Badung (ANTARA) - Wisatawan dan penggemar musik jazz di Bali disasar sebagai pendengar dalam festival jazz internasional di The Golo Mori, Nusa Tenggara Timur.
Director of Commercial ITDC Troy Reza Warokka di Badung, Bali, Jumat, mengatakan potensi besar dengan menggaet penonton dari Bali itu menjadi salah satu alasan festival tersebut resmi diperkenalkan di Pulau Dewata.
“Penggemar musik jazz itu bukan hanya di Jakarta atau Surabaya, tapi dari survei internal yang kami lakukan itu ada market di Bali, dan yang menarik bukan hanya orang Indonesia, tetapi turis asing,” kata dia.
Troy melihat di Bali turis asing kerap menginap dalam waktu lama, berarti ada potensi mereka mendatangi destinasi-destinasi lain selain kawasan yang mereka menginap, termasuk ke luar Bali.
“Karena kami (ITDC) punya Mandalika dan Golo Mori bagaimana kami mengomunikasikan ini ke publik Bali, salah satu yang dilakukan yaitu kontennya harus bagus, makanya kalau di Mandalika kami kenalkan sport tourism kalau di Golo Mori eco tourism,” ujarnya.
Dalam International Golo Mori Jazz 2024 ini, ITDC menggaet penonton terbatas di kisaran 600 orang, dimana festival jazz akan berlangsung pada 16 November di Golo Mori Convention Center (GMCC).
Baca juga: Pengprov DKKI gelar Forda I NTB
Menurut Troy, gelaran ini selain menarik wisatawan untuk menikmati keindahan destinasi selain Bali, juga mengenalkan perkembangan di kawasan Manggarai Barat itu.
“Sekarang aksesnya mudah, konektivitasnya oke, hotelnya ada, jalurnya gampang, sedangkan 2019 Golo Mori ini dari Labuan Bajo kota harus menggunakan kapal selama 2 malam 3 hari, artinya beda dengan situasi sekarang,” kata dia.
Setelah berhasil menjadi lokasi pertemuan pemimpin-pemimpin ASEAN sebelumnya, ITDC ingin The Golo Mori tak berhenti sehingga menghadirkan konser musik jazz perdana disana dengan memboyong penyangi seperti Andien, Maliq & D’Essentials, Sheila Majid, dan Tohpati dalam format orkestra.
Baca juga: CIMB Niaga mendorong industri kreatif di Ubud Writer
“Kami yakin kalau sesuatu dilakukan dengan penuh komitmen dan kesungguhan, ini (festival jazz) akan menjadi ajang reguler, karena harapannya Nusa Dua, Mandalika, dan Golo Mori punya ciri khas sendiri,” kata di.
Untuk menggaet penggemar jazz Bali, konser yang membanderol tiket mulai dari Rp800 ribu ini tidak hanya membuka penjualan daring, namun juga luring di pusat perbelanjaan di kawasan wisata.
Director of Commercial ITDC Troy Reza Warokka di Badung, Bali, Jumat, mengatakan potensi besar dengan menggaet penonton dari Bali itu menjadi salah satu alasan festival tersebut resmi diperkenalkan di Pulau Dewata.
“Penggemar musik jazz itu bukan hanya di Jakarta atau Surabaya, tapi dari survei internal yang kami lakukan itu ada market di Bali, dan yang menarik bukan hanya orang Indonesia, tetapi turis asing,” kata dia.
Troy melihat di Bali turis asing kerap menginap dalam waktu lama, berarti ada potensi mereka mendatangi destinasi-destinasi lain selain kawasan yang mereka menginap, termasuk ke luar Bali.
“Karena kami (ITDC) punya Mandalika dan Golo Mori bagaimana kami mengomunikasikan ini ke publik Bali, salah satu yang dilakukan yaitu kontennya harus bagus, makanya kalau di Mandalika kami kenalkan sport tourism kalau di Golo Mori eco tourism,” ujarnya.
Dalam International Golo Mori Jazz 2024 ini, ITDC menggaet penonton terbatas di kisaran 600 orang, dimana festival jazz akan berlangsung pada 16 November di Golo Mori Convention Center (GMCC).
Baca juga: Pengprov DKKI gelar Forda I NTB
Menurut Troy, gelaran ini selain menarik wisatawan untuk menikmati keindahan destinasi selain Bali, juga mengenalkan perkembangan di kawasan Manggarai Barat itu.
“Sekarang aksesnya mudah, konektivitasnya oke, hotelnya ada, jalurnya gampang, sedangkan 2019 Golo Mori ini dari Labuan Bajo kota harus menggunakan kapal selama 2 malam 3 hari, artinya beda dengan situasi sekarang,” kata dia.
Setelah berhasil menjadi lokasi pertemuan pemimpin-pemimpin ASEAN sebelumnya, ITDC ingin The Golo Mori tak berhenti sehingga menghadirkan konser musik jazz perdana disana dengan memboyong penyangi seperti Andien, Maliq & D’Essentials, Sheila Majid, dan Tohpati dalam format orkestra.
Baca juga: CIMB Niaga mendorong industri kreatif di Ubud Writer
“Kami yakin kalau sesuatu dilakukan dengan penuh komitmen dan kesungguhan, ini (festival jazz) akan menjadi ajang reguler, karena harapannya Nusa Dua, Mandalika, dan Golo Mori punya ciri khas sendiri,” kata di.
Untuk menggaet penggemar jazz Bali, konser yang membanderol tiket mulai dari Rp800 ribu ini tidak hanya membuka penjualan daring, namun juga luring di pusat perbelanjaan di kawasan wisata.