Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan curah hujan mulai merata pada wilayah 10 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada pertengahan November 2024.

"Saat ini wilayah NTB memasuki musim peralihan musim kemarau menuju musim hujan," kata Prakirawan BMKG NTB Ni Made Adi melalui keterangan tertulisnya di Mataram, Senin.

Adapun 10 kabupaten/kota di NTB yaitu Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Kota Bima, dan Kabupaten Dompu.

Baca juga: Sebagian wilayah di Indonesia diprakirakan hujan ringan, NTB berawan

Pada dasarian II November 2024 (11 – 20 November 2024) terdapat peluang curah hujan 100 milimeter/dasarian di sebagian Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat bagian utara, Kabupaten Lombok Tengah bagian utara.

Kemudian sebagian kecil Kabupaten Lombok Timur bagian barat dan sebagian kecil Kabupaten Sumbawa Barat bagian tengah dengan probabilitas 50 persen- 80 persen.

"Terdapat juga potensi curah hujan dengan probabilitas 50 – 100 milimeter/dasarian yang terjadi di hampir seluruh wilayah NTB dengan probabilitas 50 persen hingga 90 persen," katanya.

Baca juga: BPBD NTB ingatkan masyarakat waspadai bencana hidrometeorologi

Berdasarkan monitoring, analisis, dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi curah hujan tinggi (iklim) dengan level waspada yaitu di Kabupaten Lombok Barat (Kecamatan Lingsar, dan Narmada) dan Kabupaten Lombok Tengah (Kecamatan Batukliang, Batukliang Utara, Jonggat, Praya dan Pringgarata).

Sedangkan hasil monitoring Indeks Dipole Mode (IOD) pada Oktober dasarian III 2024 menunjukkan angka -0.77 (IOD Negatif) yang sudah berlangsung selama dua dasarian.

"Indeks ENSO menunjukkan angka -0.67 (La-Nina lemah) yang sudah berlangsung selama dua dasarian," katanya.

Baca juga: Sejumlah wilayah di NTB diprakirakan mulai terjadi hujan sedang

Kondisi IOD Negatif dan La-Nina lemah berasosiasi dengan meningkatnya potensi hujan di wilayah Indonesia. IOD Negatif diprediksi akan kembali menuju IOD Netral pada November 2024 dan kondisi netral ini diprediksi berlanjut hingga awal tahun 2025.

Sementara itu kondisi La-Nina Lemah ini diprediksi terus berlanjut hingga periode Februari–April 2025. Aliran massa udara pada akhir Oktober 2024 masih didominasi oleh angin timuran.

"Saat ini MJO terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia," katanya.

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024