Flores Timur (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan layanan yang spesial kepada para pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang berkebutuhan khusus, penyandang disabilitas, dan lansia.
"Kami memiliki pekerja sosial yang khusus untuk menangani para lansia, disabilitas, dan orang berkebutuhan khusus dan telah tersertifikasi," kata Ketua Tim Layanan Dukungan Psikososial, Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos Maya Meilan Falah ditemui di Posko Pengungsian Desa Konga, Kabupaten Flores Timur, NTT, Kamis.
Ia mengatakan upaya tersebut bagian dari layanan dukungan psikososial yang disiapkan oleh Kemensos agar para warga tidak larut dalam kesedihan setelah menjadi penyintas bencana alam tersebut.
Baca juga: Baznas sediakan Mobile Clinic bagi pengungsi Palestina
Jika terdapat pengungsi berkebutuhan khusus yang membutuhkan pelayanan dokter atau psikiater, pihaknya juga memiliki tim khusus untuk menanggulangi hal tersebut.
"Sejatinya, layanan kami setara dengan peraturan yang ada di internasional, di mana kami tidak boleh mengintervensi korban yang memiliki tanda-tanda gangguan psikologis yang berlebih," ujarnya.
Ia mengatakan tentang asesmen terhadap korban bencana alam.
"Jadi nanti kami akan melakukan asesmen, jika ada perilaku yang dinilai tidak normal, maka akan kami rekomendasikan untuk mendatangkan tenaga ahli," katanya.
Baca juga: Penanganan pengungsi perlu komitmen kolektif bangsa
Namun demikian, jika bantuan yang diperlukan masih berada dalam koridor layanan dasar, pihaknya siap siaga untuk membantu pengungsi berkebutuhan khusus. Saat ini, ia menyebut, terdapat sejumlah pengungsi berkebutuhan khusus, namun masih dalam batas wajar dan bisa ditangani oleh tim.
"Paling tidak, kami berusaha untuk membuat mereka memahami apa yang terjadi, apapun yang dirasakan, itu kami ajak mereka dengan sesi curhat, atau menggambar. Metode itu kami bikin agar mereka bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Sehingga, layanan dukungan psikososial ini tidak membuat emosi lebih meningkat lagi yang bisa menyebabkan trauma dan gangguan jiwa," tutur Maya Meilan Falah.
"Kami memiliki pekerja sosial yang khusus untuk menangani para lansia, disabilitas, dan orang berkebutuhan khusus dan telah tersertifikasi," kata Ketua Tim Layanan Dukungan Psikososial, Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos Maya Meilan Falah ditemui di Posko Pengungsian Desa Konga, Kabupaten Flores Timur, NTT, Kamis.
Ia mengatakan upaya tersebut bagian dari layanan dukungan psikososial yang disiapkan oleh Kemensos agar para warga tidak larut dalam kesedihan setelah menjadi penyintas bencana alam tersebut.
Baca juga: Baznas sediakan Mobile Clinic bagi pengungsi Palestina
Jika terdapat pengungsi berkebutuhan khusus yang membutuhkan pelayanan dokter atau psikiater, pihaknya juga memiliki tim khusus untuk menanggulangi hal tersebut.
"Sejatinya, layanan kami setara dengan peraturan yang ada di internasional, di mana kami tidak boleh mengintervensi korban yang memiliki tanda-tanda gangguan psikologis yang berlebih," ujarnya.
Ia mengatakan tentang asesmen terhadap korban bencana alam.
"Jadi nanti kami akan melakukan asesmen, jika ada perilaku yang dinilai tidak normal, maka akan kami rekomendasikan untuk mendatangkan tenaga ahli," katanya.
Baca juga: Penanganan pengungsi perlu komitmen kolektif bangsa
Namun demikian, jika bantuan yang diperlukan masih berada dalam koridor layanan dasar, pihaknya siap siaga untuk membantu pengungsi berkebutuhan khusus. Saat ini, ia menyebut, terdapat sejumlah pengungsi berkebutuhan khusus, namun masih dalam batas wajar dan bisa ditangani oleh tim.
"Paling tidak, kami berusaha untuk membuat mereka memahami apa yang terjadi, apapun yang dirasakan, itu kami ajak mereka dengan sesi curhat, atau menggambar. Metode itu kami bikin agar mereka bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Sehingga, layanan dukungan psikososial ini tidak membuat emosi lebih meningkat lagi yang bisa menyebabkan trauma dan gangguan jiwa," tutur Maya Meilan Falah.