Mataram (Antaranews NTB) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera merelokasi puluhan pedagang kaki lima di kawasan bisnis Cakranegara agar tidak lagi mengganggu arus lalu lintas.
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Jumat, mengatakan puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang berada di seputar persimpangan Cakranegara akan direlokasi ke kawasan Taman Mayura.
"Para PKL akan kami tata di bagian Timur dan Barat taman Mayura, karena lokasi itulah yang kita anggap paling strategis dan pas untuk PKL," katanya kepada sejumlah wartawan.
Menurut dia, informasi dari Dinas Perdagangan Kota Mataram jumlah PKL yang berada di Jalan AA Gede Ngurah, Jalan Selaparang, Jalan Hasanuddin dan sebagian di Jalan Pejanggik yang akan direlokasi sekitar 20 PKL.
PKL tersebut rata-rata menjual kopiah, kaos kaki, kacamata, jam tangan serta "compact disc" (CD). Sosialisasi terhadap rencana relokasi sudah sempat disampaikan oleh aparat setempat termasuk dari Disdag.
Dimana pada prinsipnya, PKL siap ditata asalkan pemerintah kota dapat menyediakan fasilitas pendukung.
"Karena itu, sebelum PKL direlokasi kita akan menyiapkan fasilitas lapak yang memadai sekaligus dapat mendukung estetika kota di kawasan tersebut," katanya.
Dikatakan, relokasi PKL di kawasan Bisnis Cakranegara ini menjadi salah satu bagian dari kegiatan penataan kawasan tersebut yang telah dilaksanakan tahap pertama oleh Saker Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) NTB.
"Setelah PKL direlokasi, maka persimpangan Cakranegara bisa lebih steril dan toko-toko di belakang PKL terlihat dengan jelas," ujarnya.
Sementara Ketua Tim Penataan Kawasan Bisnis Cakranegara? Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang menambahkan, menurut rencana kawasan bisnis Cakranegara akan mendapatkan penataan lanjutan dengan penerapan yang mempertahankan konsep keaslian dan kekhasan sebagai cagar budaya.
Karena itu, pemerintah kota telah membentuk tim dan membaginya dalam beberapa kelompok kerja (pokja) sesuai dengan bidang teknisnya diminta untuk mempersiapkan dan menyusun program kerja untuk masing-masing pokja, agar penataan berikutnya dapat dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.
"Bila telah selesai akan menjadi contoh untuk direplikasi ke wilayah lain yang ada di Kota Mataram," katanya.
Martawang mengatakan tim memiliki waktu sampai satu minggu ke depan untuk menetapkan program kerja masing-masing untuk kembali melakukan pertemuan dalam rangka sinkronisasi antarpokja.
Pasalnya, sampai dengan Maret tahun 2019, proyek penataan kawasan bisnis Cakranegara oleh Satker PBL tahap pertama masih berada dalam masa pemeliharaan oleh Satker sebelum diserahkan ke Pemerintah Kota Mataram.
"Kabarnya tahun depan ada Rp27 miliar dari Satker yang akan bisa diluncurkan bila kita dianggap sukses dalam program penataan sebelumnya," sebutnya.
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Jumat, mengatakan puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang berada di seputar persimpangan Cakranegara akan direlokasi ke kawasan Taman Mayura.
"Para PKL akan kami tata di bagian Timur dan Barat taman Mayura, karena lokasi itulah yang kita anggap paling strategis dan pas untuk PKL," katanya kepada sejumlah wartawan.
Menurut dia, informasi dari Dinas Perdagangan Kota Mataram jumlah PKL yang berada di Jalan AA Gede Ngurah, Jalan Selaparang, Jalan Hasanuddin dan sebagian di Jalan Pejanggik yang akan direlokasi sekitar 20 PKL.
PKL tersebut rata-rata menjual kopiah, kaos kaki, kacamata, jam tangan serta "compact disc" (CD). Sosialisasi terhadap rencana relokasi sudah sempat disampaikan oleh aparat setempat termasuk dari Disdag.
Dimana pada prinsipnya, PKL siap ditata asalkan pemerintah kota dapat menyediakan fasilitas pendukung.
"Karena itu, sebelum PKL direlokasi kita akan menyiapkan fasilitas lapak yang memadai sekaligus dapat mendukung estetika kota di kawasan tersebut," katanya.
Dikatakan, relokasi PKL di kawasan Bisnis Cakranegara ini menjadi salah satu bagian dari kegiatan penataan kawasan tersebut yang telah dilaksanakan tahap pertama oleh Saker Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) NTB.
"Setelah PKL direlokasi, maka persimpangan Cakranegara bisa lebih steril dan toko-toko di belakang PKL terlihat dengan jelas," ujarnya.
Sementara Ketua Tim Penataan Kawasan Bisnis Cakranegara? Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang menambahkan, menurut rencana kawasan bisnis Cakranegara akan mendapatkan penataan lanjutan dengan penerapan yang mempertahankan konsep keaslian dan kekhasan sebagai cagar budaya.
Karena itu, pemerintah kota telah membentuk tim dan membaginya dalam beberapa kelompok kerja (pokja) sesuai dengan bidang teknisnya diminta untuk mempersiapkan dan menyusun program kerja untuk masing-masing pokja, agar penataan berikutnya dapat dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.
"Bila telah selesai akan menjadi contoh untuk direplikasi ke wilayah lain yang ada di Kota Mataram," katanya.
Martawang mengatakan tim memiliki waktu sampai satu minggu ke depan untuk menetapkan program kerja masing-masing untuk kembali melakukan pertemuan dalam rangka sinkronisasi antarpokja.
Pasalnya, sampai dengan Maret tahun 2019, proyek penataan kawasan bisnis Cakranegara oleh Satker PBL tahap pertama masih berada dalam masa pemeliharaan oleh Satker sebelum diserahkan ke Pemerintah Kota Mataram.
"Kabarnya tahun depan ada Rp27 miliar dari Satker yang akan bisa diluncurkan bila kita dianggap sukses dalam program penataan sebelumnya," sebutnya.