Bonus demografi menjadi kekuatan Indonesia sebagai pusat industri kreatif

id Industri Kreatif,Ekonomi Kreatif,bonus demografi

Bonus demografi menjadi kekuatan Indonesia sebagai pusat industri kreatif

Kepala OJK Sulselbar Darwisman dan Deputi Operasional Pegadaian Kanwil VI Makassar Jainuddin pada Festival Generasi Emas Pegadaian di salah satu mall di Kota Makassar, Minggu (12/10/2024). Antara (HO-OJK Sulselbar)

Jakarta (ANTARA) - Pakar pariwisata dan ekonomi kreatif dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni menyatakan bahwa bonus demografi semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam industri kreatif dunia.

“Bonus demografi yang dimiliki Indonesia, dengan dominasi generasi Z dan milenial menjadi motor penggerak utama inovasi,” kata Sari ketika dihubungi ANTARA, Kamis.

Sari mengungkapkan, Indonesia kini telah masuk dalam tiga besar negara dengan kontribusi ekonomi kreatif terbesar secara global, khususnya dalam subsektor seperti fesyen, gim, dan kuliner.

Menurut dia, generasi muda yang melek teknologi dan penuh semangat kewirausahaan telah menciptakan gelombang baru dalam ekonomi kreatif, mulai dari e-sport, pengembangan gim lokal, hingga fesyen muslim yang kian mendunia.

Baca juga: Menekraf mengajak kolaborasi Indonesia-Irlandia di subsektor musik

Di sisi lain, pemerintah pun dinilai semakin responsif mendukung dalam bentuk pelatihan, penguatan ekosistem desa wisata, serta kolaborasi lintas sektor dan wilayah yang terus diperkuat. Namun demikian, Sari juga menekankan pentingnya forum-forum lintas Kabupaten/Kota sebagai sarana kolaborasi dan rantai pasok antarsubsektor kreatif.

Business matching, pelatihan berbasis standar global, serta kemudahan akses sertifikasi internasional harus terus ditingkatkan. Ini adalah kunci untuk mendorong ekspor produk kreatif Indonesia,” jelasnya.

Baca juga: Wamenekraf soroti potensi "IP Character"

Lebih lanjut, Sari juga menyoroti pentingnya pembangunan pusat-pusat inovasi di kota-kota besar, terutama yang memiliki universitas unggulan. Adapun langkah strategis ke depan mencakup sertifikasi halal, akreditasi produk ekspor, serta pelibatan komunitas kreatif lokal dalam agenda nasional. Dengan langkah yang terstruktur dan kolaboratif, kata Sari, industri kreatif Indonesia bukan hanya akan bertahan, tetapi juga melesat sebagai hub global yang diperhitungkan.

"Tapi yang paling penting adalah melakukan standarisasi produk untuk menjadi standar global dulu. Jadi certified dia, dan kemudian kualitasnya juga standar global," katanya.