Mataram (Antaranews.com) - Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat akan mengoptimalkan pemeriksaan kesehatan di setiap rumah melalui posyandu sebagai antisipasi dini wabah gizi buruk maupun campak seperti yang baru terjadi di Asmat, Papua.

"Penangangan khusus kita lakukan melalui pengoptimalan pemeriksaan kesehatan ke rumah-rumah warga melalui posyandu di seluruh dusun dan lingkungan," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dikes) NTB Panca Yuniati di Mataram, Rabu.

Ia menyatakan langkah ini dilakukan sebagai antisipasi jangan sampai di NTB muncul gizi buruk, campak maupun wabah penyakit lain. Sebab, kata dia, kasus gizi buruk, tidak terjadi dengan srndirinya. Melainkan, karena ada penyakit ikutan lain atau klinis seperti kelainan jantung, sesak napas, ISPA, sehingga tubuh bayi atau balita yang terserang tidak bisa menerima dengan asupan gizi dengan sempurna.

"Banyak kasus gizi buruk bukan murni karena gizi buruk. Tapi karena ada penyakit ikutan lain," terangnya.

Memerangi gizi buruk menurutnya, Dinas Kesehatan tidak bisa sendirian, namun untuk menanganinya sangat kompleks. Sehingga, peran serta organisasi perangkat daerah (OPD) lain sangat dibutuhkan, seperti Dinas Sosial.

"Jadi tidak hanya Dinas Kesehatan tapi perlu peran serta dinas lain. Masyarakat juga harus ikut aktif terlibat mengawasi, bila ada temuan segera untuk dilaporkan sehingga segera mendapat penanganan," jelasnya.

Secara kasus, penderita gizi buruk di di tahun 2017 menurun dibanding pada tahun 2016. Di mana jumlah penderita gizi buruk di tahun 2016 tercatat sebanyak 403 orang dan tahun 2017 sebanyak 214 orang dengan 16 orang meninggal dunia.

Penderita gizi buruk tersebar di seluruh kabupaten/kota. Data per Oktober 2017, di Kota Mataram ada 31 kasus penderita gizi buruk. Kemudian Lombok Barat 30 kasus, Kabupaten Lombok Utara (KLU) 30 kasus, Lombok Tengah 24 kasus? dan Lombok Timur 60 kasus.

Kemudian di Sumbawa Barat ada 3 kasus, Sumbawa 18 kasus, Dompu 18 kasus, Kabupaten Bima 11 kasus dan Kota Bima 9 kasus. Totalnya ada 214 kasus, 109 orang berjenis kelamin laki-laki dan 105 orang perempuan. Kasus terbanyak penderita gizi buruk terjadi di Lombok Timur.

Jumlah penderita gizi buruk di NTB setiap tahun memang berhasil diturunkan. Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2005 saat kasus gizi buruk mulai mencuat, di NTB ditemukan lebih dari 3 ribu kasus. Kemudian tahun 2008 sebanyak 1.027 dan tahun 2011 ada 891 kasus. (*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2025