Banda Aceh (ANTARA) - Perlombaan cabang olahraga gantole nomor durasi, baik kelas A maupun B di Bandar Udara Rembele, Takengon, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Selasa, kembali gagal terlaksana akibat hujan deras dan angin kencang.
Technical Delegate Cabang Olahraga Gantole PON XXI Arif Eko Wahyudi, di Aceh, Selasa malam, mengatakan hujan deras sudah terjadi sejak Senin (16/9) malam.
"Tadi pagi kami ke sana (bandara, red.) masih hujan. Kemudian, sempat terang. Kami terbang cek awan, terus hujan lagi sampai sekarang," katanya.
Akhirnya, kata dia, diputuskan tidak ada penerbangan gantole untuk nomor durasi, baik kelas A maupun B pada Selasa.
Kemungkinan, ia mengatakan kondisi cuaca pada esok hari sudah lebih baik sehingga penerbangan kelas durasi bisa berjalan dengan lancar.
"Dari BMKG (Badan Meteorologis Klimatologi dan Geofisika) sudah melaporkan hujannya berkurang karena puncak badai kan sekarang," katanya.
Hanya saja, kata dia, ketinggian awan diperkirakan lebih rendah sehingga ketinggian terbang gantole perlu disesuaikan.
"Kami barusan rapat dihadiri kontingen dan atlet mengenai kemungkinan penyesuaian ketinggian (terbang, red.). Kalau kemarin bisa 600 meter, 500 meter, mungkin besok (18/9) cukup 400 meter," katanya.
Arif mengatakan masih tersisa waktu dua hari untuk merampungkan nomor durasi, yakni 18-19 September 2024, dan tetap optimistis bisa terselesaikan dengan baik. Sejauh ini, para kontingen baru menyelesaikan satu "round", padahal dibutuhkan setidaknya lima "round" dari penyisihan hingga ke babak final.
"Masing-masing kelas, baik A dan B sudah sekali 'round'. Ya, mudah-mudahan besok cuaca baik sehingga terbang. Tapi, kalau ternyata sampai akhir hanya bisa dua 'round', ya dua penilaian itu yang dihitung," katanya.
Sementara itu, Supardi, atlet gantole Jawa Tengah yang mengikuti nomor durasi kelas A mengaku penerbangan tidak bisa dilakukan Selasa ini karena kondisi cuaca buruk.
"Cuaca buruk hujan dari pagi, awan rendah. Jadi enggak ada perlombaan hari ini. Kemarin (16/9) terbang baru satu sorti (round) kelas A," katanya.
Berdasarkan data, jumlah atlet di nomor durasi kelas A sebanyak 14 orang, sedangkan di kelas B sebanyak 27 orang yang akan mengikuti babak kualifikasi hingga final.
Sesuai dengan jadwal pertandingan yang telah ditetapkan, nomor durasi digelar mulai 14-18 September mendatang, namun tanggal 19 September 2024 masih bisa dipakai sebagai cadangan jika belum rampung.
Baca juga: Sebanyak 12 provinsi amankan tiket semifinal nomor beregu
Baca juga: Empat pasangan amankan tiket ke final double stroke putri
Cabang olahraga gantole di PON XXI Aceh-Sumut mempertandingkan delapan nomor, yakni ketepatan mendarat (KTM) kelas A dan B, lintas alam atau cross country (XC) kelas A dan B yang sudah diselesaikan oleh pada atlet dan telah dilakukan upacara penghormatan pemenang (UPP).
Kemudian, nomor XC beregu kelas A dan B, serta nomor pertandingan durasi kelas A dan B yang baru dimulai pada Sabtu ini.
Cabang olahraga gantole di PON Aceh-Sumut diikuti oleh 43 atlet yang berasal dari 15 provinsi, yakni Aceh, Sumut, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Technical Delegate Cabang Olahraga Gantole PON XXI Arif Eko Wahyudi, di Aceh, Selasa malam, mengatakan hujan deras sudah terjadi sejak Senin (16/9) malam.
"Tadi pagi kami ke sana (bandara, red.) masih hujan. Kemudian, sempat terang. Kami terbang cek awan, terus hujan lagi sampai sekarang," katanya.
Akhirnya, kata dia, diputuskan tidak ada penerbangan gantole untuk nomor durasi, baik kelas A maupun B pada Selasa.
Kemungkinan, ia mengatakan kondisi cuaca pada esok hari sudah lebih baik sehingga penerbangan kelas durasi bisa berjalan dengan lancar.
"Dari BMKG (Badan Meteorologis Klimatologi dan Geofisika) sudah melaporkan hujannya berkurang karena puncak badai kan sekarang," katanya.
Hanya saja, kata dia, ketinggian awan diperkirakan lebih rendah sehingga ketinggian terbang gantole perlu disesuaikan.
"Kami barusan rapat dihadiri kontingen dan atlet mengenai kemungkinan penyesuaian ketinggian (terbang, red.). Kalau kemarin bisa 600 meter, 500 meter, mungkin besok (18/9) cukup 400 meter," katanya.
Arif mengatakan masih tersisa waktu dua hari untuk merampungkan nomor durasi, yakni 18-19 September 2024, dan tetap optimistis bisa terselesaikan dengan baik. Sejauh ini, para kontingen baru menyelesaikan satu "round", padahal dibutuhkan setidaknya lima "round" dari penyisihan hingga ke babak final.
"Masing-masing kelas, baik A dan B sudah sekali 'round'. Ya, mudah-mudahan besok cuaca baik sehingga terbang. Tapi, kalau ternyata sampai akhir hanya bisa dua 'round', ya dua penilaian itu yang dihitung," katanya.
Sementara itu, Supardi, atlet gantole Jawa Tengah yang mengikuti nomor durasi kelas A mengaku penerbangan tidak bisa dilakukan Selasa ini karena kondisi cuaca buruk.
"Cuaca buruk hujan dari pagi, awan rendah. Jadi enggak ada perlombaan hari ini. Kemarin (16/9) terbang baru satu sorti (round) kelas A," katanya.
Berdasarkan data, jumlah atlet di nomor durasi kelas A sebanyak 14 orang, sedangkan di kelas B sebanyak 27 orang yang akan mengikuti babak kualifikasi hingga final.
Sesuai dengan jadwal pertandingan yang telah ditetapkan, nomor durasi digelar mulai 14-18 September mendatang, namun tanggal 19 September 2024 masih bisa dipakai sebagai cadangan jika belum rampung.
Baca juga: Sebanyak 12 provinsi amankan tiket semifinal nomor beregu
Baca juga: Empat pasangan amankan tiket ke final double stroke putri
Cabang olahraga gantole di PON XXI Aceh-Sumut mempertandingkan delapan nomor, yakni ketepatan mendarat (KTM) kelas A dan B, lintas alam atau cross country (XC) kelas A dan B yang sudah diselesaikan oleh pada atlet dan telah dilakukan upacara penghormatan pemenang (UPP).
Kemudian, nomor XC beregu kelas A dan B, serta nomor pertandingan durasi kelas A dan B yang baru dimulai pada Sabtu ini.
Cabang olahraga gantole di PON Aceh-Sumut diikuti oleh 43 atlet yang berasal dari 15 provinsi, yakni Aceh, Sumut, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.