Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera memasang pengaman tanggul atau "riprap" di sepanjang pantai Kota Mataram guna mencegah terjadinya abrasi akibat gelombang pasang.
Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Sabtu, mengatakan, untuk saat ini terdapat tiga titik rawan yang menjadi prioritas pemasangan "riprap".
"Tiga lokasi itu adalah di pesisir Pantai Mapak Indah, Loang Baloq, dan Pantai Boom Ampenan," katanya.
Ia mengatakan, tiga titik tersebut menjadi titik rawan abrasi terparah dibandingkan dengan titik lainnya seperti di Penghulu Agung, Bintaro, dan Bagek Kembar.
Pengaman tanggul atau "riprap" berupa pemasangan batu-batu besar yang disusun rapih untuk mencegah gelombang pasang menghantam langsung ke tanggul yang bisa berdampak erosi.
Karenanya, pemasangan riprap pada tiga titik tersebut sudah dimulai sejak akhir 2022 secara bertahap sesuai kemampuan anggaran daerah.
"Untuk tahun ini, kita minta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mempercepat program pemasangan riprap kembali guna mencegah terjadinya abrasi pada tiga titik itu," katanya.
Apalagi anggaran untuk pemasangan riprap sudah disiapkan dalam APBD murni 2024, masing-masing Rp200 juta. Dengan target panjang riprap yang akan dipasang 36 meter, lebar 3 meter dan kedalaman 1,5 meter.
"Dari hasil evaluasi kami selama ini, keberadaan riprap dapat meminimalkan dampak abrasi pantai," katanya.
Lebih jauh Miftahurrahman mengatakan, percepatan pemasangan riprap tersebut dilatarbelakangi karena beberapa hari terakhir ini Kota Mataram dilanda cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang.
Bahkan akibat cuaca ekstrem ini, sebanyak 27 pohon tumbang dan belasan rumah di pesisir Pantai Mapak Indah rusak terkena abrasi pantai.
Begitu juga dengan kondisi di Pantai Loang Baloq dan Pantai Boom Ampenan, gelombang pasang hampir masuk ke areal kawasan wisata tersebut.
"Untuk itulah, kami minta Dinas PUPR segera memasang riprap guna menghindari dampak yang lebih besar," katanya.
Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Sabtu, mengatakan, untuk saat ini terdapat tiga titik rawan yang menjadi prioritas pemasangan "riprap".
"Tiga lokasi itu adalah di pesisir Pantai Mapak Indah, Loang Baloq, dan Pantai Boom Ampenan," katanya.
Ia mengatakan, tiga titik tersebut menjadi titik rawan abrasi terparah dibandingkan dengan titik lainnya seperti di Penghulu Agung, Bintaro, dan Bagek Kembar.
Pengaman tanggul atau "riprap" berupa pemasangan batu-batu besar yang disusun rapih untuk mencegah gelombang pasang menghantam langsung ke tanggul yang bisa berdampak erosi.
Karenanya, pemasangan riprap pada tiga titik tersebut sudah dimulai sejak akhir 2022 secara bertahap sesuai kemampuan anggaran daerah.
"Untuk tahun ini, kita minta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mempercepat program pemasangan riprap kembali guna mencegah terjadinya abrasi pada tiga titik itu," katanya.
Apalagi anggaran untuk pemasangan riprap sudah disiapkan dalam APBD murni 2024, masing-masing Rp200 juta. Dengan target panjang riprap yang akan dipasang 36 meter, lebar 3 meter dan kedalaman 1,5 meter.
"Dari hasil evaluasi kami selama ini, keberadaan riprap dapat meminimalkan dampak abrasi pantai," katanya.
Lebih jauh Miftahurrahman mengatakan, percepatan pemasangan riprap tersebut dilatarbelakangi karena beberapa hari terakhir ini Kota Mataram dilanda cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang.
Bahkan akibat cuaca ekstrem ini, sebanyak 27 pohon tumbang dan belasan rumah di pesisir Pantai Mapak Indah rusak terkena abrasi pantai.
Begitu juga dengan kondisi di Pantai Loang Baloq dan Pantai Boom Ampenan, gelombang pasang hampir masuk ke areal kawasan wisata tersebut.
"Untuk itulah, kami minta Dinas PUPR segera memasang riprap guna menghindari dampak yang lebih besar," katanya.