Jakarta (ANTARA) - Wakil Duta Besar Korea untuk Indonesia Park Soo-deok mengatakan negaranya ingin menggandakan volume perdagangan dengan Indonesia di masa mendatang.
"Korea ingin berinvestasi lebih banyak di Indonesia, dan kami ingin menggandakan volume perdagangan," katanya di sela-sela Forum Kemitraan Ekonomi Indonesia-Korea yang digelar di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa volume perdagangan antara Indonesia dan Korea saat ini mencapai lebih dari 20 miliar dolar AS (sekitar Rp308,2 triliun). Ke depan, ia berharap volume perdagangan tersebut dapat ditingkatkan hingga dua kali lipat.
Terkait hubungan bilateral antara kedua negara, ia mengatakan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki kemitraan strategis khusus dengan Korea.
Itu berarti bahwa Korea menganggap Indonesia sebagai mitra yang sangat penting sehingga mereka berharap dapat menjalin hubungan yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Dalam upaya meningkatkan volume perdagangan kedua negara, Park Soo-deok menyebutkan beberapa sektor yang ingin ia tingkatkan investasinya di Indonesia, antara lain dalam pembuatan baja, mobil listrik, dan industri petrokimia dan juga pada layanan kesehatan.
Sementara itu, Direktur Pusat Kerja Sama Bisnis Indonesia-Korea Lee Hyoyon menyampaikan beberapa investasi Korea di Indonesia yang diproyeksikan akan meningkat, antara lain transfer kredit karbon, dan sektor keuangan.
Baca juga: Komunikasi kunci Leo/Bagas maju 16 besar Korea Open
Baca juga: Tim panahan campuran Korsel bungkam pasangan Jerman
"Saat ini transfer kredit karbon ini memang masih belum dapat dilakukan. Namun, pemerintah berusaha menyelesaikan masalah ini," katanya.
Sementara, investasi di sektor keuangan seperti perbankan, asuransi dan layanan terkait digitalisasi juga diperkirakan akan terus berlanjut.
"Karakteristik utama investasi Korea-Indonesia adalah investasi dilakukan secara bersamaan di berbagai bidang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Korea mengakui Indonesia sebagai mitra dalam pembangunan ekonomi, dan hal ini merupakan hal yang sangat positif bagi kerja sama antara kedua negara," demikian katanya.
"Korea ingin berinvestasi lebih banyak di Indonesia, dan kami ingin menggandakan volume perdagangan," katanya di sela-sela Forum Kemitraan Ekonomi Indonesia-Korea yang digelar di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa volume perdagangan antara Indonesia dan Korea saat ini mencapai lebih dari 20 miliar dolar AS (sekitar Rp308,2 triliun). Ke depan, ia berharap volume perdagangan tersebut dapat ditingkatkan hingga dua kali lipat.
Terkait hubungan bilateral antara kedua negara, ia mengatakan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki kemitraan strategis khusus dengan Korea.
Itu berarti bahwa Korea menganggap Indonesia sebagai mitra yang sangat penting sehingga mereka berharap dapat menjalin hubungan yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Dalam upaya meningkatkan volume perdagangan kedua negara, Park Soo-deok menyebutkan beberapa sektor yang ingin ia tingkatkan investasinya di Indonesia, antara lain dalam pembuatan baja, mobil listrik, dan industri petrokimia dan juga pada layanan kesehatan.
Sementara itu, Direktur Pusat Kerja Sama Bisnis Indonesia-Korea Lee Hyoyon menyampaikan beberapa investasi Korea di Indonesia yang diproyeksikan akan meningkat, antara lain transfer kredit karbon, dan sektor keuangan.
Baca juga: Komunikasi kunci Leo/Bagas maju 16 besar Korea Open
Baca juga: Tim panahan campuran Korsel bungkam pasangan Jerman
"Saat ini transfer kredit karbon ini memang masih belum dapat dilakukan. Namun, pemerintah berusaha menyelesaikan masalah ini," katanya.
Sementara, investasi di sektor keuangan seperti perbankan, asuransi dan layanan terkait digitalisasi juga diperkirakan akan terus berlanjut.
"Karakteristik utama investasi Korea-Indonesia adalah investasi dilakukan secara bersamaan di berbagai bidang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Korea mengakui Indonesia sebagai mitra dalam pembangunan ekonomi, dan hal ini merupakan hal yang sangat positif bagi kerja sama antara kedua negara," demikian katanya.