Kupang (ANTARA) - Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur Ayaodhia Kalake menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi NTT berada pada posisi terbaik kedua tingkat nasional menunjukkan bahwa ekonomi daerah tersebut perlahan-lahan mulai pulih.

"Ini merupakan prestasi karena NTT adalah yang terbaik kedua diantara seluruh provinsi di Indonesia," katanya saat membacakan sambutannya dalam Pidato Pembangunan Provinsi NTT di Kupang, Kamis.

Dia mengatakan, bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II sebesar 4,35 persen sedikit berada di bawah pertumbuhan nasional. Namun, lanjut dia,  bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 7,35 persen. Pertumbuhan ekonomi NTT ini berlangsung dalam Inflasi yang dapat dikendalikan.

"Pada Juli 2024 inflasi NTT sebesar 0, 85 persen year on year (yoy) atau berada di rentang sasaran inflasi 2,5 plus minus 1 persen," ujar dia.

Hal ini ujar dia diikuti dengan prosentase kemiskinan yang menurun dari 19,96 persen tahun 2023 menjadi 19,48 persen atau 1,13 juta orang pada Maret 2024, berkurang 0,48 persen atau 13,54 ribu orang.

Sementara itu, tingkat kemiskinan ekstrem pada tahun 2023 mencapai 3,93 persen atau menurun 2,63 persen dibandingkan pada tahun 2022. Seiring dengan itu, tingkat pemerataan pembangunan yang diukur dari indeks ratio gini yakni 0,325 di tahun 2023 menjadi 0,316 pada periode Maret 2024 dan lebih rendah dari rata-rata nasional 0,379.

"Melalui perayaan HUT kemerdekaan tahun 2024 ini, saya mengajak seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur untuk tetap menjaga semangat persaudaraan dan kerukunan yang merupakan modal utama dalam menghadapi berbagai tantangan ke depannya," ujar dia.

Baca juga: Gempa di NTT dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia
Baca juga: BPOLBF target investasi di Parapuar Labuan Bajo NTT

Dia juga mengimbau masyarakat NTT untuk tetap memelihara sikap optimis dan positif dalam membangun Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Ayodhia juga mengajak seluruh masyarakat NTT tetap fokus melawan musuh endemik yang sekian lama membelenggu masyarakat NTT, yaitu stunting, kemiskinan, dan keterbelakangan secara sungguh-sungguh memanfaatkan segala kekayaan sumberdaya yang dimiliki. 

 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024