Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) Indonesia, Hafidz Muksin, berharap penghargaan Anugerah Sastra Majelis Sastra Asia Tenggara yang diberikan kepada penyair Taufiq Ismail menginspirasi para sastrawan di generasi mendatang.
"Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam melalui Mastera Brunei Darussalam yang menyelenggarakan Anugerah Sastrawan ke-7. Semoga ini menjadi inspirasi bagi para sastrawan di generasi berikutnya. Melalui agenda Mastera yang berlangsung rutin, saya optimistis aktivitas kesusastraan di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia akan semakin semarak dan terus melahirkan penulis dengan karya-karyanya yang menggugah," kata Hafidz Muksin yang juga Sekretaris Badan Bahasa Kemdikbudristek saat dikonfirmasi, di Jakarta, Kamis.
Taufiq Ismail memperoleh Anugerah Sastra Majelis Sastra Asia Tenggara dari Brunei Darusalam. Penghargaan ini, menurut Hafidz Muksin, merupakan sebuah kehormatan besar bagi Taufiq Ismail dan juga Indonesia.
Anugerah Sastra Mastera merupakan anugerah bergengsi tingkat tinggi yang diberikan oleh Brunei Darussalam kepada tokoh sastra atau sastrawan yang berasal dari negara anggota Mastera, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Baca juga: TMMIN terima penghargaan Primaniyarta Tahun 2024
Baca juga: Mataram raih penghargaan inovasi pelayanan publik terbaik dari KemenPAN-RB
Pemberian anugerah tersebut berdasarkan persetujuan yang diberikan oleh Kerajaan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam.
Proses pemilihan calon pemenang Anugerah Sastra Mastera melalui berbagai tahapan di tiap negara anggota Mastera. Kriteria pemilihan calon pemenang melalui proses penjurian oleh dewan juri di tiap negara.
Sekretariat Mastera masing-masing negara anggota menyiapkan panel forum hasil penjurian, dilengkapi dengan biodata calon pemenang. Selanjutnya, diperlukan berita acara yang ditandatangani oleh dewan juri dan pimpinan dari Mastera di masing-masing negara anggota untuk diserahkan kepada Mastera Brunei Darussalam untuk dinilai, diputuskan, dan disahkan.
"Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam melalui Mastera Brunei Darussalam yang menyelenggarakan Anugerah Sastrawan ke-7. Semoga ini menjadi inspirasi bagi para sastrawan di generasi berikutnya. Melalui agenda Mastera yang berlangsung rutin, saya optimistis aktivitas kesusastraan di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia akan semakin semarak dan terus melahirkan penulis dengan karya-karyanya yang menggugah," kata Hafidz Muksin yang juga Sekretaris Badan Bahasa Kemdikbudristek saat dikonfirmasi, di Jakarta, Kamis.
Taufiq Ismail memperoleh Anugerah Sastra Majelis Sastra Asia Tenggara dari Brunei Darusalam. Penghargaan ini, menurut Hafidz Muksin, merupakan sebuah kehormatan besar bagi Taufiq Ismail dan juga Indonesia.
Anugerah Sastra Mastera merupakan anugerah bergengsi tingkat tinggi yang diberikan oleh Brunei Darussalam kepada tokoh sastra atau sastrawan yang berasal dari negara anggota Mastera, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Baca juga: TMMIN terima penghargaan Primaniyarta Tahun 2024
Baca juga: Mataram raih penghargaan inovasi pelayanan publik terbaik dari KemenPAN-RB
Pemberian anugerah tersebut berdasarkan persetujuan yang diberikan oleh Kerajaan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam.
Proses pemilihan calon pemenang Anugerah Sastra Mastera melalui berbagai tahapan di tiap negara anggota Mastera. Kriteria pemilihan calon pemenang melalui proses penjurian oleh dewan juri di tiap negara.
Sekretariat Mastera masing-masing negara anggota menyiapkan panel forum hasil penjurian, dilengkapi dengan biodata calon pemenang. Selanjutnya, diperlukan berita acara yang ditandatangani oleh dewan juri dan pimpinan dari Mastera di masing-masing negara anggota untuk diserahkan kepada Mastera Brunei Darussalam untuk dinilai, diputuskan, dan disahkan.