Surabaya (ANTARA) - Hari ini konsensus kebangsaan yang digelorakan oleh kaum muda yang bernama Soempah Pemoeda telah berusia 96 tahun, semangat tersebut masih menyala hingga hari ini, karena spirit persatuan yang digaungkan saat itu masih menjadi akar atau pondasi tegaknya sebuah Negara yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di tengah segala keterbatasan mengakses informasi dan Pendidikan saat itu, Pemuda pemudi kita mampu membangun kesadaran kolektif di atas segala keberagaman suku, budaya, agama dan ras hingga lahirlah konsensus satu bangsa, satu bahasa satu tanah air Indonesia.
Pemuda memiliki karakter rasa ingin tahu yang kuat tentang situasi dan perkembangan suatu orde, dengan karakter tersebut dia mengakses semua informasi yang dibutuhkan untuk membuat sikap kepeloporan tentang kondisi ideal kebangsaan yang diharapkan, dan tidak menunggu momen sebagaimana karakter generasi tua, namun selalu menciptakan momentum agar perjalanan kebangsaan sesuai yang diharapkan, pemuda sudah membuktikan dalam setiap babakan Sejarah bangsa ini ada kontribusi pemikiran yang progresif dan Tindakan radikal dari pemuda pemudi kita mulai dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia hingga peristiwa reformasi 1998, inilah catatan Sejarah yang tidak akan pernah lapuk karena hujan dan tak lekang karena panas dan akan terus menginspirasi kepeloporan pemuda dengan tantangan kebangsaan di masa yang akan datang.
Geopolitik Global yang tidak menentu
Saat ini kondisi geopolitik global sedang tidak menentu, dunia bukan lagi jadi ajang adu pengaruh antara paham komunis dengan paham liberal ( kapitalis ) yang berporos pada Amerika dan Uni Soviet, bukan lagi perang memperebutkan ladang minyak ( energi) sebagaimana motif terjadinya perang dunia kedua yang melanda Sebagian besar bangsa-bangsa di dunia. Namun saat ini kita menghadapi tantangan kebangsaan yang lebih kompleks yakni berkaitan dengan ketahanan pangan dan mineral kita, di tengah meningkatnya tensi konflik negara-negara kuat di dunia yang sewaktu-waktu bisa meningkat menjadi konflik militer dengan skala penuh.
Indonesia adalah salah satu Negara berpenduduk terbesar di dunia, membangun kemandirian pangan adalah salah satu tantangan berat yang harus segera dicarikan solusi jangka panjang sehingga stabilitas politik menjadi terjaga, negara-negara berpenduduk besar sudah melakukan upaya rekayasa teknologi pertanian mereka agar mampu menyediakan pangan bagi warganya, lihatlah China sebagai kekuatan ekonomi baru dunia sudah mengubah gurun pasir menjadi lahan pertanian dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang mereka miliki, India memperluas lahan gandumnya untuk kepentingan domestik mereka, sementara negara-negara maju di Eropa selama ini memberikan subsidi besar terhadap komoditas pertanian mereka agar bisa diekspor ke negara-negara dunia ketiga sehingga bisa menjadi devisa bagi negara tersebut.
Kewajiban Kebangsaan
Pemilu 2024 sudah terlaksana, namanya kompetisi ada yang beruntung dan tidak beruntung adalah konsekwensi logis dari system demokrasi yang telah kita sepakati bersama, sejak Gerakan reformasi 98 sebagai sebuah bangsa kita tidak berhenti untuk mencari rumusan system demokrasi ideal yang kita harapkan yang sesuai dengan jati diri bangsa, mulai dari pelaksanaan pemilu 1999 hingga pemilu tahun 2024 selalu ada rumusan penyempurnaan system pemilu yang ideal, namun apapun rumusannya tidak menghilangkan niat utama dari para pahlawan reformasi yakni proses rekruitmen kepemimpinan nasional maupun lokal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, atau Fox Populi Fox Dei ( Suara Rakyat Suara Tuhan ) yang menjadi doktrin setiap pegiat demokrasi di Indonesia.
