Mataram (Antaranews NTB) - Sejumlah peminat beasiswa sekolah luar negeri kesulitan mengakses informasi aktual terkait program yang dicanangkan oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr Zulkieflimansyah tersebut.
Para pemburu beasiswa sekolah luar negeri sudah mencoba menggali informasi pendaftaran yang disebarluaskan pemerintah melalui media sosial, namun laman resminya sulit diakses.
"Laman web tidak bisa kita buka, kontak personal yang diberikan juga tidak bisa dihubungi," kata Vira Nur Rahman, salah seorang peminat beasiswa sekolah luar negeri asal Kota Mataram, kepada Antara di Mataram, Selasa.
Usaha yang dia lakukan tidak sampai di dunia maya saja, perempuan lulusan S1 Teknik Universitas Muhammadiyah Malang ini juga pernah mendapat saran dari komentar di media sosialnya dengan kembali mencari informasi beasiswa ke sejumlah instansi yang diarahkan.
Namun, dia mengaku hasilnya nihil, Vira tidak kunjung mendapatkan informasi yang jelas terkait program pendidikan tersebut.
"Sudah tanya ke dinasnya, mereka bilang belum ada," ujarnya.
Dengan berbagai usaha yang telah dilakukannya itu, Vira mengaku sudah "patah arang". Jalur yang diglamorkan oleh Gubernur NTB dalam media sosial maupun pemberitaan, tidak lagi menjadi minatnya.
Meski demikian, Vira yang saat ini sedang kursus bahasa Inggris di salah satu lembaga pendidikan formal, tidak akan berhenti untuk mengejar mimpi beasiswa luar negerinya.
"Biar jalur mandiri saja, tidak ada harapan lewat program pemerintah. Informasinya tidak jelas," ujarnya.
Syarat beasiswa
Begitu juga soal program kursus "Test Of English as a Foreign Language" (TOEFL) dan "The International English Language Testing System" (IELTS), yang sebelumnya telah dijanjikan Gubernur NTB.
"Kata Gubernur akan menyiapkan kursusnya, tetapi itu di mana, kok sampai sekarang belum ada informasinya," kata Farah Bunga Nurani, perempuan yang juga menargetkan untuk mendapatkan kursi beasiswa yang dicanangkan pemerintah tersebut.
Pertanyaan Bunga memang masih berkaitan dengan deretan janji Gubernur NTB dalam menyukseskan program 1.000 beasiswa sekolah luar negeri periode kepemimpinan satu tahun pertama.
Dalam janjinya, Doktor Zul sapaan akrab Gubernur NTB, telah lama merencanakan akan membentuk lembaga kursus TOEFL dan IELTS di 10 kabupaten/kota.
Rencana itu tentunya tidak lepas dari pengalaman Doktor Zul dalam menggeluti dunia pendidikan di luar negeri yang diketahui bahwa setiap negara memiliki standar nilai cukup tinggi untuk TOEFL dan IELTS.
Karena itu Doktor Zul ingin mencontoh negara China dan Rusia yang sudah lebih dulu menerapkan kursus TOEFL dan IELTS kepada calon penerima beasiswa sekolah luar negeri.
Terkait dengan rencana tersebut, Bunga mengharapkan agar lembaga kursus TOEFL dan IELTS, segera direalisasikan pemerintah.
"Ini yang kita kejar, program `preparation TOEFL dan IELTS`. Karena tes TOEFL dan IELTS ini memang seperti surat izin mengemudi (SIM) kita untuk dapat beasiswa," ujarnya.
Harapan dari perempuan lulusan S1 Hukum Unram ini merupakan satu diantara kaum muda NTB yang sudah lama mengincar beasiswa sekolah luar negeri.
Dia yakin, apa yang diungkapkannya ini tidak jauh berbeda dengan yang diharapkan oleh para peminat beasiswa luar negeri lainnya, yakni mendapat nilai TOEFL dan IELTS sesuai standar yang dibutuhkan negara tujuan. (*)
Para pemburu beasiswa sekolah luar negeri sudah mencoba menggali informasi pendaftaran yang disebarluaskan pemerintah melalui media sosial, namun laman resminya sulit diakses.
"Laman web tidak bisa kita buka, kontak personal yang diberikan juga tidak bisa dihubungi," kata Vira Nur Rahman, salah seorang peminat beasiswa sekolah luar negeri asal Kota Mataram, kepada Antara di Mataram, Selasa.
Usaha yang dia lakukan tidak sampai di dunia maya saja, perempuan lulusan S1 Teknik Universitas Muhammadiyah Malang ini juga pernah mendapat saran dari komentar di media sosialnya dengan kembali mencari informasi beasiswa ke sejumlah instansi yang diarahkan.
Namun, dia mengaku hasilnya nihil, Vira tidak kunjung mendapatkan informasi yang jelas terkait program pendidikan tersebut.
"Sudah tanya ke dinasnya, mereka bilang belum ada," ujarnya.
Dengan berbagai usaha yang telah dilakukannya itu, Vira mengaku sudah "patah arang". Jalur yang diglamorkan oleh Gubernur NTB dalam media sosial maupun pemberitaan, tidak lagi menjadi minatnya.
Meski demikian, Vira yang saat ini sedang kursus bahasa Inggris di salah satu lembaga pendidikan formal, tidak akan berhenti untuk mengejar mimpi beasiswa luar negerinya.
"Biar jalur mandiri saja, tidak ada harapan lewat program pemerintah. Informasinya tidak jelas," ujarnya.
Syarat beasiswa
Begitu juga soal program kursus "Test Of English as a Foreign Language" (TOEFL) dan "The International English Language Testing System" (IELTS), yang sebelumnya telah dijanjikan Gubernur NTB.
"Kata Gubernur akan menyiapkan kursusnya, tetapi itu di mana, kok sampai sekarang belum ada informasinya," kata Farah Bunga Nurani, perempuan yang juga menargetkan untuk mendapatkan kursi beasiswa yang dicanangkan pemerintah tersebut.
Pertanyaan Bunga memang masih berkaitan dengan deretan janji Gubernur NTB dalam menyukseskan program 1.000 beasiswa sekolah luar negeri periode kepemimpinan satu tahun pertama.
Dalam janjinya, Doktor Zul sapaan akrab Gubernur NTB, telah lama merencanakan akan membentuk lembaga kursus TOEFL dan IELTS di 10 kabupaten/kota.
Rencana itu tentunya tidak lepas dari pengalaman Doktor Zul dalam menggeluti dunia pendidikan di luar negeri yang diketahui bahwa setiap negara memiliki standar nilai cukup tinggi untuk TOEFL dan IELTS.
Karena itu Doktor Zul ingin mencontoh negara China dan Rusia yang sudah lebih dulu menerapkan kursus TOEFL dan IELTS kepada calon penerima beasiswa sekolah luar negeri.
Terkait dengan rencana tersebut, Bunga mengharapkan agar lembaga kursus TOEFL dan IELTS, segera direalisasikan pemerintah.
"Ini yang kita kejar, program `preparation TOEFL dan IELTS`. Karena tes TOEFL dan IELTS ini memang seperti surat izin mengemudi (SIM) kita untuk dapat beasiswa," ujarnya.
Harapan dari perempuan lulusan S1 Hukum Unram ini merupakan satu diantara kaum muda NTB yang sudah lama mengincar beasiswa sekolah luar negeri.
Dia yakin, apa yang diungkapkannya ini tidak jauh berbeda dengan yang diharapkan oleh para peminat beasiswa luar negeri lainnya, yakni mendapat nilai TOEFL dan IELTS sesuai standar yang dibutuhkan negara tujuan. (*)