Mataram (ANTARA) - Nusa Tenggara Barat memiliki komposisi penduduk usia anak mencapai 1,7 juta jiwa atau sekitar 30 persen dari total penduduk sebanyak 5,56 juta jiwa, yang berpeluang mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan bagi wilayah tersebut.
"Nusa Tenggara Barat menghadapi bonus demografi untuk menuju Indonesia emas," kata Penjabat Gubernur NTB Hassanudin di Mataram, Kamis.
Hassanudin meminta masyarakat dan pemangku kepentingan untuk memaksimalkan potensi bonus demografi yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Barat.
Menurutnya, bonus demografi itulah yang kelak akan melanjutkan dan mengisi estafet pemerintahan ke depan.
"Kita punya tanggung jawab moral untuk menyiapkan sumber daya ini menjadi sumber daya yang berkualitas," kata Hassanudin.
Baca juga: BSKDN tegaskan pemanfaatan bonus demografi
Pada 15 Agustus 2024, Nusa Tenggara Barat menggelar peringatan Hari Anak Nasional dengan mengusung tema Suara Anak Membangun NTB Hebat Menuju Indonesia Maju. Tema itu diambil mengingat salah satu hak dasar anak, yaitu hak untuk berpartisipasi.
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3P2KB) NTB mengungkapkan permasalahan terkait anak di Nusa Tenggara Barat masih menjadi pekerjaan rumah.
Berbagai masalah itu mulai dari kekerasan anak, angka perkawinan anak yang mencapai 17,32 persen, pekerja anak pada sektor pertanian dan pariwisata, hingga tengkes.
Pemerintah NTB bekerja sama dengan mitra-mitra pembangunan kabupaten/kota, termasuk organisasi perempuan dunia usaha, media, dan masyarakat untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada anak-anak di Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Mendagri minta pemda maksimalkan bonus demografi
Baca juga: Bonus demografi, generasi sehat dan Ketahanan Pangan
"Nusa Tenggara Barat menghadapi bonus demografi untuk menuju Indonesia emas," kata Penjabat Gubernur NTB Hassanudin di Mataram, Kamis.
Hassanudin meminta masyarakat dan pemangku kepentingan untuk memaksimalkan potensi bonus demografi yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Barat.
Menurutnya, bonus demografi itulah yang kelak akan melanjutkan dan mengisi estafet pemerintahan ke depan.
"Kita punya tanggung jawab moral untuk menyiapkan sumber daya ini menjadi sumber daya yang berkualitas," kata Hassanudin.
Baca juga: BSKDN tegaskan pemanfaatan bonus demografi
Pada 15 Agustus 2024, Nusa Tenggara Barat menggelar peringatan Hari Anak Nasional dengan mengusung tema Suara Anak Membangun NTB Hebat Menuju Indonesia Maju. Tema itu diambil mengingat salah satu hak dasar anak, yaitu hak untuk berpartisipasi.
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3P2KB) NTB mengungkapkan permasalahan terkait anak di Nusa Tenggara Barat masih menjadi pekerjaan rumah.
Berbagai masalah itu mulai dari kekerasan anak, angka perkawinan anak yang mencapai 17,32 persen, pekerja anak pada sektor pertanian dan pariwisata, hingga tengkes.
Pemerintah NTB bekerja sama dengan mitra-mitra pembangunan kabupaten/kota, termasuk organisasi perempuan dunia usaha, media, dan masyarakat untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada anak-anak di Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Mendagri minta pemda maksimalkan bonus demografi
Baca juga: Bonus demografi, generasi sehat dan Ketahanan Pangan