Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut produksi daun tembakau yang mencapai puncaknya pada triwulan III 2024 mendongkrak laju pertumbuhan industri pengolahan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin mengatakan pertumbuhan ekonomi secara kuartal ke kuartal sebesar 0,23 persen dan ditunjang oleh industri pengolahan mencapai 40,32 persen.
"Musim tembakau menjadi penunjang industri pengolahan, sehingga mengalami peningkatan yang cukup besar," ujarnya di Mataram, Selasa.
Wahyudin menuturkan siklus panen daun tembakau tidak berlangsung sepanjang tahun. Puncak musim panen berlangsung pada triwulan III 2024, sehingga peningkatan produksi dari industri pengolahan tembakau cukup besar dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan data BPS, luar tanaman perkebunan tembakau di Nusa Tenggara Barat mencapai 34 ribu hektare pada tahun 2023. Nilai produksi perkebunan tembakau rakyat sebanyak 55 ribu ton.
Baca juga: Jagung masih menjadi komoditas paling banyak dimuat di NTB
Selain industri pengolahan yang mencatatkan pertumbuhan tingi, imbuhnya, sektor konstruksi mengalami peningkatan hingga 8,23 persen. Hal itu disebabkan meningkatnya realisasi pengadaan semen dan mulai banyaknya realisasi proyek pemerintah.
"Pada triwulan III biasanya proyek pemerintah sudah mulai banyak, termasuk juga triwulan IV. Kejar tayang nanti di akhir tahun semua proyek diusahakan supaya tidak ada silva," kata Wahyudin.
Baca juga: Jumlah tamu hotel berbintang NTB naik 38,35 persen
Lebih lanjut dia menyampaikan sektor lapangan usaha akomodasi juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 3,83 persen yang ditopang dari jumlah tamu menginap di hotel yang meningkat 25,52 persen dibandingkan pada triwulan II 2024.
Secara year on year atau tahunan, laju pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat mencapai 6,22 persen pada triwulan III 2024. Angka itu lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh sebesar 4,95 persen.
Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin mengatakan pertumbuhan ekonomi secara kuartal ke kuartal sebesar 0,23 persen dan ditunjang oleh industri pengolahan mencapai 40,32 persen.
"Musim tembakau menjadi penunjang industri pengolahan, sehingga mengalami peningkatan yang cukup besar," ujarnya di Mataram, Selasa.
Wahyudin menuturkan siklus panen daun tembakau tidak berlangsung sepanjang tahun. Puncak musim panen berlangsung pada triwulan III 2024, sehingga peningkatan produksi dari industri pengolahan tembakau cukup besar dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan data BPS, luar tanaman perkebunan tembakau di Nusa Tenggara Barat mencapai 34 ribu hektare pada tahun 2023. Nilai produksi perkebunan tembakau rakyat sebanyak 55 ribu ton.
Baca juga: Jagung masih menjadi komoditas paling banyak dimuat di NTB
Selain industri pengolahan yang mencatatkan pertumbuhan tingi, imbuhnya, sektor konstruksi mengalami peningkatan hingga 8,23 persen. Hal itu disebabkan meningkatnya realisasi pengadaan semen dan mulai banyaknya realisasi proyek pemerintah.
"Pada triwulan III biasanya proyek pemerintah sudah mulai banyak, termasuk juga triwulan IV. Kejar tayang nanti di akhir tahun semua proyek diusahakan supaya tidak ada silva," kata Wahyudin.
Baca juga: Jumlah tamu hotel berbintang NTB naik 38,35 persen
Lebih lanjut dia menyampaikan sektor lapangan usaha akomodasi juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 3,83 persen yang ditopang dari jumlah tamu menginap di hotel yang meningkat 25,52 persen dibandingkan pada triwulan II 2024.
Secara year on year atau tahunan, laju pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat mencapai 6,22 persen pada triwulan III 2024. Angka itu lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh sebesar 4,95 persen.