Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat krisis air bersih akibat kekeringan pada puncak musim kemarau 2024 ini mulai meluas.
"Kekeringan ini mulai meluas dan telah terjadi pada enam kecamatan di Lombok Tengah," kata Kepala BPBD Lombok Tengah Ridwan Maruf di Lombok Tengah, Rabu.
Ia mengatakan wilayah kekeringan dampak musim kemarau ini terjadi di Kecamatan Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, Jonggat, dan Praya.
"Di Kota Praya juga terdampak, sehingga kami menyalurkan bantuan air bersih kepada warga," katanya.
Sementara itu, lanjutnya, untuk di Kecamatan Kopang, Batukliang, Batukliang Utara, Pringgarata, dan Kopang, yang dekat dengan sumber mata air masih aman. Sedangkan untuk penyebab kekeringan di Kota Praya ini tidak hanya dampak musim kemarau, namun berkurang debit air PDAM kepada para pelanggan, sehingga dilakukan sistem bergilir.
"Warga yang paling banyak mengajukan permintaan air bersih ada di Kecamatan Jonggat," katanya.
Ia mengatakan permintaan air bersih saat ini cukup banyak, namun stok untuk bantuan air bersih dipastikan cukup dan belum membutuhkan bantuan air bersih dari pemerintah pusat dan pihak swasta lainnya yang ikut menyalurkan air bersih kepada masyarakat.
"Setiap hari kami menyalurkan air bersih kepada masyarakat secara bergilir sesuai permintaan," katanya.
Baca juga: Empat daerah di NTB berada pada level awas kekeringan
Ia mengatakan jumlah air yang telah disalurkan kepada masyarakat dari Juli hingga September itu sekitar 77 tangki untuk warga yang ada di enam kecamatan tersebut.
"Status Lombok Tengah telah ditetapkan darurat kekeringan hingga Desember 2024," katanya.
Ia mengatakan kondisi saat ini memang terjadi hujan, namun hujan yang turun hanya membasahi tanah atau belum bisa menambah debit sumber mata air maupun sumur warga.
Baca juga: BNPB bantu tandon air dukung penanganan kekeringan di Lombok Tengah
"Semoga cuaca bersahabat dan hujan lebih cepat turun, sehingga warga tidak lagi kekurangan air bersih," katanya.
"Kekeringan ini mulai meluas dan telah terjadi pada enam kecamatan di Lombok Tengah," kata Kepala BPBD Lombok Tengah Ridwan Maruf di Lombok Tengah, Rabu.
Ia mengatakan wilayah kekeringan dampak musim kemarau ini terjadi di Kecamatan Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, Jonggat, dan Praya.
"Di Kota Praya juga terdampak, sehingga kami menyalurkan bantuan air bersih kepada warga," katanya.
Sementara itu, lanjutnya, untuk di Kecamatan Kopang, Batukliang, Batukliang Utara, Pringgarata, dan Kopang, yang dekat dengan sumber mata air masih aman. Sedangkan untuk penyebab kekeringan di Kota Praya ini tidak hanya dampak musim kemarau, namun berkurang debit air PDAM kepada para pelanggan, sehingga dilakukan sistem bergilir.
"Warga yang paling banyak mengajukan permintaan air bersih ada di Kecamatan Jonggat," katanya.
Ia mengatakan permintaan air bersih saat ini cukup banyak, namun stok untuk bantuan air bersih dipastikan cukup dan belum membutuhkan bantuan air bersih dari pemerintah pusat dan pihak swasta lainnya yang ikut menyalurkan air bersih kepada masyarakat.
"Setiap hari kami menyalurkan air bersih kepada masyarakat secara bergilir sesuai permintaan," katanya.
Baca juga: Empat daerah di NTB berada pada level awas kekeringan
Ia mengatakan jumlah air yang telah disalurkan kepada masyarakat dari Juli hingga September itu sekitar 77 tangki untuk warga yang ada di enam kecamatan tersebut.
"Status Lombok Tengah telah ditetapkan darurat kekeringan hingga Desember 2024," katanya.
Ia mengatakan kondisi saat ini memang terjadi hujan, namun hujan yang turun hanya membasahi tanah atau belum bisa menambah debit sumber mata air maupun sumur warga.
Baca juga: BNPB bantu tandon air dukung penanganan kekeringan di Lombok Tengah
"Semoga cuaca bersahabat dan hujan lebih cepat turun, sehingga warga tidak lagi kekurangan air bersih," katanya.