Gigi manusia prasejarah ditemukan di Situs Yomokho Papua

id gigi manusia prasejarah,ditemukan,Situs Yomokho, Kampung Dondai, Distrik Waibu,Jayapura,Papua,Balai Arkeologi Papua

Gigi manusia prasejarah ditemukan di Situs Yomokho Papua

Gigi prasejarah yang ditemukan di Situs Yomokho, Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. (FOTO ANTARA /HO-Balai Arkeologi Papua)

Jayapura (ANTARA) - Penelitian dari Balai Arkeologi Papua di Situs Yomokho, Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua berhasil menemukan gigi manusia prasejarah.

"Gigi manusia prasejarah ini didapatkan dalam ekskavasi pada kedalaman 110 cm," kata Hari Suroto, salah satu arkeolog senior dari Balai Arkeologi Papua, di Kota Jayapura, Minggu.

Berdasarkan analisis Marlin Tolla dari Max Planck Institute Jerman, kata Hari, yang merupakan almunus Universitas Udayana Bali itu, gigi yang ditemukan berdasarkan bentuk mahkota dan akarnya merupakan gigi manusia prasejarah.

"Dari susunan sedikit enamel hingga ke dentin, lebih ke molar bagian atas. Tapi dari sisa mahkotanya menunjukkan ukuran mahkota tidak terlalu tinggi serta ukuran bagian akar yang pendek, hal ini adalah molar ketiga bagian atas," katanya.

Situs Yomokho, kata dia,  merupakan situs hunian neolitik di tepi Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. Dalam penelitian ini, selain ditemukan gigi manusia, juga ditemukan pecahan gerabah, tulang, gigi babi, tulang ikan, arang, kapak batu, dan alat batu tokok sagu.

"Berdasarkan data arkeologi yang ditemukan menunjukkan bahwa pada masa lalu, manusia yang tinggal di Situs Yomokho mengolah dan mengonsumsi sagu," katanya.

Kapak batu, kata dia, untuk menebang pohon sagu, alat batu untuk menokok sagu, dan gerabah digunakan sebagai wadah untuk mengolah sagu menjadi papeda.

"Sedangkan sebagai sumber protein, mereka hidup berburu babi di hutan dan menangkap ikan di Danau Sentani," kata Hari Suroto.

Kepala Balai Arkeologi Papua Gusti Made Sudarmika mengaku bahwa baru sebagian wilayah Danau Sentani yang sudah diteliti.

"Pada tahun-tahun selanjutnya akan dilakukan penelitian yang lebih intensif dan menjangkau wilayah Danau Sentani yang lebih luas, terutama wilayah yang belum dijangkau penelitian," katanya.

Selain itu, kata Gusti, situs-situs yang pernah disurvei, untuk interpretasi yang lebih luas maka akan dilakukan ekskavasi atau penggalian, terutama di situs-situs hunian awal prasejarah di Danau Sentani.