Mataram, 6/12 (ANTARA News) - Anggota DPRD Nusa Tenggara Barat TGH Hazmi Hamzar mengkritik kebijakan Gubernur H Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Hj Sitti Rohmi Djalilah yang mengirimkan mahasiswa belajar ke Polandia daripada negara lain.

"Pada dasarnya kami setuju ada program beasiswa bagi mahasiswa NTB untuk belajar ke luar negeri. Tapi kenapa yang dipilih itu harus Polandia," ungkapnya di Mataram, Kamis.

Menurutnya, pemilihan Polandia sebagai negara tujuan belajar para mahasiswa asal NTB tidak tepat, sebab, ia khawatir para mahasiswa yang dikirim ke negara itu mendapatkan pemahaman ideologi yang tidak baik, seperti komunis. Mengingat, Polandia sendiri pernah tergabung dalam Uni Soviet.

"Perlu diingat, mengirimkan mahasiswa ke negara yang tidak memiliki ideologi agama, bisa mempengaruhi mahasiswa asal NTB sekembalinya mereka dari luar negeri," katanya.

"Prinsipnya kami mendukung program pemerintah daerah. Tapi jangan lupa bahwa pendidikan agama jangan ditinggalkan, karena ini menyangkut ideologi negara," kata Hazmi Hamzar.

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia, meminta agar gubernur dan wakilnya mempertimbangkan kembali keinginan mengirim mahasiswa ke Polandia tersebut.

"Kirimlah mahasiswa itu ke negara yang melaksanakan kegiatan ibadahnya. Masih banyak negara lain di Eropa seperti Perancis, Italia yang kegiatan keagamaannya tidak dilarang," ucapnya.

Meski demikian, Hazmi Hamzar menilai Gubernur NTB seharusnya sudah memahami hal itu, terutama terkait negara mana saja yang patut dijadikan sebagai tempat menuntut ilmu, karena pernah lama tinggal dan bersekolah di luar negeri.

"Saya yakin gubernur tahu negara mana saja yang bagus untuk dijadikan tempat belajar yang agama disana diakui.

"Gubernur harusnya sadar dibalik kemudahan bersekolah ke luar negeri bisa jadi ada misi terselubung di dalamnya," tegas Hazmi Hamzar.

"Apalagi kemudahan yang diberikan oleh pihak ketiga, mestinya bisa menjadi masuknya pihak luar karena ada maksud lain," katanya.

Pemprov NTB berencana mengirim 1.000 mahasiswa setiap tahun ke luar negeri, salah satunya Polandia. Program beasiswa 1.000 orang mahasiswa baik putra dan putri itu, untuk melanjutkan kuliah S2 di luar negeri.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan pengiriman 1.000 mahasiswa NTB untuk kuliah ke luar negeri itu dilakukan secara bertahap.

"Mereka betul-betul akan bertarung seperti Marcopolo, jadi bukan bersenang-senang. Mereka akan jadi pembuka jalan, namanya pembuka pasti akan banyak perjuangan, tapi semua akan pupus saat salju pertama turun," ujarnya.

Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul, menegaskan program beasiswa hanya ditujukan pada S2 karena dinilai sudah memiliki pengalaman dan melanjutkan mencari beasiswa S3. Karena itu,

Zulkieflimansyah mengatakan, program beasiswa bagi mahasiswa untuk kuliah keluar negeri bukan persoalan yang sulit jika ada kemauan. Terbukti dari animo masyarakat NTB cukup tinggi saat program beasiswa dibuka.

Menurut politisi PKS ini, Pemprov NTB akan rutin mengirimkan 1.000 mahasiswa kuliah keluar negeri yang terbagi pada dua tahap pada setiap tahunnya. Meski demikian, diakuinya banyak yang mencibir programnya bersama Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah tersebut, namun ia tetap optimistis program tersebut akan dapat terealisasi.

Karena kuliah di luar negeri akan memberikan pengalaman yang bagus untuk anak-anak NTB dalam memandang dunia dan meningkatkan wawasan. Sebab, dengan adanya pengalaman tersebut, ia meyakini akan mampu mengikis sekat-sekat primordial yang masih mengental di NTB.?

"Kalau keluar negeri, primordial akan kurang tapi rasa kecintaan dan kebangsaan akan lebih kuat," katanya.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2025