Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat mengajak warga untuk merawat ratusan pohon pelindung yang sudah ditanam di sepanjang 9,2 kilometer pesisir pantai kota itu, sebagai upaya mitigasi bencana berbasis vegetasi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Rabu, mengatakan penanaman sekitar 500 pohon saat ini masih berjalan dengan cakupan sekitar 50 persen di delapan kelurahan yang masuk desa tangguh bencana (destana).
"Setelah ditanam, kami harapkan warga yang berada di sekitar destana dapat merawat, menjaga, dan memelihara pohon pelindung tersebut agar bisa tumbuh subur. Kami juga akan pantau terus," katanya.
Baca juga: Dinsos Mataram siapkan 148 paket bantuan untuk nelayan terdampak abrasi
Dia menyebut delapan kelurahan destana, meliputi Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Ampenan Selatan, Banjar, Tanjung Karang, Tanjung Karang Permai, Kekalik Jaya, dan Jempong Baru.
Penanaman pohon pelindung sudah dilaksanakan di empat kelurahan, di antaranya Bintaro, Ampenan Selatan, dan Tanjung Karang.
"Jumlah bibit pohon yang kita siapkan sebanyak 500 pohon, tapi jumlah itu bisa lebih karena ada swadaya dari masyarakat," katanya.
Setelah penanaman pohon di delapan kelurahan, ujar Mahfuddin, akan ada kegiatan serupa dilakukan secara swadaya masyarakat, terutama yang tinggal di titik rawan gelombang pasang.
Baca juga: Tim kesehatan Mataram pantau kondisi warga terdampak abrasi di wilayah pesisir
Dia menyebut jenis bibit pohon yang disiapkan, antara lain ketapang kencana, cemara laut, dan waru. Jenis tanaman itu khas pantai yang bisa menjadi tanaman peneduh dan konservasi dengan karakter mudah beradaptasi.
"Satu bibit rata-rata memiliki tinggi sekitar 2-2,5 meter. Kalau dirawat dengan baik, bibit pohon pelindung bisa cepat tumbuh," katanya.
Ia mengatakan penanaman pohon pelindung ini salah satu bentuk upaya mewujudkan Mataram tangguh bencana, terutama bagi warga pesisir pantai.
Kegiatan ini menjadi rangkaian program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) atau Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia bagi warga Kota Mataram melalui kegiatan mitigasi berbasis vegetasi.
"Tujuannya untuk menghalangi gelombang tsunami, mencegah abrasi, menahan ombak, dan mencegah erosi," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram siap pasang "riprap" cegah abrasi
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Rabu, mengatakan penanaman sekitar 500 pohon saat ini masih berjalan dengan cakupan sekitar 50 persen di delapan kelurahan yang masuk desa tangguh bencana (destana).
"Setelah ditanam, kami harapkan warga yang berada di sekitar destana dapat merawat, menjaga, dan memelihara pohon pelindung tersebut agar bisa tumbuh subur. Kami juga akan pantau terus," katanya.
Baca juga: Dinsos Mataram siapkan 148 paket bantuan untuk nelayan terdampak abrasi
Dia menyebut delapan kelurahan destana, meliputi Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Ampenan Selatan, Banjar, Tanjung Karang, Tanjung Karang Permai, Kekalik Jaya, dan Jempong Baru.
Penanaman pohon pelindung sudah dilaksanakan di empat kelurahan, di antaranya Bintaro, Ampenan Selatan, dan Tanjung Karang.
"Jumlah bibit pohon yang kita siapkan sebanyak 500 pohon, tapi jumlah itu bisa lebih karena ada swadaya dari masyarakat," katanya.
Setelah penanaman pohon di delapan kelurahan, ujar Mahfuddin, akan ada kegiatan serupa dilakukan secara swadaya masyarakat, terutama yang tinggal di titik rawan gelombang pasang.
Baca juga: Tim kesehatan Mataram pantau kondisi warga terdampak abrasi di wilayah pesisir
Dia menyebut jenis bibit pohon yang disiapkan, antara lain ketapang kencana, cemara laut, dan waru. Jenis tanaman itu khas pantai yang bisa menjadi tanaman peneduh dan konservasi dengan karakter mudah beradaptasi.
"Satu bibit rata-rata memiliki tinggi sekitar 2-2,5 meter. Kalau dirawat dengan baik, bibit pohon pelindung bisa cepat tumbuh," katanya.
Ia mengatakan penanaman pohon pelindung ini salah satu bentuk upaya mewujudkan Mataram tangguh bencana, terutama bagi warga pesisir pantai.
Kegiatan ini menjadi rangkaian program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) atau Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia bagi warga Kota Mataram melalui kegiatan mitigasi berbasis vegetasi.
"Tujuannya untuk menghalangi gelombang tsunami, mencegah abrasi, menahan ombak, dan mencegah erosi," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram siap pasang "riprap" cegah abrasi