Dalam system kompetisi untuk memenangkan hati rakyat, kita semua harus menyadari ada waktunya bertanding dan ada waktunya bersanding, perbedaan pendapat dan gagasan tentang bagaimana membawa Indonesia ke depan sangat dibutuhkan dalam pemilu, sehingga rakyat sebagai penentu akhir diberikan alternatif pilihan. Namun saat daulat rakyat sudah diberikan mestinya semua elit politik harus menunjukkan keteladanan sebagai seorang Negarawan, yakni menganggap dinamika politik hanya sampai leher, tidak sampai ke perasaan sehingga bisa menjadi penghambat terjadinya persatuan sebuah Bangsa dalam menghadapi tantangan kebangsaan.
Rakyat akan secara alami melakukan rekonsiliasi sosial politik sebagai dampak polarisasi dukungan dalam pemilu, mana kala elit memberikan keteladanan, hati kita tentu adem ketika melihat calon Presiden Anies Rasyid Baswedan berpelukan dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam sidang Majlis Permusyawaratan Rakyat dengan agenda pengucapan sumpah dan janji Presiden dan wakil Presiden terpilih, ini nilai-nilai Kenegarawanan yang diharapkan oleh rakyat.
Pemuda zaman now harus terus mengawal jalannya pemerintahan dengan nalar kritis yang dimiliki, karena hakikat manusia harus saling mengingatkan, pemuda jaman now harus menjadi trendseter dalam isu kebangsaan sesuai dengan idealisme yang dimiliki, pemuda tidak menjadi follower isu yang digaungkan politisi yang belum memiliki nilai-nilai kenegarawanan, untuk itu Pemuda jaman now harus terus membangun kesadaran kolektif persatuan dan kesatuan bangsa untuk menghadapi situasi global yang tidak menentu dengan ciri khas gerakan pemuda, pesatnya perkembangan teknologi bisa menjadi modal dasar dalam membangun gerakan kepeloporan kaum muda saat ini, karena setiap jaman ada orangnya, setiap orang ada zamannya, kalau generasi tua tidak bisa menunjukkan nilai kenegarawanan maka kaum muda harus menujukkan kepeloporan sehingga kita semua bisa Bersatu pada menyongsong Indonesia emas 2045 di tengah bonus demografi yang hanya datang sekali dalam perjalanan sebuah bangsa.
*) Penulis adalah Wakil Ketua DPRD Surabaya sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Surabaya
Di tengah segala keterbatasan mengakses informasi dan Pendidikan saat itu, Pemuda pemudi kita mampu membangun kesadaran kolektif di atas segala keberagaman suku, budaya, agama dan ras hingga lahirlah konsensus satu bangsa, satu bahasa satu tanah air Indonesia.
Pemuda memiliki karakter rasa ingin tahu yang kuat tentang situasi dan perkembangan suatu orde, dengan karakter tersebut dia mengakses semua informasi yang dibutuhkan untuk membuat sikap kepeloporan tentang kondisi ideal kebangsaan yang diharapkan, dan tidak menunggu momen sebagaimana karakter generasi tua, namun selalu menciptakan momentum agar perjalanan kebangsaan sesuai yang diharapkan, pemuda sudah membuktikan dalam setiap babakan Sejarah bangsa ini ada kontribusi pemikiran yang progresif dan Tindakan radikal dari pemuda pemudi kita mulai dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia hingga peristiwa reformasi 1998, inilah catatan Sejarah yang tidak akan pernah lapuk karena hujan dan tak lekang karena panas dan akan terus menginspirasi kepeloporan pemuda dengan tantangan kebangsaan di masa yang akan datang.
Geopolitik Global yang tidak menentu
Saat ini kondisi geopolitik global sedang tidak menentu, dunia bukan lagi jadi ajang adu pengaruh antara paham komunis dengan paham liberal ( kapitalis ) yang berporos pada Amerika dan Uni Soviet, bukan lagi perang memperebutkan ladang minyak ( energi) sebagaimana motif terjadinya perang dunia kedua yang melanda Sebagian besar bangsa-bangsa di dunia. Namun saat ini kita menghadapi tantangan kebangsaan yang lebih kompleks yakni berkaitan dengan ketahanan pangan dan mineral kita, di tengah meningkatnya tensi konflik negara-negara kuat di dunia yang sewaktu-waktu bisa meningkat menjadi konflik militer dengan skala penuh.
