Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk tambahan landfiil baru atau kapasitas pengelolaan sampah baru di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Senin, mengatakan, anggaran pembelian landfill baru tersebut sudah dialokasikan melalui APBD murni 2025.
"Anggaran Rp1 miliar yang kami siapkan itu sebagai uang muka atau DP. Jadi ketika ada tambahan kebutuhan lagi, kami harus siap," katanya.
Baca juga: Mataram siapkan Rp1 miliar untuk perluasan lahan di TPA
Menurutnya, alokasi anggaran tersebut sebagai bentuk komitmen dan dukungan Pemerintah Kota Mataram terhadap perluasan areal TPA Kebon Kongok agar tetap beroperasi.
Jika tidak, TPA Kebon Kongok direncanakan akan ditutup pada bulan Desember 2024, karena kapasitas landfill tidak mampu lagi menampung sampah dari Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram.
"Apalagi pada 28 Oktober 2024, TPA Kebon Kongok sempat terbakar akibat kandungan gas metan dalam tumpukan sampah. Saat itu, pembuangan sampah ke TPA ditutup sementara selam dua hari hingga api benar-benar padam," katanya.
Baca juga: DLH tampung sampah di TPS Sandubaya Mataram dampak kebakaran TPA
Terkait dengan itu, lanjut Denny, Pemerintah Kota Mataram mengaku tidak masalah ketika dimintakan kontribusi untuk perluasan lahan TPA menjadi landfill baru.
Data Dinas LH Kota Mataram menyebutkan mencatat volume sampah yang dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok mencapai 200-220 ton perhari.
Volume sampah tersebut sudah mulai berkurang, setelah beroperasinya tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) modern Sandubaya yang saat ini baru dioptimalkan untuk dua kecamatan yakni Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara.
"Volume di dua kecamatan itu, mencapai sekitar 40-46 ton per hari," katanya.
Baca juga: DLH tekan volume sampah ke TPA Mataram hingga 60 ton per hari
Produksi sampah di dari dua kecamatan itu, katanya, sudah berhasil diolah secara maksimal baik sampah organik maupun anorganik. Sampah organik diolah menjadi pakan maggot dan pupuk organik, sedangkan sampah plastik diolah menjadi batako.
Karena itu, dari awalnya volume sampah yang dibuang ke TPA mencapai 200-220 ton per hari, kini sudah mulai berkurang 40 ton hingga 60 ton per hari.
"Volume sampah yang kami buang ke TPA sekarang sudah mencapai sekitar 184 ton per hari, tapi itu termasuk sampah basah," katanya.
Baca juga: DLH Mataram siapkan opsi tangani sampah antisipasi penutupan TPA
Baca juga: 650 ton sampah di TPST Mataram ditargetkan tuntas terangkut ke TPA
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Senin, mengatakan, anggaran pembelian landfill baru tersebut sudah dialokasikan melalui APBD murni 2025.
"Anggaran Rp1 miliar yang kami siapkan itu sebagai uang muka atau DP. Jadi ketika ada tambahan kebutuhan lagi, kami harus siap," katanya.
Baca juga: Mataram siapkan Rp1 miliar untuk perluasan lahan di TPA
Menurutnya, alokasi anggaran tersebut sebagai bentuk komitmen dan dukungan Pemerintah Kota Mataram terhadap perluasan areal TPA Kebon Kongok agar tetap beroperasi.
Jika tidak, TPA Kebon Kongok direncanakan akan ditutup pada bulan Desember 2024, karena kapasitas landfill tidak mampu lagi menampung sampah dari Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram.
"Apalagi pada 28 Oktober 2024, TPA Kebon Kongok sempat terbakar akibat kandungan gas metan dalam tumpukan sampah. Saat itu, pembuangan sampah ke TPA ditutup sementara selam dua hari hingga api benar-benar padam," katanya.
Baca juga: DLH tampung sampah di TPS Sandubaya Mataram dampak kebakaran TPA
Terkait dengan itu, lanjut Denny, Pemerintah Kota Mataram mengaku tidak masalah ketika dimintakan kontribusi untuk perluasan lahan TPA menjadi landfill baru.
Data Dinas LH Kota Mataram menyebutkan mencatat volume sampah yang dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok mencapai 200-220 ton perhari.
Volume sampah tersebut sudah mulai berkurang, setelah beroperasinya tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) modern Sandubaya yang saat ini baru dioptimalkan untuk dua kecamatan yakni Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara.
"Volume di dua kecamatan itu, mencapai sekitar 40-46 ton per hari," katanya.
Baca juga: DLH tekan volume sampah ke TPA Mataram hingga 60 ton per hari
Produksi sampah di dari dua kecamatan itu, katanya, sudah berhasil diolah secara maksimal baik sampah organik maupun anorganik. Sampah organik diolah menjadi pakan maggot dan pupuk organik, sedangkan sampah plastik diolah menjadi batako.
Karena itu, dari awalnya volume sampah yang dibuang ke TPA mencapai 200-220 ton per hari, kini sudah mulai berkurang 40 ton hingga 60 ton per hari.
"Volume sampah yang kami buang ke TPA sekarang sudah mencapai sekitar 184 ton per hari, tapi itu termasuk sampah basah," katanya.
Baca juga: DLH Mataram siapkan opsi tangani sampah antisipasi penutupan TPA
Baca juga: 650 ton sampah di TPST Mataram ditargetkan tuntas terangkut ke TPA