Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI meningkatkan kemampuan agen intelijen Provinsi Bali dalam mendeteksi dan mengawasi ancaman teror sebagai komitmen untuk terus membangun kesiapsiagaan nasional.
Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigjen Pol. Wawan Ridwan mengatakan pelatihan yang berlangsung pada 1-3 Oktober 2024 di Bali tersebut bertujuan untuk menambah wawasan dan kompetensi yang sudah dimiliki oleh para pelaksana tugas intelijen dalam mendeteksi dan mengawasi ancaman teror.
"Peningkatan kemampuan ini dibutuhkan mengingat peran agen intelijen sangat vital terutama dalam mencegah terjadinya aksi terorisme di Indonesia," ujar Wawan dalam Kegiatan Pelatihan Intelijen bagi Aparatur Pemerintah dalam Penanggulangan Terorisme di Bali, Kamis, seperti dikutip dari keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta.
Ia menegaskan, peran intelijen dalam penanggulangan terorisme sangat vital, terutama di bidang tindak pidana terorisme, sehingga diperlukan agen intelijen yang berkompeten serta sinergisitas satuan intelijen yang bekerja secara optimal.
Baca juga: Bali Work Plan helping reduceterror threat in ASEAN: BNPT
Lebih lanjut, Wawan berpesan agar dengan adanya prestasi zero terrorist attack atau nol serangan teroris sejak tahun 2023 hingga pertengahan tahun 2024 tidak membuat peran intelijen melemah, justru kewaspadaan perlu ditingkatkan.
Pasalnya, sambung dia, pelaku tindak pidana terorisme masih banyak berkeliaran dan mengancam keutuhan bangsa.
“Meskipun sampai saat ini tidak ada aksi teror di Indonesia, akan tetapi kita harus terus waspada," ucap dia menegaskan.
Baca juga: Implementasi Pancasila perkuat generasi Z hadapi radikalisme
Adapun dalam rangka menanggulangi terorisme, diperlukan perspektif intelijen guna mencari, mengolah, dan menyajikan informasi dalam mendukung pengambilan keputusan strategi dalam mengatasi potensi ancaman terorisme yang sedang dan akan dihadapi.
Semakin banyak informasi terkumpul akan menempatkan satuan intelijen dan aparat penegak hukum pada posisi yang lebih kuat untuk membuat suatu prediksi yang tepat, sehingga peran Intelijen dalam upaya penanggulangan terorisme sangat vital.
Dalam kegiatan pelatihan itu, sebanyak 70 agen intelijen dari unsur TNI/Polri dan instansi pemerintahan terkait berpartisipasi.
Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigjen Pol. Wawan Ridwan mengatakan pelatihan yang berlangsung pada 1-3 Oktober 2024 di Bali tersebut bertujuan untuk menambah wawasan dan kompetensi yang sudah dimiliki oleh para pelaksana tugas intelijen dalam mendeteksi dan mengawasi ancaman teror.
"Peningkatan kemampuan ini dibutuhkan mengingat peran agen intelijen sangat vital terutama dalam mencegah terjadinya aksi terorisme di Indonesia," ujar Wawan dalam Kegiatan Pelatihan Intelijen bagi Aparatur Pemerintah dalam Penanggulangan Terorisme di Bali, Kamis, seperti dikutip dari keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta.
Ia menegaskan, peran intelijen dalam penanggulangan terorisme sangat vital, terutama di bidang tindak pidana terorisme, sehingga diperlukan agen intelijen yang berkompeten serta sinergisitas satuan intelijen yang bekerja secara optimal.
Baca juga: Bali Work Plan helping reduceterror threat in ASEAN: BNPT
Lebih lanjut, Wawan berpesan agar dengan adanya prestasi zero terrorist attack atau nol serangan teroris sejak tahun 2023 hingga pertengahan tahun 2024 tidak membuat peran intelijen melemah, justru kewaspadaan perlu ditingkatkan.
Pasalnya, sambung dia, pelaku tindak pidana terorisme masih banyak berkeliaran dan mengancam keutuhan bangsa.
“Meskipun sampai saat ini tidak ada aksi teror di Indonesia, akan tetapi kita harus terus waspada," ucap dia menegaskan.
Baca juga: Implementasi Pancasila perkuat generasi Z hadapi radikalisme
Adapun dalam rangka menanggulangi terorisme, diperlukan perspektif intelijen guna mencari, mengolah, dan menyajikan informasi dalam mendukung pengambilan keputusan strategi dalam mengatasi potensi ancaman terorisme yang sedang dan akan dihadapi.
Semakin banyak informasi terkumpul akan menempatkan satuan intelijen dan aparat penegak hukum pada posisi yang lebih kuat untuk membuat suatu prediksi yang tepat, sehingga peran Intelijen dalam upaya penanggulangan terorisme sangat vital.
Dalam kegiatan pelatihan itu, sebanyak 70 agen intelijen dari unsur TNI/Polri dan instansi pemerintahan terkait berpartisipasi.