Lombok Timur (ANTARA) - Seorang pemuda berinisial MR ( 20) warga Pandandure, Kecamatan Terara, Lombok Timur diduga mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun di dalam kamar rumahnya pada Senin (8/7) sekitar pukul 16.30 Wita.
Informasi yang dihimpun, korban mengakhiri hidupnya dengan cara menenggak racun. Hal itu dikarenakan dari mulut korban keluar busa. Kematian korban pertama kali ditemukan ibunya. Ia kaget saat melihat kondisi korban terbujur kaku di kamar. Selain menemukan korban sudah tak bernyawa, ia juga menemukan bungkusan karbit cair yang sudah disobek.
Sebelum ditemukan tak bernyawa, korban sebelumnya terlihat segar, dan terlihat masuk ke dalam kamar untuk istirahat siang sambil membawa botol dan gelas. Karena tak terlihat keluar sejak masuk kamar, ibunya memanggil korban untuk makan siang. Namun berkali kali memanggil tapi tidak ada sahutan, ibunya mencoba masuk ke dalam kamar korban. Saat akan masuk kunci kamar terkunci dari dalam.
Karena tidak ada sahutan, ibunya melihat korban melalui jendela. Ia kaget dan berteriak setelah melihat kondisi korban yang terbujur kaku. Warga yang mendengar teriakan saksi langsung mendatangi TKP, dan beramai-ramai mendobrak pintu kamar korban yang terkunci dari dalam tersebut.
Kasus kematian korban pun langsung dilaporkan ke polisi, dan anggota Polisi yang mendapat laporan langsung mendatangi TKP dan melakukan olah TKP. Hanya saja, pihak keluarga menolak dilakukan otopsi terhadap korban. Mereka menerima kematian korban sebagai suatu musibah.
Kapolsek Terara Iptu Sahiman melalui Kasi Humas Polres Lotim, Iptu Nicolas Oesman saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya telah menerima laporan terkait kasus penemuan mayat di wilayah Pandan Duri tersebut.
"Begitu mendapat laporan, anggota langsung mendindaklanjuti dengan mendatangi TKP dan lakukan olah TKP, termasuk melakukan visum luar oleh dokter puskesmas," katanya.
Hanya saja saat akan dilakukan otopsi, pihak keluarga menolak, yang di kuatkan dengan surat pernyataan, mereka menganggap kematian korban sebuah musibah.
"Kasusnya masih dalam penyelidikan, termasuk menyelidiki motif bunuh diri tersebut " jelasnya.
Informasi yang dihimpun, korban mengakhiri hidupnya dengan cara menenggak racun. Hal itu dikarenakan dari mulut korban keluar busa. Kematian korban pertama kali ditemukan ibunya. Ia kaget saat melihat kondisi korban terbujur kaku di kamar. Selain menemukan korban sudah tak bernyawa, ia juga menemukan bungkusan karbit cair yang sudah disobek.
Sebelum ditemukan tak bernyawa, korban sebelumnya terlihat segar, dan terlihat masuk ke dalam kamar untuk istirahat siang sambil membawa botol dan gelas. Karena tak terlihat keluar sejak masuk kamar, ibunya memanggil korban untuk makan siang. Namun berkali kali memanggil tapi tidak ada sahutan, ibunya mencoba masuk ke dalam kamar korban. Saat akan masuk kunci kamar terkunci dari dalam.
Karena tidak ada sahutan, ibunya melihat korban melalui jendela. Ia kaget dan berteriak setelah melihat kondisi korban yang terbujur kaku. Warga yang mendengar teriakan saksi langsung mendatangi TKP, dan beramai-ramai mendobrak pintu kamar korban yang terkunci dari dalam tersebut.
Kasus kematian korban pun langsung dilaporkan ke polisi, dan anggota Polisi yang mendapat laporan langsung mendatangi TKP dan melakukan olah TKP. Hanya saja, pihak keluarga menolak dilakukan otopsi terhadap korban. Mereka menerima kematian korban sebagai suatu musibah.
Kapolsek Terara Iptu Sahiman melalui Kasi Humas Polres Lotim, Iptu Nicolas Oesman saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya telah menerima laporan terkait kasus penemuan mayat di wilayah Pandan Duri tersebut.
"Begitu mendapat laporan, anggota langsung mendindaklanjuti dengan mendatangi TKP dan lakukan olah TKP, termasuk melakukan visum luar oleh dokter puskesmas," katanya.
Hanya saja saat akan dilakukan otopsi, pihak keluarga menolak, yang di kuatkan dengan surat pernyataan, mereka menganggap kematian korban sebuah musibah.
"Kasusnya masih dalam penyelidikan, termasuk menyelidiki motif bunuh diri tersebut " jelasnya.