Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menargetkan kasus stunting di daerah ini bisa mencapai di bawah 5 persen pada akhir 2024.
"Dengan melihat upaya percepatan penurunan kasus stunting saat ini, kita optimistis akhir tahun 2024, kasus stunting di bawah 5 persen," kata Wali Kota Mataram Mohan Roliskana di Mataram, Rabu.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram saat ini mencatat kasus stunting di Kota Mataram tersisa 7,9 persen atau 1.900 balita. Jumlah itu turun dari data 2023 sebesar 8,61 persen atau lebih dari 2.000 balita.
Baca juga: Mataram fokus tangani stunting lewat Program Periode 1.000 HPK
Menurut dia, penurunan stunting itu keberhasilan program yang dijalankan di seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Kota Mataram serta pemangku kepentingan.
"Selain itu juga peran serta organisasi wanita seperti PKK, GOW, Dharma Wanita dan lainnya melalui berbagai program, termasuk peran serta dari kader di tingkat lingkungan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr Emirald Isfihan mengatakan percepatan penurunan angka stunting di daerah itu tidak hanya karena kesadaran masyarakat, akan tetapi juga kerja kolaborasi pemangku kepentingan terkait dibantu banyak pihak.
"Penurunan stunting ini, berkat kerja sama dan kolaborasi banyak pihak," katanya.
Baca juga: Kasus stunting di Mataram turun jadi 7,9 persen
Dia menjelaskan penanganan stunting di Kota Mataram melibatkan semua OPD, kemudian tugasnya dibagi kepada banyak OPD dan melibatkan pengurus PKK yang dipimpin Kinnastri Mohan Roliskana.
Selain itu, melibatkan pihak swasta dari Kota Mataram dan luar daerah, termasuk pelibatan organisasi profesi seperti notaris belum lama ini dan Mataram mendapatkan banyak bantuan untuk penanganan stunting.
"Itu menjadi bagian kerja kolaborasi, karena penyebab stunting ini dipicu banyak faktor," katanya.
Dia mengharapkan pihak-pihak lain juga berpartisipasi dan bergerak bersama melakukan berbagai upaya penurunan stunting agar target yang ditetapkan bisa tercapai.
Baca juga: Cegah stunting, Calon pengantin di Mataram diimbau periksa kesehatan
"Dengan melihat upaya percepatan penurunan kasus stunting saat ini, kita optimistis akhir tahun 2024, kasus stunting di bawah 5 persen," kata Wali Kota Mataram Mohan Roliskana di Mataram, Rabu.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram saat ini mencatat kasus stunting di Kota Mataram tersisa 7,9 persen atau 1.900 balita. Jumlah itu turun dari data 2023 sebesar 8,61 persen atau lebih dari 2.000 balita.
Baca juga: Mataram fokus tangani stunting lewat Program Periode 1.000 HPK
Menurut dia, penurunan stunting itu keberhasilan program yang dijalankan di seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Kota Mataram serta pemangku kepentingan.
"Selain itu juga peran serta organisasi wanita seperti PKK, GOW, Dharma Wanita dan lainnya melalui berbagai program, termasuk peran serta dari kader di tingkat lingkungan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr Emirald Isfihan mengatakan percepatan penurunan angka stunting di daerah itu tidak hanya karena kesadaran masyarakat, akan tetapi juga kerja kolaborasi pemangku kepentingan terkait dibantu banyak pihak.
"Penurunan stunting ini, berkat kerja sama dan kolaborasi banyak pihak," katanya.
Baca juga: Kasus stunting di Mataram turun jadi 7,9 persen
Dia menjelaskan penanganan stunting di Kota Mataram melibatkan semua OPD, kemudian tugasnya dibagi kepada banyak OPD dan melibatkan pengurus PKK yang dipimpin Kinnastri Mohan Roliskana.
Selain itu, melibatkan pihak swasta dari Kota Mataram dan luar daerah, termasuk pelibatan organisasi profesi seperti notaris belum lama ini dan Mataram mendapatkan banyak bantuan untuk penanganan stunting.
"Itu menjadi bagian kerja kolaborasi, karena penyebab stunting ini dipicu banyak faktor," katanya.
Dia mengharapkan pihak-pihak lain juga berpartisipasi dan bergerak bersama melakukan berbagai upaya penurunan stunting agar target yang ditetapkan bisa tercapai.
Baca juga: Cegah stunting, Calon pengantin di Mataram diimbau periksa kesehatan