Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terus menggencarkan perluasan areal tanam padi gogo agar varietas padi lahan kering itu tidak punah.

"Padi gogo tetap ada walau sekarang petani lebih suka menanam (varietas padi sawah irigasi) Inpari 32," kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Ni Nym Darmilaswati di Mataram, Kamis.

Padi gogo merupakan tanaman perkebunan yang tidak memerlukan irigasi dan banyak dibudidayakan di bawah pohon kelapa. Sistem pertanian padi gogo yang ditanam pada lahan kering, seperti kebun atau ladang sangat cocok untuk wilayah Nusa Tenggara Barat yang beriklim kering dan sering kekurangan air.

Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki bendungan paling banyak di Indonesia, sehingga padi gogo mulai jarang ditanam oleh para petani. Varietas padi irigasi diminati pasar dan laku untuk dijual.

Baca juga: Wamentan mendorong kebun sawit ditumpangsarikan

Data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB per 2 Desember 2024 menyebutkan target penanam padi gogo di Nusa Tenggara Barat sepanjang tahun ini mencapai 2.463 hektare dan sudah terealisasi sebanyak 1.897 hektare atau setara 77 persen dari target tersebut.

Realisasi penanaman padi gogo paling banyak berada di Kabupaten Lombok Utara mencapai 762,70 hektare atau sekitar 356,40 persen dari target 214 hektare. Kemudian, Kabupaten Lombok Tengah mencatatkan realisasi penanaman padi gogo seluas 558 hektare atau sekitar 178,27 persen dari target yang hanya 313 hektare.

Sedangkan, daerah yang mencatatkan realisasi penanaman rendah adalah Kabupaten Sumbawa dengan realisasi hanya 9,24 persen dari total target yang mencapai 487 hektare dan Kabupaten Lombok Timur hanya terealisasi 13,55 persen dari target sebanyak 711 hektare.

"Padi gogo tetap kami pertahankan dan masih ada petani yang menanam melalui program perluasan padi gogo dengan pompanisasi," pungkas Darmilaswati.

Baca juga: Sebanyak 1.003 pompa tersalurkan di Riau perluasan areal tanam
Baca juga: Kementan katakan langkah mendukung ketahanan pangan dalam negeri


Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025