada wartawan, korban mengaku kerugiannya mencapai Rp1 miliar lebih karena kendaraan yang ada di rumah dan bengkelnya itu saja mencapai 30 unit.

"Yang ada di bengkel saja ada sekitar 25 motor, belum lagi koleksi motor balap (drag) yang ada di dalam rumah, begitu juga dengan motor pribadi. Semua habis, yang bersisa cuma pakaian yang nempel di badan saja," ujarnya.

Terkait dengan hasil identifikasi pihak kepolisian yang menduga kebakaran akibat korsleting dari salah satu kendaraan, Gading masih meragukannya, karena api kali pertamanya dia lihat muncul dari kendaraan pribadi istrinya merek Honda Vario yang disimpan di bengkel.

"Memang pertama yang saya lihat terbakar di bengkel itu motor istri saya sama motor yang ada disebelahnya, Trail KLX, tapi nyala yang paling besar itu dari motor istri saya," ucapnya.

"Tapi saya mikir, tidak mungkin api mulai dari sana, karena motor istri saya itu setelannya standar, biasa kita pakai tiap hari, tidak ada kerusakan," lanjut suami Anggota Ditlantas Polda NTB tersebut.

Lebih lanjut, korban dan warga sekitar juga menyayangkan kesiapsiagaan petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Mataram yang terkesan lamban. Padahal markas pasukan dengan jargon "pantang pulang sebelum padam" ini berkantor tidak jauh dari TKP.

Hal itu disayangkannya ketika korban berupaya menghubungi pihak pemadam kebakaran melalui nomor kontak darurat (911).

"Istri saya sudah mencoba telepon nomor darurat, tapi tidak ada respon, jadi saya langsung ke kantornya (Pemadam Kebakaran), karena dekat," ujarnya.

Setelah Gading dua kali berturut-turut mendatangi kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kota Mataram yang yang berjarak sekitar 500 meter dengan rumahnya, petugas dengan kendaraan merahnya datang ke lokasi sekitar dua puluh menit kemudian.

"Tapi pas mereka datang, malah selangnya yang ketinggalan di kantor. Karena panik, istri saya langsung minta bantuan temannya yang tugas bawa water canon, untung bantuan polisi cepat datang, kalau tidak, satu kampung bisa habis," katanya.(*)

Pewarta :
Editor : Dimas
Copyright © ANTARA 2024