Lombok Tengah (ANTARA) - Wakil Bupati Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) HM Nursiah mengatakan program pompanisasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan produksi padi atau hasil pertanian di daerah setempat.

"Program pompanisasi melalui perluasan area tanam ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan nasional," kata HM Nursiah saat acara panen raya di Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat di Kabupaten Lombok Tengah, Senin.

Ia mengatakan program perluasan area tanam ini menjadi tambahan persentase jumlah produksi beras di Lombok Tengah. Kegiatan ini sekaligus sebagai percontohan bagaimana mengelola pertanian di lahan tadah hujan, sehingga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Pemanfaatan lahan tadah hujan melalui program pompanisasi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi beras di Lombok Tengah," katanya.

Baca juga: Kodim 1620 Lombok Tengah latih personel dukung program ketahanan pangan

Ia mengatakan dari kegiatan ini di targetkan hasil panen para petani itu sebanyak 9,8 atau selisih program ini hasilnya cukup besar kalau menanam dengan cara biasa dengan luas lahan seperti ini hasilnya 5 sampai 6 ton per hektare.

"Program ini untuk menjaga ketahanan pangan nasional," katanya.

Ia mengatakan program pompanisasi ini sebagai upaya untuk memanfaatkan lahan yang selama ini mengandalkan tadah hujan agar bisa ditanami padi di musim tanam pertama.

Dengan adanya program pipanisasi ini memastikan tingkat produksi padi di Daerah itu akan semakin meningkat.

“Ini menjadi percontohan karena pertama kali petani kami memanfaatkan lahan tadah hujan ini menanam padi pada musim tanam ketiga," katanya.

Baca juga: Program pompanisasi di Lombok Tengah dukung ketahanan pangan

Pihaknya menegaskan selama ini para petani juga mendapatkan pendampingan dan diberikan edukasi bagaimana agar para petani meyakini meski di daerah tadah hujan namun dengan program pompanisasi ini bisa menghasilkan padi yang cukup bagus.

“Penting kami lakukan pengembangan juga ditempat- tempat lain dengan cara yang sama,” katanya.

Sementara itu, Kadis Pertanian Lombok Tengah M Kamrin mengatakan pada panen padi untuk musim tanam ketiga ini menjadi yang pertama dilakukan untuk wilayah tadah hujan, karena sebelumnya pada musim tanam kedua saja para petani masih takut untuk menanam padi dengan melihat ketersediaan air yang sangat terbatas.

“Ini sebenarnya bantuan pompa air yang diberikan tapi syarat bantuan ini harus menanam padi," katanya.

Sehingga awalnya para petani ragu dengan program ini, tapi dengan pendekatan yang dilakukan akhirnya petani mau mencoba dan hasilnya sangat luar biasa.

"Penting dipikirkan bahkan menanam padi bisa empat kali dalam se tahun,” katanya.


Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024