Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan penghargaan bagi sineas muda terbaik di Pulau Lombok atas karya-karya mereka membuat film-film bertema kearifan lokal.

"Kami sudah melakukan seleksi dan penilaian terhadap 15 film pendek karya sineas lokal bertema kearifan lokal salah satunya berjudul 'Perempuan Sasak Terakhir'," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Sabtu.

Dia mengatakan penyerahan penghargaan itu akan dilaksanakan melalui kegiatan malam Anugerah Festival Film Sangkareang (FFS) dilaksanakan Sabtu (14/9), sekitar pukul 19.30 Wita di Teras Udayana.

Baca juga: Dispar Mataram buka wadah perfilman bangkitkan ekonomi kreatif di NTB

Dalam kegiatan malam anugerah tersebut, katanya, Wali Kota Mataram Mohan Roliskana menyerahkan langsung dua piala penghargaan, yakni Piala Pejanggik dan Langko, kategori terbaik pilihan penonton.

"Setelah penyerahan akan ditampilkan cuplikan-cuplikan film mereka (para pemenang)," katanya.

Menurut Cahya yang didampingi Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Kota Mataram Mutiara Linda Santika Nasution, dua sineas muda yang akan mendapatkan piala tersebut sudah mengikuti tujuan tahapan kegiatan sekaligus penilaian yang dilaksanakan secara bertahap, sejak 13 Juli hingga Agustus 2024.

Pada 10-11 September 2024, tercatat 15 film karya sineas muda Pulau Lombok melakukan skrining di Taman Budaya Provinsi NTB.

"Malam Anugerah FFS menjadi salah satu rangkaian kegiatan promosi pariwisata sekaligus menyambut MotoGP Mandalika, 27-29 September 2024," katanya.

Baca juga: Konjen Indonesia, Afsel garap film jelang Festival Film

Sebagai bentuk ajang promosi terhadap hasil karya sineas muda tersebut, Dispar telah menyiapkan program bioskop keliling.

"Kami akan memutar film-film karya sineas lokal di tingkat kecamatan dan kelurahan, dan mengajak masyarakat untuk nonton bareng seperti halnya layar tancap," katanya.

Ia mengatakan Festival Film Sangkareang wadah kreativitas bagi para sineas muda berbakat untuk mengembangkan potensi dalam membangkitkan ekonomi kreatif masyarakat di dunia perfilman di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Kita siapkan wadah, karena melihat kegelisahan para film maker di daerah ini yang belum memiliki ruang kreativitas," katanya.

Para komunitas pembuat film selama ini membutuhkan perhatian sehingga sesuai arahan Wali Kota Mataram Mohan Roliskana terkait dengan keinginan membangkitkan ekonomi kreatif masyarakat di bidang perfilman melalui FFS.

"Alhamdulillah para sineas muda kita sangat bersemangat dan kami berharap FFS menjadi langkah awal dalam meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat di Kota Mataram," katanya.


 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024