Lombok Tengah (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat memastikan distribusi program bantuan pangan (Bapang) di Provinsi NTB berjalan lancar sebagai bagian dari upaya pemerintah mendukung ketahanan pangan masyarakat, terutama di daerah terpencil, dan terdampak bencana serta kesulitan ekonomi.
Wakil Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Musazdin Said, menegaskan bahwa Bapang merupakan bagian dari program bantuan sosial pemerintah. Program ini bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat di tengah tantangan ekonomi dan bencana alam.
“Bantuan pangan ini sangat penting untuk menjaga stabilitas pangan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang terdampak kondisi sulit. Kami memastikan penyaluran ini berjalan lancar meski ada kendala di lapangan,” ujar Musazdin, saat melakukan monitoring dan evaluasi (monev) penyaluran Bapang di Desa Kerame Jati dan Desa Teruwai, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis (5/12).
Di Desa Kerame Jati, bantuan pangan disalurkan kepada 1.079 penerima bantuan pangan (PBP), sementara di Desa Teruwai terdapat sebanyak 4.844 penerima.
Musazdin mengatakan, distribusi bantuan dilakukan secara bertahap dengan waktu penyaluran mencapai lima hingga tujuh hari untuk setiap penerima. Hal ini dipengaruhi oleh kesibukan masyarakat yang tengah memasuki musim tanam padi dan kegiatan pertanian lainnya.
"Kita lihat saat monev di dua desa ini, penyaluran berlangsung cukup baik. Meski ada keterlambatan karena warga sedang sibuk di sawah dan ladang, distribusi tetap berjalan optimal. Kami pastikan bantuan ini sampai kepada masyarakat yang membutuhkan," ujarnya.
Ia menyebutkan, selain Kabupaten Lombok Tengah, pendistribusian Bapang juga telah dimulai di sejumlah daerah lain di NTB.
Beberapa wilayah seperti Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara sudah mulai menerima bantuan sejak awal pekan ini. Kendala geografis dan aksesibilitas menjadi salah satu tantangan utama dalam proses penyaluran, terutama di wilayah yang terpencil.
"Sejumlah wilayah memang membutuhkan waktu lebih lama untuk menerima bantuan karena faktor geografis. Namun, kami berkomitmen agar seluruh alokasi selesai tepat waktu," ucap Musazdin.
Di Kota Mataram, kata dia, pendistribusian bantuan sempat tertunda akibat kendala administrasi yang berkaitan dengan Pilkada yang baru saja berlangsung. Namun, jadwal distribusi telah disusun ulang dan bantuan diharapkan selesai tersalurkan sebelum 18 Desember 2024.
Baca juga: Tiga desa di Kabupaten Sumbawa-NTB dilanda banjir
Distribusi Bapang juga telah dimulai di Pulau Sumbawa. Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat melaporkan penyaluran mulai berlangsung sejak Rabu, 4 Desember 2024, dan diperkirakan selesai dalam beberapa hari mendatang.
Sementara d i Kota Bima dan Kabupaten Dompu, distribusi bantuan dimulai hari ini. Proses di Kabupaten Bima diperkirakan rampung pada keesokan harinya.
Total alokasi bantuan untuk wilayah NTB mencapai 643.000 penerima atau setara dengan 6.430 ton beras untuk alokasi satu bulan terakhir di tahun 2024.
Pemerintah menargetkan seluruh bantuan pangan tahap ketiga ini selesai disalurkan kepada penerima manfaat paling lambat pada 18 Desember 2024. Sementara itu, penyelesaian administrasi direncanakan tuntas pada 31 Desember 2024. Program ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak sekaligus memenuhi kebutuhan pangan menjelang akhir tahun.
"Program ini adalah bentuk nyata perhatian pemerintah kepada masyarakat. Dengan bantuan pangan ini, kita berharap kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi, terutama di tengah situasi sulit," ungkap Musazdin.
Baca juga: KPU mulai rekapitulasi perolehan suara Pilkada NTB 2024
Meskipun proses penyaluran bantuan ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk kendala geografis, administrasi, dan kesibukan masyarakat, pihak Bulog terus mengupayakan kelancaran distribusi.
"Kami akan terus memonitor proses distribusi di lapangan agar tidak ada masyarakat yang terlewat. Ini adalah tanggung jawab kita untuk memastikan bantuan sampai dengan baik," kata Musazdin.
Program bantuan pangan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat NTB, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi dan menjaga stabilitas pangan menjelang akhir tahun. Pemerintah dan pihak terkait juga mengimbau masyarakat untuk proaktif dalam menerima bantuan dan melaporkan jika ada kendala di lapangan.