Mataram (ANTARA) - Warga Kelurahan Cakranegara Utara Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, patut berbangga diri. Pasalnya, lingkungan mereka jadi kelurahan bersih dari narkoba atau "bersinar".
Meski dikepung lingkungan yang ditetapkan sebagai zona merah narkoba, Cakranegara tetap "bersinar" sehingga tidak salah kelurahan tersebut diganjar penghargaan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) RI sebagai kelurahan tanggap pencegahan narkoba pada September lalu.
"Kami sudah mendapatkan penghargaan dari Kepala BNN RI karena aktif melaksanakan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN)," kata Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Cakranegara Utara Kota Mataram Lalu Heru Nuryadin.
Penghargaan itu diterima pada 15 September 2022 saat Apel Besar di Mapolda NTB. Di NTB, hanya ada dua kelurahan/desa yang berhasil mendapatkan penghargaan tersebut.
Selain Kelurahan Cakranegara Utara, Desa Bengkel, Kabupaten Lombok Barat, juga dapat penghargaan serupa.
Kelurahan Cakranegara Utara berhasil meraih penghargaan itu karena aparat kelurahan bersama masyarakat aktif melakukan program P4GN.
Pemuda-pemuda yang belum terkena dan dipengaruhi narkoba oleh lingkungan sekitar, dilindungi dengan berbagai program sosialisasi dan edukasi serta aktif melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.
Kader posyandu, relawan, dan kelompok dari intervensi berbasis masyarakat (IBM) aktif melakukan upaya-upaya pencegahan peredaran narkoba.
Sementara, apabila ada masyarakat yang sudah terkena pengaruh narkoba, akan dilakukan pendekatan dan pembinaan agar mereka mau direhabilitasi secara mandiri.
Peran aktif jajaran Kelurahan Cakranegara inilah yang disambut baik oleh BNN RI sehingga diberikan penghargaan.
Atas keberhasilan itu, Wali Kota Mataram Mohan Roliskana menyebutkan penghargaan tersebut diharapkan bisa menjadi cambuk untuk meningkatkan upaya pencegahan narkoba.
Harapannya, penghargaan itu bisa menjadi cambuk bagi kota ini untuk terus meningkatkan upaya pencegahan narkoba, dan program Kelurahan Bersinar bisa diduplikasi pada kelurahan-kelurahan lainnya di kota ini.
Perangi narkoba
Kepala BNN RI Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose mengajak seluruh elemen Masyarakat NTB ikut mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Seluruh elemen masyarakat diminta peduli, bangkit, dan bergerak bersama dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dengan mengupayakan segala potensi yang ada.
Selain mengharapkan dukungan masyarakat, dia juga meminta seluruh penegak hukum bersama pemerintah untuk lebih meningkatkan sinergi dalam upaya pencegahan. "Upayakan pencegahan melalui program-program berbasis masyarakat," ujarnya.
Salah satunya, dengan memperluas lagi jaringan pembentukan desa "bersinar" (bersih dari narkoba) di NTB.
Ia melihat di NTB sudah terbentuk 60 desa “bersinar”, artinya sinergi penegak hukum dengan pemerintah dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika terus berjalan. Ikhtiar itu harus ditingkatkan agar generasi bangsa selamat dari ancaman narkotika.
Ia mengungkapkan telah turut memantau langkah penindakan aparat penegak hukum di NTB dalam periode satu tahun terakhir. Banyak narkotika jenis sabu-sabu dengan bahan baku metamphetamine, menurut dia, masuk ke NTB.
Apabila volume narkoba dijumlahkan dalam periode penindakan 1 tahun terakhir di NTB, itu hampir 20 kilogram. Volume tersebut sungguh sangat besar karena ketika peredarannya bisa digagalkan, puluhan ribu warga bisa diselamatkan dari dampak buruk narkoba.
Hitungannya seperti ini. Dengan asumsi 1 gram narkoba dikonsumsi oleh tiga remaja, berarti ada 60 ribu anak bangsa di NTB yang selamat dari ancaman narkotika.
Capaian tersebut sebuah prestasi sehingga harus terus tingkatkan agar bisa melahirkan generasi penerus bangsa, generasi emas yang bebas dari narkotika.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengajak masyarakat untuk ikut serta memerangi narkoba khususnya generasi muda NTB mengingat korban dari narkoba ini mayoritas masih berusia muda dan produktif.
"Yang hadir dari semua golongan pendidikan hari ini, kita di NTB, sekali lagi menegaskan kita perang terhadap narkoba," seru Wakil Gubernur NTB saat meresmikan 10 Desa Bersinar di Kabupaten Sumbawa, tahun lalu.
Desa Bersih dari Narkoba (Bersinar) adalah salah satu program pemerintah dalam menangani masalah narkoba di wilayah NTB.
Untuk memerangi narkoba tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah ataupun BNN, tapi butuh peran serta masyarakat.
Hal yang harus difahami adalah semua pencegahan harus dimulai dari rumah, keluarga, sekolah, lingkungan dan baru setelah itu didukung oleh aturan-aturan yang ada.
Tanpa kesadaran semua pihak, mustahil bisa memerangi narkoba karena gerakan narkoba sangat dahsyat. Akibatnya juga sangat luar biasa menghancurkan generasi bangsa.
Ia mengajak semua pihak bergandengan tangan menyelamatkan generasi muda karena masa depan bangsa berada pada mereka.
"Bagi anak-anakku semua, masa depan kalian ada di pundak kalian sendiri, tergantung bagaimana kalian mengisi hari-hari kalian di masa muda ini. Jika kalian ingin menjadi sukses, berhasil, membanggakan orang tua, sayangi diri kalian. Jangan cepat percaya pada orang yang akan mencelakakan diri kalian," ucap Ummi Rohmi, sapaan akrabnya.
Karena itu, ia meminta generasi muda NTB untuk membentengi diri dengan pengetahuan agama, mematuhi nasihat orang tua, dan guru-guru sekolah agar terhindar dari bahaya narkoba.
Keberhasilan dua daerah tersebut harus menjadi pelecut bagi kelurahan dan desa-desa lain di NTB untuk segera bersih dari narkoba. Masyarakat, pemda, aparat penegak hukum, dan lembaga nonpemerintah harus bersatu untuk mewujudkan NTB "bersinar" alias bersih dari narkoba.