Ambon, Maluku (ANTARA News) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Maluku Utara akan mendata lukisan-lukisan peninggalan prasejarah pada dinding 36 gua yang tersebar di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, pada 14 November.
Kepala BPCB Maluku Utara Muhammad Husni saat dihubungi melalui telepon selulernya dari Ambon, Senin, mengatakan pendataan dilakukan untuk mengetahui kondisi lukisan dinding prasejarah pada gua-gua tersebut.
Tim arkeolog gabungan dari Universitas Gadjah Mada, Australian National University dan Balai Arkeologi Maluku menemukan lukisan-lukisan prasejarah pada dinding 36 gua Pulau Kisar saat melakukan survei di 86 gua pada Mei dan Oktober 2015.
Lukisan pada dinding gua antara lain ditemukan di Gua Jawalang, Intutun, Here Sorot Entapa dan Lene Hena.
"Pendataan ini untuk menyediakan data awal dari kondisi cagar budaya dan lingkungannya sebagai bahan kajian dan penilaian bagi landasan pelestariannya, baik secara kuratif maupun prefentif," katanya.
Pendataan 14 - 28 November, menurut dia, akan dilakukan dengan dua metode yakni pengambilan data verbal dan data piktorial.
Perekaman data verbal meliputi pencatatan setiap keterangan atau informasi terkait objek cagar budaya, juga deskripsi bentuk lukisan, teknik, warna, ukuran, keletakan dan arah hadap lukisan, serta observasi kerusakan dan keterawatannya.
Sementara pendataan piktorial mencakup pembuatan sketsa, gambar yang meliputi tampak, potongan, detail, elevasi, prespektif, denah dan peta posisi lukisan, serta foto dan rekaman video tentang objek dan kondisinya.
"Pendataan ini akan melibatkan sejumlah ahli cagar budaya, termasuk arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku," kata Muhammad Husni.
Kisar, ia menjelaskan, merupakan salah satu wilayah Wallacea bagian tenggara yang menunjukkan potensi geologi dan arkeologi yang cukup menarik untuk diteliti.
Gua-gua di Kisar yang telah diteliti memiliki lukisan dinding dan cap tangan. Motif lukisan-lukisannya bervariasi, termasuk antropomorfik, binatang, geometris, perahu dan abstrak.
Lukisan dengan motif binatang yang ditemukan umumnya gambar ikan, kadal dan hewan semacam ular. Sedangkan lukisan-lukisan geometris hanya berupa garis, lingkaran, persegi dan segitiga.
Lukisan bermotif antropomorfik jauh lebih beragam dengan berbagai ekspresi seperti menari, memegang senjata, menaiki binatang dan menabuh alat musik.
"Bagian pesisir pulau mengandung potensi gua-gua hunian yang ditunjukkan dengan adanya temuan lukisan dinding gua dan cap tangan, serta beberapa temuan ekofak pada permukaan lantainya," ujar Muhammad Husni.
Kisar adalah salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Diapit oleh Pulau Wetar dan Timor, Kisar merupakan pulau kecil seluas 117.07 kilometer persegi dengan topografi rendah, sedikit perbukitan dan keadaan daerah yang cukup gersang.
Sebagai bagian dari cakupan wilayah Wallacea, pulau ini telah banyak disorot dalam beragam penelitian oleh arkeolog dan sosiolog dari dalam negeri maupun mancanegara, salah satunya adalah survei tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Australian National University dan melibatkan Balai Arkeologi Maluku pada Mei dan Oktober 2015. Gua Here Sorot Entapa di Kisar juga menjadi tempat riset tentang arkeobotani.
Kepala BPCB Maluku Utara Muhammad Husni saat dihubungi melalui telepon selulernya dari Ambon, Senin, mengatakan pendataan dilakukan untuk mengetahui kondisi lukisan dinding prasejarah pada gua-gua tersebut.
Tim arkeolog gabungan dari Universitas Gadjah Mada, Australian National University dan Balai Arkeologi Maluku menemukan lukisan-lukisan prasejarah pada dinding 36 gua Pulau Kisar saat melakukan survei di 86 gua pada Mei dan Oktober 2015.
Lukisan pada dinding gua antara lain ditemukan di Gua Jawalang, Intutun, Here Sorot Entapa dan Lene Hena.
"Pendataan ini untuk menyediakan data awal dari kondisi cagar budaya dan lingkungannya sebagai bahan kajian dan penilaian bagi landasan pelestariannya, baik secara kuratif maupun prefentif," katanya.
Pendataan 14 - 28 November, menurut dia, akan dilakukan dengan dua metode yakni pengambilan data verbal dan data piktorial.
Perekaman data verbal meliputi pencatatan setiap keterangan atau informasi terkait objek cagar budaya, juga deskripsi bentuk lukisan, teknik, warna, ukuran, keletakan dan arah hadap lukisan, serta observasi kerusakan dan keterawatannya.
Sementara pendataan piktorial mencakup pembuatan sketsa, gambar yang meliputi tampak, potongan, detail, elevasi, prespektif, denah dan peta posisi lukisan, serta foto dan rekaman video tentang objek dan kondisinya.
"Pendataan ini akan melibatkan sejumlah ahli cagar budaya, termasuk arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku," kata Muhammad Husni.
Kisar, ia menjelaskan, merupakan salah satu wilayah Wallacea bagian tenggara yang menunjukkan potensi geologi dan arkeologi yang cukup menarik untuk diteliti.
Gua-gua di Kisar yang telah diteliti memiliki lukisan dinding dan cap tangan. Motif lukisan-lukisannya bervariasi, termasuk antropomorfik, binatang, geometris, perahu dan abstrak.
Lukisan dengan motif binatang yang ditemukan umumnya gambar ikan, kadal dan hewan semacam ular. Sedangkan lukisan-lukisan geometris hanya berupa garis, lingkaran, persegi dan segitiga.
Lukisan bermotif antropomorfik jauh lebih beragam dengan berbagai ekspresi seperti menari, memegang senjata, menaiki binatang dan menabuh alat musik.
"Bagian pesisir pulau mengandung potensi gua-gua hunian yang ditunjukkan dengan adanya temuan lukisan dinding gua dan cap tangan, serta beberapa temuan ekofak pada permukaan lantainya," ujar Muhammad Husni.
Kisar adalah salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Diapit oleh Pulau Wetar dan Timor, Kisar merupakan pulau kecil seluas 117.07 kilometer persegi dengan topografi rendah, sedikit perbukitan dan keadaan daerah yang cukup gersang.
Sebagai bagian dari cakupan wilayah Wallacea, pulau ini telah banyak disorot dalam beragam penelitian oleh arkeolog dan sosiolog dari dalam negeri maupun mancanegara, salah satunya adalah survei tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Australian National University dan melibatkan Balai Arkeologi Maluku pada Mei dan Oktober 2015. Gua Here Sorot Entapa di Kisar juga menjadi tempat riset tentang arkeobotani.