Indonesia adalah salah satu Negara berpenduduk terbesar di dunia, membangun kemandirian pangan adalah salah satu tantangan berat yang harus segera dicarikan solusi jangka panjang sehingga stabilitas politik menjadi terjaga, negara-negara berpenduduk besar sudah melakukan upaya rekayasa teknologi pertanian mereka agar mampu menyediakan pangan bagi warganya, lihatlah China sebagai kekuatan ekonomi baru dunia sudah mengubah gurun pasir menjadi lahan pertanian dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang mereka miliki, India memperluas lahan gandumnya untuk kepentingan domestik mereka, sementara negara-negara maju di Eropa selama ini memberikan subsidi besar terhadap komoditas pertanian mereka agar bisa diekspor ke negara-negara dunia ketiga sehingga bisa menjadi devisa bagi negara tersebut.
Kewajiban Kebangsaan
Pemilu 2024 sudah terlaksana, namanya kompetisi ada yang beruntung dan tidak beruntung adalah konsekwensi logis dari system demokrasi yang telah kita sepakati bersama, sejak Gerakan reformasi 98 sebagai sebuah bangsa kita tidak berhenti untuk mencari rumusan system demokrasi ideal yang kita harapkan yang sesuai dengan jati diri bangsa, mulai dari pelaksanaan pemilu 1999 hingga pemilu tahun 2024 selalu ada rumusan penyempurnaan system pemilu yang ideal, namun apapun rumusannya tidak menghilangkan niat utama dari para pahlawan reformasi yakni proses rekruitmen kepemimpinan nasional maupun lokal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, atau Fox Populi Fox Dei ( Suara Rakyat Suara Tuhan ) yang menjadi doktrin setiap pegiat demokrasi di Indonesia.
Dalam system kompetisi untuk memenangkan hati rakyat, kita semua harus menyadari ada waktunya bertanding dan ada waktunya bersanding, perbedaan pendapat dan gagasan tentang bagaimana membawa Indonesia ke depan sangat dibutuhkan dalam pemilu, sehingga rakyat sebagai penentu akhir diberikan alternatif pilihan. Namun saat daulat rakyat sudah diberikan mestinya semua elit politik harus menunjukkan keteladanan sebagai seorang Negarawan, yakni menganggap dinamika politik hanya sampai leher, tidak sampai ke perasaan sehingga bisa menjadi penghambat terjadinya persatuan sebuah Bangsa dalam menghadapi tantangan kebangsaan.
Rakyat akan secara alami melakukan rekonsiliasi sosial politik sebagai dampak polarisasi dukungan dalam pemilu, mana kala elit memberikan keteladanan, hati kita tentu adem ketika melihat calon Presiden Anies Rasyid Baswedan berpelukan dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam sidang Majlis Permusyawaratan Rakyat dengan agenda pengucapan sumpah dan janji Presiden dan wakil Presiden terpilih, ini nilai-nilai Kenegarawanan yang diharapkan oleh rakyat.
Pemuda zaman now harus terus mengawal jalannya pemerintahan dengan nalar kritis yang dimiliki, karena hakikat manusia harus saling mengingatkan, pemuda jaman now harus menjadi trendseter dalam isu kebangsaan sesuai dengan idealisme yang dimiliki, pemuda tidak menjadi follower isu yang digaungkan politisi yang belum memiliki nilai-nilai kenegarawanan, untuk itu Pemuda jaman now harus terus membangun kesadaran kolektif persatuan dan kesatuan bangsa untuk menghadapi situasi global yang tidak menentu dengan ciri khas gerakan pemuda, pesatnya perkembangan teknologi bisa menjadi modal dasar dalam membangun gerakan kepeloporan kaum muda saat ini, karena setiap jaman ada orangnya, setiap orang ada zamannya, kalau generasi tua tidak bisa menunjukkan nilai kenegarawanan maka kaum muda harus menujukkan kepeloporan sehingga kita semua bisa Bersatu pada menyongsong Indonesia emas 2045 di tengah bonus demografi yang hanya datang sekali dalam perjalanan sebuah bangsa.
*) Penulis adalah Wakil Ketua DPRD Surabaya sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Surabaya