Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyiagakan personel Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan pemantauan kawasan 9,1 kilometer pesisir pantai guna antisipasi potensi gelombang pasang dampak cuaca ekstrem.
"Setiap malam 25 orang TRC kami siagakan pada 9,1 kilometer pantai Mataram, memantau dan melaporkan kondisi terkini di kawasan pesisir dan sekitarnya," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan jumlah TCR yang disiagakan itu juga untuk membantu petugas yang sudah ada di kawasan tersebut, sebab setiap kelurahan di kawasan pesisir sudah memiliki tim siaga bencana yang dibentuk melalui Program Destana (Desa/Kelurahan Tangguh Bencana).
Baca juga: Gangguan atmosfer picu cuaca buruk di NTB
Karena sepanjang 9,1 kilometer kawasan pantai di Kota Mataram secara keseluruhan masuk kategori rawan abrasi pantai dan gelombang pasang. Menurutnya, dari hasil pantauan terakhir kondisi kawasan pesisir saat ini masih landai, namun potensi perubahan cuaca harus tetap diwaspadai.
"Perubahan cuaca di Mataram yang sebentar hujan, reda, kembali angin kencang, reda, hujan lagi itu ternyata dampak dari Siklon 92 S, atau perputaran angin dari selatan dan terdampak ke wilayah NTB," katanya.
Di sisi lain, lanjut Irwan, akibat cuaca ekstrem yang terjadi selama bulan Desember 2024, sejumlah kelurahan di kawasan pesisir seperti di Kampung Bugis, Bintaro, dan Penghulu Agung, sudah terdampak abrasi.
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang tinggi di perairan NTB awal Desember 2024
Namun kondisinya masih dapat ditangani secara mandiri yakni dengan pembuatan tanggul darurat dari karung diisi pasir, dan belum ada warga yang dievakuasi. "Untuk pembuangan tanggul darurat, kami sudah didistribusikan sekitar 300 karung ke kawasan terdampak," katanya.
Guna mengantisipasi dampak gelombang pasang yang lebih luas, lanjut Irwan, masyarakat pesisir sudah diingatkan agar tetap waspada, sebab berdasarkan informasi dari BMKG cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang masih akan terjadi hingga 16 Desember 2024.
Potensi cuaca ekstrem tersebut bertambah panjang karena sebelumnya diprediksi sampai tanggal 10 Desember, namun hasil perkembangan dan pemantauan kondisi cuaca terjadi pergeseran hingga 16 Desember.
"Karena itu nelayan kami disarankan sementara tidak melaut, sebab prediksi ketinggian gelombang mencapai hingga dua meter lebih," katanya.
Baca juga: Waspada! Gelombang tinggi hingga 4 meter di selat Lombok dan selatan Bali
Baca juga: Pemkot Mataram tingkatkan pengawasan di sepanjang wilayah pantai
"Setiap malam 25 orang TRC kami siagakan pada 9,1 kilometer pantai Mataram, memantau dan melaporkan kondisi terkini di kawasan pesisir dan sekitarnya," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan jumlah TCR yang disiagakan itu juga untuk membantu petugas yang sudah ada di kawasan tersebut, sebab setiap kelurahan di kawasan pesisir sudah memiliki tim siaga bencana yang dibentuk melalui Program Destana (Desa/Kelurahan Tangguh Bencana).
Baca juga: Gangguan atmosfer picu cuaca buruk di NTB
Karena sepanjang 9,1 kilometer kawasan pantai di Kota Mataram secara keseluruhan masuk kategori rawan abrasi pantai dan gelombang pasang. Menurutnya, dari hasil pantauan terakhir kondisi kawasan pesisir saat ini masih landai, namun potensi perubahan cuaca harus tetap diwaspadai.
"Perubahan cuaca di Mataram yang sebentar hujan, reda, kembali angin kencang, reda, hujan lagi itu ternyata dampak dari Siklon 92 S, atau perputaran angin dari selatan dan terdampak ke wilayah NTB," katanya.
Di sisi lain, lanjut Irwan, akibat cuaca ekstrem yang terjadi selama bulan Desember 2024, sejumlah kelurahan di kawasan pesisir seperti di Kampung Bugis, Bintaro, dan Penghulu Agung, sudah terdampak abrasi.
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang tinggi di perairan NTB awal Desember 2024
Namun kondisinya masih dapat ditangani secara mandiri yakni dengan pembuatan tanggul darurat dari karung diisi pasir, dan belum ada warga yang dievakuasi. "Untuk pembuangan tanggul darurat, kami sudah didistribusikan sekitar 300 karung ke kawasan terdampak," katanya.
Guna mengantisipasi dampak gelombang pasang yang lebih luas, lanjut Irwan, masyarakat pesisir sudah diingatkan agar tetap waspada, sebab berdasarkan informasi dari BMKG cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang masih akan terjadi hingga 16 Desember 2024.
Potensi cuaca ekstrem tersebut bertambah panjang karena sebelumnya diprediksi sampai tanggal 10 Desember, namun hasil perkembangan dan pemantauan kondisi cuaca terjadi pergeseran hingga 16 Desember.
"Karena itu nelayan kami disarankan sementara tidak melaut, sebab prediksi ketinggian gelombang mencapai hingga dua meter lebih," katanya.
Baca juga: Waspada! Gelombang tinggi hingga 4 meter di selat Lombok dan selatan Bali
Baca juga: Pemkot Mataram tingkatkan pengawasan di sepanjang wilayah pantai