Lombok Barat (ANTARA) - Industri kerajinan gerabah yang terletak di Desa Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, kini telah berinovasi tidak lagi sekedar memproduksi gerabah tradisional.
Salah seorang perajin bernama Saufi menuturkan aneka gerabah mainan anak berupa boneka panda, tokoh kartun Doraemon, maupun tokoh kartun Hello Kitty merupakan produk inovasi.
"Hasil kerajinan gerabah didistribusikan ke Bali, Sumbawa, Dompu. Bahkan diekspor ke Selandia Baru dan beberapa negara di Eropa," ujarnya saat ditemui di Desa Banyumulek, Lombok Barat, Selasa.
Saufi menuturkan harga kerajinan gerabah dijual dengan nominal bervariasi mulai dari Rp10 ribu hingga Rp900 ribu tergantung ukuran dan tingkat kerumitan produk.
Para perajin berharap pemerintah lebih melirik industri kerajinan gerabah tradisional yang ada di Desa Banyumulek agar maju dan berkembang, serta lebih banyak lagi diketahui dan diminati banyak konsumen.
Baca juga: Perajin gerabah lombok barat mendapat pelatihan kewirausahaan
"Kami berharap pemerintah tetap memberikan dukungan, sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat bisa berkembang," ucap Saufi.
Kerajinan gerabah di Banyumulek telah ada sejak zaman Kerajaan Sasak hingga masa kekuasaan Kerajaan Karang Asem dan dikembangkan oleh Ida Wayan Tata yang diberikan kekuasaan berdiam di Desa Banyumulek sekitar pertengahan abad ke-18.
Baca juga: Bule Belanda ditangkap buka kelas kerajinan gerabah di Mandalika
Kalau itu Ida Wayang Tata adalah perpanjangan tangan dari kekuasaan Kerajaan Karang Asem di Pulau Lombok. Dia menggunakan gerabah untuk kebutuhan makan dan minum, namun seiring dengan perkembangan saat itu gerabah digunakan juga untuk kebutuhan rumah tangga dan kelengkapan ibadah.
Kepala Desa Banyumulek, Malik, mengatakan sentra industri gerabah di Banyumulek ada sejak tahun 1990. Sebanyak 80 persen penduduk yang didominasi perempuan berprofesi sebagai perajin gerabah di sana.
"Jenis kerajinan yang di buat adalah alat kebutuhan dapur, seperti kendi. Seiring berkembangnya zaman para perajin berinovasi untuk mengikuti tren masa kini untuk menarik minat pembeli," pungkas Malik.
Salah seorang perajin bernama Saufi menuturkan aneka gerabah mainan anak berupa boneka panda, tokoh kartun Doraemon, maupun tokoh kartun Hello Kitty merupakan produk inovasi.
"Hasil kerajinan gerabah didistribusikan ke Bali, Sumbawa, Dompu. Bahkan diekspor ke Selandia Baru dan beberapa negara di Eropa," ujarnya saat ditemui di Desa Banyumulek, Lombok Barat, Selasa.
Saufi menuturkan harga kerajinan gerabah dijual dengan nominal bervariasi mulai dari Rp10 ribu hingga Rp900 ribu tergantung ukuran dan tingkat kerumitan produk.
Para perajin berharap pemerintah lebih melirik industri kerajinan gerabah tradisional yang ada di Desa Banyumulek agar maju dan berkembang, serta lebih banyak lagi diketahui dan diminati banyak konsumen.
Baca juga: Perajin gerabah lombok barat mendapat pelatihan kewirausahaan
"Kami berharap pemerintah tetap memberikan dukungan, sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat bisa berkembang," ucap Saufi.
Kerajinan gerabah di Banyumulek telah ada sejak zaman Kerajaan Sasak hingga masa kekuasaan Kerajaan Karang Asem dan dikembangkan oleh Ida Wayan Tata yang diberikan kekuasaan berdiam di Desa Banyumulek sekitar pertengahan abad ke-18.
Baca juga: Bule Belanda ditangkap buka kelas kerajinan gerabah di Mandalika
Kalau itu Ida Wayang Tata adalah perpanjangan tangan dari kekuasaan Kerajaan Karang Asem di Pulau Lombok. Dia menggunakan gerabah untuk kebutuhan makan dan minum, namun seiring dengan perkembangan saat itu gerabah digunakan juga untuk kebutuhan rumah tangga dan kelengkapan ibadah.
Kepala Desa Banyumulek, Malik, mengatakan sentra industri gerabah di Banyumulek ada sejak tahun 1990. Sebanyak 80 persen penduduk yang didominasi perempuan berprofesi sebagai perajin gerabah di sana.
"Jenis kerajinan yang di buat adalah alat kebutuhan dapur, seperti kendi. Seiring berkembangnya zaman para perajin berinovasi untuk mengikuti tren masa kini untuk menarik minat pembeli," pungkas Malik.