Mataram (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai melakukan uji coba layanan gratis angkutan pelajar dengan menyediakan angkutan umum atau biasa disebut bemo kuning untuk pelajar di kota itu.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mataram Zulkarwin di Mataram, Selasa, mengatakan dalam tahap uji coba ini angkutan umum yang disiapkan sebanyak tujuh kendaraan dan khusus menjemput pelajar di SMP Negeri 7 Mataram.
"Untuk uji coba, kami hanya melayani penjemputan pulang sekolah dan hanya di satu sekolah yakni SMP Negeri 7 Mataram. Kalau ke sekolah, siswa diantar orang tua masing-masing," katanya.
Baca juga: Dishub usulkan tambahan lampu merah berbasis ATCS di Mataram
Menurutnya, tujuh angkutan umum yang melayani penjemputan anak sekolah itu dipilih karena ketujuh bemo tersebut dianggap layak jalan dan memenuhi kriteria yang ditetapkan.
"Kriteria yang kami maksudkan di antaranya, sopir angkutan memiliki SIM, surat-surat kendaraan lengkap, dan kondisi angkutan layak jalan," katanya.
Tujuh bemo kuning yang dimanfaatkan oleh Dishub Kota Mataram dengan sistem kontrak senilai Rp1,5 juta per bulan per sopir bemo.
Layanan penjemputan anak sekolah itu menjadi kerja sampingan para sopir angkutan bemo sebab sistem kerjanya hanya pada waktu pulang sekolah.
"Kontak yang kami berikan jadi pendapatan tambahan sopir, sebab mereka hanya melayani siswa sejam hingga dua jam," katanya.
Baca juga: Dishub Mataram-NTB konsep uji coba pengolahan kotoran kuda jadi biogas
Menurutnya, jumlah bemo kuning di Kota Mataram sebanyak 98 unit, tapi dari jumlah yang dinilai layak jalan hanya sekitar 10 persen. Hal itu dapat terdata saat dilakukan uji kelayakan.
"Dari 98 unit bemo kuning yang ada di Mataram, bemo paling muda tahun 1999," katanya.
Dikatakan, kegiatan uji coba layanan penjemputan sudah berjalan selama satu delapan hari karena program itu dimulai pada tanggal 7 Oktober 2024 dan selama uji coba, layanan para siswa dapat memanfaatkan transportasi umum tersebut bersifat gratis.
Baca juga: Dishub siapkan layanan retribusi parkir berlangganan di Mataram
Dari hasil evaluasi program layanan gratis penjemputan anak sekolah selama sepekan, para siswa cukup tinggi dan antusias untuk menggunakan alat transportasi yang sudah disiapkan.
Adapun trayek yang dilewati dibagi dua yaitu rute A meliputi Jalan Bung Karno, Simpang 4 Gebang belok kiri, AA Gde Ngurah dan beberapa ruas jalan lainnya dan kembali lagi ke SMP Negeri 7 Mataram.
Sedangkan untuk rute B meliputi Jalan Bung Karno, Simpang 4 Golkar, Jalan Sriwijaya, Epicentrum, Tanah Haji, dan beberapa rute lainnya.
"Sebelum penentuan rute, kami terlebih dahulu sudah menyebarkan kuesioner kepada peserta didik untuk mengetahui siswa di SMP Negeri 7 Mataram paling banyak di wilayah mana saja," katanya.
Diharapkan, penggunaan kendaraan umum oleh peserta didik ini bisa terus berkembang sehingga ke depan bemo kuning yang ada bisa hidup kembali seperti sebelumnya.
Baca juga: Dishub Mataram gembok kendaraan pengantar pendaftar PPDB parkir sembarangan
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mataram Zulkarwin di Mataram, Selasa, mengatakan dalam tahap uji coba ini angkutan umum yang disiapkan sebanyak tujuh kendaraan dan khusus menjemput pelajar di SMP Negeri 7 Mataram.
"Untuk uji coba, kami hanya melayani penjemputan pulang sekolah dan hanya di satu sekolah yakni SMP Negeri 7 Mataram. Kalau ke sekolah, siswa diantar orang tua masing-masing," katanya.
Baca juga: Dishub usulkan tambahan lampu merah berbasis ATCS di Mataram
Menurutnya, tujuh angkutan umum yang melayani penjemputan anak sekolah itu dipilih karena ketujuh bemo tersebut dianggap layak jalan dan memenuhi kriteria yang ditetapkan.
"Kriteria yang kami maksudkan di antaranya, sopir angkutan memiliki SIM, surat-surat kendaraan lengkap, dan kondisi angkutan layak jalan," katanya.
Tujuh bemo kuning yang dimanfaatkan oleh Dishub Kota Mataram dengan sistem kontrak senilai Rp1,5 juta per bulan per sopir bemo.
Layanan penjemputan anak sekolah itu menjadi kerja sampingan para sopir angkutan bemo sebab sistem kerjanya hanya pada waktu pulang sekolah.
"Kontak yang kami berikan jadi pendapatan tambahan sopir, sebab mereka hanya melayani siswa sejam hingga dua jam," katanya.
Baca juga: Dishub Mataram-NTB konsep uji coba pengolahan kotoran kuda jadi biogas
Menurutnya, jumlah bemo kuning di Kota Mataram sebanyak 98 unit, tapi dari jumlah yang dinilai layak jalan hanya sekitar 10 persen. Hal itu dapat terdata saat dilakukan uji kelayakan.
"Dari 98 unit bemo kuning yang ada di Mataram, bemo paling muda tahun 1999," katanya.
Dikatakan, kegiatan uji coba layanan penjemputan sudah berjalan selama satu delapan hari karena program itu dimulai pada tanggal 7 Oktober 2024 dan selama uji coba, layanan para siswa dapat memanfaatkan transportasi umum tersebut bersifat gratis.
Baca juga: Dishub siapkan layanan retribusi parkir berlangganan di Mataram
Dari hasil evaluasi program layanan gratis penjemputan anak sekolah selama sepekan, para siswa cukup tinggi dan antusias untuk menggunakan alat transportasi yang sudah disiapkan.
Adapun trayek yang dilewati dibagi dua yaitu rute A meliputi Jalan Bung Karno, Simpang 4 Gebang belok kiri, AA Gde Ngurah dan beberapa ruas jalan lainnya dan kembali lagi ke SMP Negeri 7 Mataram.
Sedangkan untuk rute B meliputi Jalan Bung Karno, Simpang 4 Golkar, Jalan Sriwijaya, Epicentrum, Tanah Haji, dan beberapa rute lainnya.
"Sebelum penentuan rute, kami terlebih dahulu sudah menyebarkan kuesioner kepada peserta didik untuk mengetahui siswa di SMP Negeri 7 Mataram paling banyak di wilayah mana saja," katanya.
Diharapkan, penggunaan kendaraan umum oleh peserta didik ini bisa terus berkembang sehingga ke depan bemo kuning yang ada bisa hidup kembali seperti sebelumnya.
Baca juga: Dishub Mataram gembok kendaraan pengantar pendaftar PPDB parkir sembarangan