Lombok Timur, NTB (ANTARA) - Destinasi wisata stroberi di kaki Gunung Rinjani atau Desa wisata Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap ramai pengunjung menjelang ajang MotoGP Indonesia 2024
"Dalam tiga bulan terakhir ini kebun-kebun stroberi wilayah Sembalun tak pernah sepi dari pengunjung atau tetap ramai," kata Holkin salah satu petani stroberi di Lombok Timur, Selasa.
Ia mengatakan rata-rata, ratusan wisatawan lokal maupun nasional hingga wisatawan asing datang setiap hari untuk menikmati sensasi memetik buah merah segar langsung dari kebun.
Baca juga: Desa Wisata Aik Berik di Kaki Gunung Rinjani Masuk 50 Besar ADWI 2024
Meningkatnya minat wisatawan ini juga berdampak positif pada pendapatan para petani. Para pengunjung bisa memetik stroberi langsung dengan harga tiket masuk Rp20.000 per orang dan konsep makan sepuasnya.
"Kebun stroberi ini selalu ramai pengunjung, terutama para wisatawan," katanya.
Baca juga: Penggunaan drone bagi wisatawan ke Gunung Rinjani ditarif Rp10 juta per paket
Ia mengatakan meskipun sempat ada isu negatif soal pengunjung yang membuang stroberi, pihaknya terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dan memberikan edukasi kepada pengunjung.
Untuk meningkatkan kepuasan pengunjung, para petani stroberi di Sembalun menerapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah konsep garansi seperti di marketplace yaitu pengunjung baru membayar setelah memastikan ada buah yang bisa dipetik.
"Kami ingin pengunjung merasa puas dan nyaman. Makanya, kami prioritaskan kepuasan mereka," katanya.
Baca juga: Gunung Rinjani terapkan pendakian nol sampah
Ia mengatakan harga buah stroberi di Sembalun saat ini terbilang cukup tinggi, berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 80.000 per kilogram. Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan pasar dan kondisi cuaca yang sempat ekstrem beberapa waktu lalu.
"Cuaca yang ekstrem membuat tanaman stroberi sulit beradaptasi, sehingga produksi sempat menurun," katanya.
Meskipun potensi wisata Sembalun sangat besar, masih ada beberapa kendala yang perlu diatasi, seperti kurangnya fasilitas umum seperti toilet dan mushola.
"Kami berharap pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan pengembangan wisata di Sembalun, khususnya dalam hal penyediaan fasilitas umum," katanya.
Selain stroberi, keindahan alam Sembalun juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
"Sembalun itu indah. Liburan ke Sembalun tidak pernah membosankan," kata Rina Kinanti salah satu pengunjung.
Meskipun bukan musim stroberi, ia mengaku sering ke Sembalun dan sekadar menikmati indahnya panorama Sembalun.
"Alhamdulillah saya bersama suami dan anak-anak sering berlibur ke Sembalun," katanya.
"Dalam tiga bulan terakhir ini kebun-kebun stroberi wilayah Sembalun tak pernah sepi dari pengunjung atau tetap ramai," kata Holkin salah satu petani stroberi di Lombok Timur, Selasa.
Ia mengatakan rata-rata, ratusan wisatawan lokal maupun nasional hingga wisatawan asing datang setiap hari untuk menikmati sensasi memetik buah merah segar langsung dari kebun.
Baca juga: Desa Wisata Aik Berik di Kaki Gunung Rinjani Masuk 50 Besar ADWI 2024
Meningkatnya minat wisatawan ini juga berdampak positif pada pendapatan para petani. Para pengunjung bisa memetik stroberi langsung dengan harga tiket masuk Rp20.000 per orang dan konsep makan sepuasnya.
"Kebun stroberi ini selalu ramai pengunjung, terutama para wisatawan," katanya.
Baca juga: Penggunaan drone bagi wisatawan ke Gunung Rinjani ditarif Rp10 juta per paket
Ia mengatakan meskipun sempat ada isu negatif soal pengunjung yang membuang stroberi, pihaknya terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dan memberikan edukasi kepada pengunjung.
Untuk meningkatkan kepuasan pengunjung, para petani stroberi di Sembalun menerapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah konsep garansi seperti di marketplace yaitu pengunjung baru membayar setelah memastikan ada buah yang bisa dipetik.
"Kami ingin pengunjung merasa puas dan nyaman. Makanya, kami prioritaskan kepuasan mereka," katanya.
Baca juga: Gunung Rinjani terapkan pendakian nol sampah
Ia mengatakan harga buah stroberi di Sembalun saat ini terbilang cukup tinggi, berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 80.000 per kilogram. Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan pasar dan kondisi cuaca yang sempat ekstrem beberapa waktu lalu.
"Cuaca yang ekstrem membuat tanaman stroberi sulit beradaptasi, sehingga produksi sempat menurun," katanya.
Meskipun potensi wisata Sembalun sangat besar, masih ada beberapa kendala yang perlu diatasi, seperti kurangnya fasilitas umum seperti toilet dan mushola.
"Kami berharap pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan pengembangan wisata di Sembalun, khususnya dalam hal penyediaan fasilitas umum," katanya.
Selain stroberi, keindahan alam Sembalun juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
"Sembalun itu indah. Liburan ke Sembalun tidak pernah membosankan," kata Rina Kinanti salah satu pengunjung.
Meskipun bukan musim stroberi, ia mengaku sering ke Sembalun dan sekadar menikmati indahnya panorama Sembalun.
"Alhamdulillah saya bersama suami dan anak-anak sering berlibur ke Sembalun," katanya.