Mataram (Antaranews NTB) - Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat HL Moh Faozal mengatakan keberadaan fasilitas pariwisata yang lengkap dan berstandar internasional di kawasan ekonomi khusus Mandalika, Lombok Tengah, meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah itu.

"Kunci sukses untuk mendatangkan jumlah wisatawan sebanyak-banyaknya ke suatu daerah, selain ada konektivitas, juga harus ada fasilitas memadai," kata Faozal, di Mataram, Selasa.

Ia menuturkan, dimulainya pembangunan Hotel Royal Tulip, kemudian disusul puluhan hotel berkelas internasional lainnya secara bertahap di KEK Mandalika, Lombok Tengah, merupakan hal yang positif bagi pemerintah daerah.

Pembangunan yang selama ini ditunggu-tunggu oleh masyarakat NTB, khususnya warga Lombok Tengah, terbukti menyerap banyak tenaga kerja.

"Artinya, dengan bekerja, maka masyarakat akan turut terlibat dan merasakan langsung adanya berbagai pembangunan yang kini sedang dan akan dilaksanakan di KEK Mandalika. Dengan demikian, tujuan utama menyejahterakan masyarakat juga akan tercapai," katanya.

Peletakan batu pertama "ground breaking" Hotel Royal Tulip dilaksanakan Senin (26/3). Pembangunan ini akan melengkapi KEK Mandalika, Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

General Affair PT Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC), I Gusti Lanang Brata Sutha, mengatakan dimulainya pembangunan Hotel Royal Tulip, sekaligus menjadi langkah awal pihak ITDC untuk melakukan pembangunan puluhan hotel lainnya.

Hotel Royal Tulip dimiliki oleh investor List International Korea, bekerja sama dengan Hartono Jakarta.

Hotel Royal Tulip dengan luas 3,2 hektare itu memiliki 198 kamar, terdiri atas 178 kamar untuk hotel, dan 20 kamar villa, dengan anggaran pembangunan mencapai Rp400 miliar.

"Pembangunan akan dilakukan selama 1 tahun 7 bulan, dan ditargetkan selesai pada tahun 2019, sekaligus bisa beroperasi," jelasnya.

Selain Hotel Royal Tulip, dalam waktu dekat juga akan dilakukan "ground breaking" pembangunan Hotel Paramount oleh investor asal Amerika, dengan jumlah 300 kamar, dan menempati lahan di KEK Mandalika seluas empat hektare.

"Ini menandakan bahwa kepercayaan investor untuk berinvestasi di KEK Mandalika cukup tinggi. Kalau tidak percaya, jelas tidak mungkin mereka berinvestasi di daerah ini," kata Brata Sutha. (*)

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Nur Imansyah
Copyright © ANTARA 2024