Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat mengimbau pasangan muda mudi yang akan melangsungkan pernikahan atau calon pengantin agar memeriksakan kesehatannya sebagai salah satu upaya mencegah "stunting".
"Calon pengantin dapat melakukan cek kesehatan di 11 puskesmas terdekat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Rabu.
Dia menjelaskan, untuk mengoptimalkan program tersebut, Dinkes Kota Mataram bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram, untuk setiap calon pengantin harus melengkapi surat sehat dari puskesmas.
Dengan demikian, petugas medis di puskesmas dapat melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa, gizi, reproduksi, termasuk untuk mencegah adanya penyakit menular yang dapat terjadi saat berhubungan intim.
"Selain itu, calon pengantin juga akan diberikan vaksinasi," katanya.
Lebih jauh Emirald juga mengatakan, pemeriksaan kesehatan calon pengantin ini salah satu upaya untuk menarik permasalahan "stunting" atau balita kerdil dari hulu.
Pasalnya, kasus stunting muncul karena disebabkan banyak faktor selain kemiskinan, pola asuh, juga sangat terkait dengan kesiapan calon pengantin.
Karena bisa jadi, lanjut Emirald, pengantin itu belum masuk usia siap menikah, tidak memeriksakan diri sebelum menikah, dan belum lengkap vaksinasi serta imunisasi.
"Karena itulah, pemeriksaan kesehatan calon pengantin ini sangat penting dilakukan," katanya.
Calon pengantin yang sehat, lanjutnya, dapat mempengaruhi kondisi ibu dan suami yang sehat juga, sehingga ketika ibu hamil mampu menjaga kesehatan bagi janin dan bayi dengan pola hidup dan pola makan yang sehat serta teratur.
"Kondisi itu dapat mempengaruhi pengurangan kasus stunting, sebab ibu yang sehat akan melahirkan bayi yang sehat, kuat, bebas stunting," katanya.
Berdasarkan data terakhir Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, mencatat pada Januari 2024 kasus stunting tercatat sebanyak 8,61 persen atau sekitar 2.000 balita.
Saat ini Dinkes Kota Mataram sedang melakukan validasi data stunting secara riil dengan mengumpulkan 2.000 balita yang masuk kategori stunting.
"Insya Allah, akhir bulan Juni 2024 balita stunting akan kita kumpulkan untuk mendapatkan data riil dengan melibatkan sejumlah pihak terkait," katanya.
"Calon pengantin dapat melakukan cek kesehatan di 11 puskesmas terdekat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Rabu.
Dia menjelaskan, untuk mengoptimalkan program tersebut, Dinkes Kota Mataram bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram, untuk setiap calon pengantin harus melengkapi surat sehat dari puskesmas.
Dengan demikian, petugas medis di puskesmas dapat melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa, gizi, reproduksi, termasuk untuk mencegah adanya penyakit menular yang dapat terjadi saat berhubungan intim.
"Selain itu, calon pengantin juga akan diberikan vaksinasi," katanya.
Lebih jauh Emirald juga mengatakan, pemeriksaan kesehatan calon pengantin ini salah satu upaya untuk menarik permasalahan "stunting" atau balita kerdil dari hulu.
Pasalnya, kasus stunting muncul karena disebabkan banyak faktor selain kemiskinan, pola asuh, juga sangat terkait dengan kesiapan calon pengantin.
Karena bisa jadi, lanjut Emirald, pengantin itu belum masuk usia siap menikah, tidak memeriksakan diri sebelum menikah, dan belum lengkap vaksinasi serta imunisasi.
"Karena itulah, pemeriksaan kesehatan calon pengantin ini sangat penting dilakukan," katanya.
Calon pengantin yang sehat, lanjutnya, dapat mempengaruhi kondisi ibu dan suami yang sehat juga, sehingga ketika ibu hamil mampu menjaga kesehatan bagi janin dan bayi dengan pola hidup dan pola makan yang sehat serta teratur.
"Kondisi itu dapat mempengaruhi pengurangan kasus stunting, sebab ibu yang sehat akan melahirkan bayi yang sehat, kuat, bebas stunting," katanya.
Berdasarkan data terakhir Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, mencatat pada Januari 2024 kasus stunting tercatat sebanyak 8,61 persen atau sekitar 2.000 balita.
Saat ini Dinkes Kota Mataram sedang melakukan validasi data stunting secara riil dengan mengumpulkan 2.000 balita yang masuk kategori stunting.
"Insya Allah, akhir bulan Juni 2024 balita stunting akan kita kumpulkan untuk mendapatkan data riil dengan melibatkan sejumlah pihak terkait," katanya.