Mataram, (Antaranews NTB)- Aktivitas sekolah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, sudah kembali normal, pascagempa bumi berkekuatan 5,7 Skala Richter yang melanda Pulau Lombok pada Kamis (6/12),
"Alhamdulillah, aktivitas sekolah hari ini sudah kembali normal dan semua sekolah bisa melajutkan ujian semester sesuai jadwal yang ada," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Hj Suhartini di Mataram, Jumat.
Akibat gempa bumi yang melanda Pulau Lombok, Kamis pagi semua siswa yang ada di Kota Mataram dan sekitarnya dipulangkan lebih awal meskipun siswa sedang melaksanakan ujian semester. Kebijakan itu ambil untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dan antisipasi gempa susulan.
Akan tetapi, lanjut Suhartini, hari ini para siswa khususnya yang berada di bawah Dinas Pendidikan Kota Mataram yakni tingkat SD dan SMP/sederajat sudah kembali normal.
"Memang ada beberapa anak yang masih trauma sehingga kemarin diberikan kebijakan pulang lebih awal, tetapi rata-rata hari ini mereka sudah masuk sekolah," katanya.
Dengan demikian, semua sekolah di Kota Mataram tetap masuk seperti biasa karena tidak ada kebijakan untuk diliburkan seperti saat terjadi gempa bumi di bulan Agustus lalu.
"Para siswa tetap belajar di dalam ruangan, tetapi harus tetap waspada," katanya.
Menyinggung tentang informasi gedung sekolah yang rusak akibat gempa bumi Kamis kemarin, Suhartini mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan dari sekolah.
"Alhamdulillah, sampai saat ini belum ada laporan dampak gempa terhadap gedung sekolah di Mataram. Kita berharap tidak ada gedung yang rusak," katanya menambahkan.
Dari hasil pantuan di sejumlah sekolah di Kota Mataram, terbukti aktivitas sekolah sudah kembali normal dan siswa tetap belajar di dalam ruangan seperti biasa.
Anisa salah satu siswa SMPN 1 Mataram mengakui, sebenarnya masih merasa takut untuk sekolah, apalagi saat gempa terjadi kemarin ia berada di dalam ruang kelas dan sambil teriak kepanikan berdesakan keluar ruang kelas menuju lapangan.
"Tapi hari ini saya mau ujian semester jadi harus tetap masuk, semoga tidak ada gempa lagi," katanya berharap.
"Alhamdulillah, aktivitas sekolah hari ini sudah kembali normal dan semua sekolah bisa melajutkan ujian semester sesuai jadwal yang ada," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Hj Suhartini di Mataram, Jumat.
Akibat gempa bumi yang melanda Pulau Lombok, Kamis pagi semua siswa yang ada di Kota Mataram dan sekitarnya dipulangkan lebih awal meskipun siswa sedang melaksanakan ujian semester. Kebijakan itu ambil untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dan antisipasi gempa susulan.
Akan tetapi, lanjut Suhartini, hari ini para siswa khususnya yang berada di bawah Dinas Pendidikan Kota Mataram yakni tingkat SD dan SMP/sederajat sudah kembali normal.
"Memang ada beberapa anak yang masih trauma sehingga kemarin diberikan kebijakan pulang lebih awal, tetapi rata-rata hari ini mereka sudah masuk sekolah," katanya.
Dengan demikian, semua sekolah di Kota Mataram tetap masuk seperti biasa karena tidak ada kebijakan untuk diliburkan seperti saat terjadi gempa bumi di bulan Agustus lalu.
"Para siswa tetap belajar di dalam ruangan, tetapi harus tetap waspada," katanya.
Menyinggung tentang informasi gedung sekolah yang rusak akibat gempa bumi Kamis kemarin, Suhartini mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan dari sekolah.
"Alhamdulillah, sampai saat ini belum ada laporan dampak gempa terhadap gedung sekolah di Mataram. Kita berharap tidak ada gedung yang rusak," katanya menambahkan.
Dari hasil pantuan di sejumlah sekolah di Kota Mataram, terbukti aktivitas sekolah sudah kembali normal dan siswa tetap belajar di dalam ruangan seperti biasa.
Anisa salah satu siswa SMPN 1 Mataram mengakui, sebenarnya masih merasa takut untuk sekolah, apalagi saat gempa terjadi kemarin ia berada di dalam ruang kelas dan sambil teriak kepanikan berdesakan keluar ruang kelas menuju lapangan.
"Tapi hari ini saya mau ujian semester jadi harus tetap masuk, semoga tidak ada gempa lagi," katanya berharap.