Mataram (ANTARA) - Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) Ahmad Nuralam mengatakan, koleksi Museum NTB yang ditampilkan pada pameran nasional bertajuk Cross Musea di Museum 10 November Kota Surabaya Jawa Timur 21-24 November 2024 berhasil menarik perhatian masyarakat luas.

"Partisipasi Museum NTB dalam Pameran Cross Musea merupakan ajang mempromosikan kekayaan budaya dan pariwisata Nusa Tenggara Barat kepada masyarakat luas," kata Ahmad Nuralam di Mataram, Minggu.

Nuralam menjelaskan, salah satu strategi untuk memperkenalkan warisan budaya dan destinasi wisata budaya kepada masyarakat masyarakat adalah melalui pameran. Menurutnya, pameran merupakan media yang efektif untuk menyampaikan informasi koleksi benda-benda berbudaya dan sejarah kepada masyarakat luas.

Ajang pameran Cross Musea yang berlangsung selama empat hari itu mempromosikan keunikan budaya dan keindahan alam di Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: Museum Negeri NTB pamerkan koleksi naskah kuno dan kain di Surabaya

"Sejak pembukaan pameran sampai penutupan, pengunjung yang datang ke anjungan Museum NTB berjumlah 4.265 orang," kata Nuralam.

Museum NTB membawa koleksi kain dan naskah kuno ke pameran Cross Musea itu. Kedua jenis koleksi tersebut menceritakan persilangan budaya yang ada di Nusa Tenggara Barat sekaligus perpaduan dari budaya Jawa, Bali, dan Bugis.

Kurator Pameran Museum NTB Bunyamin mengatakan, kedua jenis koleksi tersebut menarik perhatian pengunjung pameran. Namun, koleksi yang paling menarik pengunjung berupa koleksi naskah.

Menurutnya, hal itu dikarenakan rasa ingin tahu pengunjung yang tinggi sehubungan dengan aksara dalam naskah kuno tersebut yang sama dengan aksara Jawa (ha, na, ca, ra, ka).

"Kami memang sudah memprediksi hal tersebut, sehingga kami membawa naskah Babad Lombok sebagai sumber sejarah yang berisi tentang sejarah hubungan Lombok dengan Jawa, salah satunya tentang masuknya agama Islam ke Lombok, termasuk juga ke Sumbawa yang berasal dari Jawa," kata Bunyamin.

Pameran Cross Musea 2024 yang dilaksanakan di lapangan Tugu Pahlawan Museum 10 Nopember Surabaya itu dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional ke-79.

Baca juga: Museum BPK dinilai berperan penting dalam edukasi

Salah seorang pengunjung yang merupakan guru SDN 3 Margorojo bernama Aniy mengaku baru memahami tentang perpaduan budaya Jawa dan Bali, serta pengaruh Bugis di Nusa Tenggara Barat.

Nusa Tenggara Barat terdapat tiga suku besar yang mempunyai tradisi dan kebudayaan yang beragam, yaitu suku Sasak dipengaruhi oleh Jawa dan Bali, kemudian suku Samawa dan Mbojo yang merupakan pengaruh dari Bugis.

"Ternyata saya baru tahu juga di Nusa Tenggara Barat itu ada tiga etnis suku, yaitu Sasak, Samawa, dan Mbojo," kata Aniy.
 

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024