Lombok Tengah (ANTARA) - Ketua Komisi I DPRD Lombok Tengah Ahmad Syamsul Hadi meminta Bupati Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat untuk fokus meningkatkan akomodasi penginapan jika ingin mengembangkan pariwisata di daerah setempat.
"Pemkab Lombok Timur harus menyiapkan akomodasi penginapan yang memadai, jika ingin wisatawan yang datang berkunjung harus menginap di daerah setempat," kata Ahmad Syamsul Hadi di Lombok Tengah, Kamis.
Ucapan Bupati Lombok Timur Haerul Warisin yang melarang kapal pemandu wisata luar yang datang membawa wisatawan surfing di Laut Ekas yang viral di media sosial tersebut dinilai tidak tepat atau kurang elegan.
"Semangat untuk memajukan pariwisata Lombok Timur kami apresiasi. Tapi perkataan bupati, wisatawan yang datang ke tempat wisata harus menginap di Lombok Timur itu tidak pantas," katanya.
Baca juga: Surfing di Teluk Ekas dilarang, Begini tanggapan Pemkab Lombok Tengah
Ia berharap kepada pemerintah Lombok Timur dan pemerintah Lombok Tengah bersama para pelaku wisata surfing untuk duduk bersama dalam mencari solusi terbaik untuk kemajuan pariwisata NTB.
"Harus duduk bersama, mencari solusi untuk kemajuan pariwisata di NTB," katanya.
Ia mencontohkan ajang MotoGP Indonesia dipusatkan di Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok Tengah. Namun, wisatawan yang datang menonton mereka menginap di berbagai daerah mulai di hotel Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Utara dan Bali serta Lombok Timur.
"Pemkab Lombok Tengah tidak pernah protes dan melarang wisatawan datang menonton ajang MotoGP," katanya.
"Artinya Lombok Tengah menyadari keterbatasan akomodasi yang ada, sehingga semua mendapatkan dampak dari pengembangan pariwisata di Mandalika," katanya.
Baca juga: Bupati Lombok Timur usir boatman di Teluk Ekas, begini respons Pemprov NTB
Oleh karena itu, jika serius melakukan pengembangan pariwisata harus menyiapkan akomodasi yang memadai, sehingga wisatawan yang datang surfing di Teluk Ekas maupun berwisata di Sembalun Gunung Rinjani bisa menginap di Lombok Timur.
"Jika itu alasan wisatawan yang dibawa pemandu luar boleh berkunjung, akomodasi harus ditingkatkan, karena saat ini kurang memadai," katanya.
Sementara itu, Bupati Lombok Timur H Haerul Warisin menanggapi santai terkait tanggapan banyak pihak, berkaitan dengan ucapannya saat melarang pemandu wisata dari luar membawa wisatawan di Teluk Ekas yang viral di media sosial.
"Saya melihat di grup WhatsApp maupun facebook terkait tanggapan orang plus minus, itu hal biasa," katanya
Baca juga: Soal Teluk Ekas, Ketua DPRD Lombok Timur dorong regulasi terpadu
Ia mengatakan hal itu dilakukan dengan tujuan baik untuk melakukan suatu perubahan yang akan dilaksanakan untuk kesejahteraan masyarakat, pasti ada resiko.
"Tidak selamanya perubahan baik yang dianggap baik itu, akan ditanggapi baik sama orang lain, terutama oleh orang yang tak memahami," katanya.
Menurut Bupati, apa yang dilakukan itu merupakan tindak
lanjut dari keluhan para pengusaha pariwisata yang disampaikan ketika rapat bersama.
Baca juga: Polemik Teluk Ekas, Gubernur NTB minta semua pihak duduk bersama
Dalam diskusi para pengusaha pariwisata itu menyampaikan permasalahan lama yang tak pernah tuntas, dan tidak pernah di atensi pemerintah saat itu.
"Kalau saya melihat dari sisi pendapatan pajak yang makin menurun, sebelumnya besar dan dilakukan evaluasi dengan mengumpulkan seluruh pengusaha pariwisata, dan terungkap penyebab pajak makin menurun," katanya.
Para wisatawan yang datang untuk surfing di Teluk Ekas, menginap lima atau enam hari, sekarang tamu hanya menginap semalam dua malam, setelah itu pergi.
"Sebelumnya mereka menginap di dekat lokasi wisata (surfing) agar bisa menikmati, tetapi hal itu tak didapatkan karena tidak menginap di tempat itu," katanya.
Baca juga: Laskar Sasak tuding klarifikasi Bupati Lombok Timur hanya pembenaran
Baca juga: Bupati Lombok Timur larang perahu wisatawan luar masuk di Teluk Ekas
Baca juga: Bupati Lombok Timur klarifikasi video pengusiran wisatawan di Teluk Ekas
