Mataram (ANTARA) - Tim Penilai Lomba Kelompok Wanita Tani (KWT) Pemanfaatan Pekarangan tingkat Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mendorong KWT Lingkungan Perigi, Kelurahan Dasan Agung memasifkan program pemanfaatan pekarangan.

"Program pemanfaatan pekarangan di Lingkungan Perigi sudah bagus sehingga perlu ditularkan ke lingkungan lain agar lebih masif," kata Tim Penilai Lomba KWT Pemanfaatan Pekarangan tingkat Kecamatan Selaparang Theodora Junita Hutahaean di Mataram, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Theodora seusai turun lapangan melakukan penilaian ke sejumlah rumah warga di Lingkungan Perigi untuk melihat langsung kegiatan warga dalam memanfaatkan pekarangan untuk tanaman hortikultura berupa kelor, cabai, tomat, sayur-sayuran, buah, tanaman obat-obatan, serta dilengkapi dengan kolam ikan dan unggas. 

Theodora yang juga menjabat sebagai Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Selaparang mengatakan, untuk memotivasi masyarakat di lingkungan lain melaksanakan program serupa, masyarakat bisa melakukan studi tiru ke Lingkungan Perigi.

"Hasil kami turun lapangan, warga di Lingkungan Perigi memang 'genem' (suka) bercocok taman sayuran," katanya.

Pasalnya, kendati kondisi lahan di lingkungan tersebut relatif sempit, namun warga semangat bercocok tanam dengan memanfaatkan barang-barang bekas, bahkan digantung di tembok.

"Dasan Agung ini betul-betul pekarangan sempit, tapi kalau dasar warganya suka bercocok tanam, banyak cara dan inovasi yang bisa diciptakan," katanya.

Pemanfaatan pekarangan ini, dimaksudkan sebagai wadah mendukung ketahanan pangan keluarga ketika warga dalam kesulitan ekonomi, mereka bisa memenuhi kebutuhan pokok dari halaman sendiri dan tidak lagi mengeluarkan uang.

"Jadi uang yang ada bisa digunakan untuk kebutuhan lain," katanya.

Karena itu, lanjutnya, tanaman wajib yang harus dimiliki warga dalam kegiatan lomba KWT ini adalah tanaman "kece" (kelor dan cabai), sebab cabai ini menjadi salah satu komoditas yang sering menyumbang inflasi. 

Jadi apabila satu rumah tangga memiliki minimal tiga pohon cabai, maka itu bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga tersebut dan menekan inflasi ketika harga cabai naik. Apalagi jika warga bisa tanam 5 pohon bahkan lebih.

Sementara Kelor merupakan jenis sayuran yang memiliki nilai gizi tinggi dengan kandungan vitamin C yang tujuh kali lebih tinggi dari jeruk serta kalsium empat kali lebih tinggi dari kalsium pada susu dan proses taman serta perawatan relatif mudah.

"Karena itulah, dua jenis tanaman ini perlu di tanam secara masif untuk mendukung ketahanan pangan keluarga dengan pemanfaatan pekarangan," katanya.

Lebih jauh Theodora mengatakan, kegiatan Lomba KWT Pemanfaatan Pekarangan tingkat Kecamatan Selaparang ini, diikuti lima kelurahan dari 9 kelurahan se-Kecamatan Selaparang.

Masing-masing kelurahan diwakilkan satu lingkungan dan hari ini merupakan hari kedua penilaian dengan menyasar tiga lingkungan yakni Lingkungan Perigi Kelurahan Dasan Agung, Lingkungan Marong Kelurahan Karang Baru, dan Lingkungan Seraye Kelurahan Mataram Barat.

Sebelumnya pada hari Selasa (9/7-2024) dilakukan penilaian pada lingkungan di Kelurahan Monjok dan Rembiga.

"Dari 5 lingkungan ini, akan kita pilih tiga lingkungan untuk ikut lomba KWT tingkat Kota Mataram yang penilaiannya dilakukan akhir Juli 2024," katanya.

Untuk penilaian dilakukan selain terhadap koleksi tanaman dan pemanfaatan pekarangan, katanya, salah satu penilaian dalam kegiatan lomba ini adalah peran aktif kepala lingkungan mendorong warganya memanfaatkan pekarangan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. 

"Selain itu, hubungan kepala lingkungan dengan para pemangku kepentingan termasuk para kader," katanya.

Theodora mengatakan, enam kecamatan di Kota Mataram akan mengajukan tiga lingkungan untuk ikut Lomba KWT tingkat Kota Mataram sehingga peserta menjadi 18 lingkungan.

Sebanyak 18 peserta tingkat Kota Mataram ini akan diambil enam lingkungan menjadi juara satu sampai juara harapan 3 dan akan mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kota Mataram saat puncak peringatan HUT Kota Mataram pada 31 Agustus 2024.

"Kepala Lingkungan yang menjadi juara lomba KWT akan diberi penghargaan saat HUT Kota Mataram," katanya.

Sementara Kepala Lingkungan Perigi Maksud mengatakan, terpilihnya Lingkungan Perigi sebagai salah satu nominasi lomba KWT Pemanfaatan Pekarangan tingkat Kecamatan Selaparang menjadi sebuah tantangan sekaligus memotivasi warga.

"Melalui lomba ini kita bisa melihat semangat dan kekompakan warga dalam bercocok tanam dengan memanfaatkan pekarangan," katanya.

Di sisi lain, untuk memotivasi warga Lingkungan Perigi juga memiliki Kelompok Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dengan puluhan jenis koleksi tanaman hortikultura dan obat-obatan dengan ratusan pohon.

Kegiatan bercocok tanam di P2L dilakukan secara swadaya dengan melihatkan warga sekitar. Sementara hasil dari tanaman dapat diambil oleh warga namun diprioritaskan untuk ibu hamil dan menyusui sebagai salah satu upaya menekan kasus balita stunting.

"Jadi hasil panen tanaman di P2L, kita bagi-bagi gratis ke ibu hamil, menyusui, dan balita stunting untuk tambahan pemenuhan gizi," katanya. 


 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024